(sambungan)
Kita menganggap bahwa ketika kita bertengkar, itu bukan kita yang mulai melainkan orang lain. Dia jual, saya beli. Seperti itulah anggapan kita ketika bertengkar. Tetapi kalau mau jujur, tanpa kita sadari seringkali kita membiarkan emosi atau amarah itu terus membesar dalam diri kita. Artinya, kalaupun bukan kita yang mulai, kita punya andil besar akan terjadinya pertengkaran itu. Firman Tuhan pun lalu berkata: "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!" (Roma 12:18). Ayat ini mengingatkan kita bahwa, selama kita masih bisa mengusahakan sesuatu, berdamailah segera dengan orang yang kepadanya kita punya masalah, tanpa memandang siapa yang salah. Lalu dalam Ibrani kita mendapatkan seruan lainnya: "Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." (Ibrani 12:14).
Hal ini sangat penting untuk kita perhatikan. Tantangan dan godaan untuk membiarkan nafsu amarah berkecamuk di dalam diri kita akan hadir setiap hari dari banyak sisi. Apakah dari orang lain, situasi, bahkan cuaca yang tidak bersahabat bisa dengan seketika menenggelamkan damai sukacita yang ada dalam diri kita dan menggantinya dengan luapan amarah. Itu seringkali tidak bisa kita hindari. Yang bisa kita lakukan adalah senantiasa dan sedapat-dapatnya berusaha untuk selalu hidup damai. Namanya berusaha tentu butuh kerja keras dan komitmen. Itulah yang harus selalu kita ingat sebelum kita membuka "jalan air" yang pada suatu ketika tidak lagi bisa kita redam.
Dari mana datangnya pertengkaran? Yakobus mengatakan bahwa pertengkaran berasal dari hawa nafsu yang ada dalam diri kita. "Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu? Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi." (Yakobus 1:4-5a). Dari tidak bisa mengekang hawa nafsu, maka kita akan terjebak pada banyak dosa yang bisa fatal akibatnya, hingga membunuh atau menghabisi nyawa orang lain. Menyimpan kekesalan atau sakit hati berlarut-larut pun berpotensi menimbulkan pertengkaran. "Sebab, kalau susu ditekan, mentega dihasilkan, dan kalau hidung ditekan, darah keluar, dan kalau kemarahan ditekan, pertengkaran timbul." (Amsal 30:33).
Selain itu, ego, keangkuhan, sikap tidak mau kalah dan lain-lain pun bisa menimbulkan pertengkaran. Karena itulah kita diminta untuk bisa memaafkan orang dengan segera dan bersikap rendah hati, mau belajar untuk lebih memahami dan menerima orang lain apa adanya. Sadarilah bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Kita tidak bisa menuntut orang untuk selalu baik sesuai dengan keinginan kita. Pada saat-saat tertentu perselisihan memang bisa muncul, tetapi redamlah itu secepat mungkin selagi masih kecil sebelum berlarut-larut dan pada akhirnya tidak lagi bisa kita kendalikan. Alkitab juga mencatat fakta yang menarik dan memang benar: orang yang suka bertengkar biasanya juga suka pada pelanggaran atau dosa. "Siapa suka bertengkar, suka juga kepada pelanggaran, siapa memewahkan pintunya mencari kehancuran." (Amsal 17:19).
Apabila ada diantara teman-teman yang masih merasa sulit untuk melakukannya, jangan lupa bahwa anda punya Roh Kudus untuk membantu anda dalam mengatasinya. Tetapi terlebih dahulu yakinkan diri anda bahwa lebih dari segalanya, anda menginginkan perdamaian. Lembutkan dahulu hati anda agar Roh Kudus bisa berkarya secara luar biasa untuk membantu anda dalam meredakan dan mengatasinya. Lakukan segera sebelum kita mulai berbuat dosa. Ingatlah bahwa amarah manusia itu tidaklah pernah menyenangkan hati Tuhan, "Sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah." (Yakobus 1:20).
Hari ini juga, ambillah sebuah komitmen bahwa dengan kuasa Tuhan, tidak akan ada hal yang bisa merampas sukacita dari diri kita, termasuk kekesalan yang bisa mengarah kepada pertengkaran. Tolaklah emosi sejak awal, dan katakan pada diri anda bahwa anda ingin berjalan dalam sejahtera dan damai sukacita Tuhan hari ini. Selain itu baik bagi kesehatan anda dan orang-orang di sekitar anda, anda pun akan merasakan betapa hidup ini ternyata lebih indah dan menyenangkan jika dijalani tanpa emosi atau pertengkaran.
"For where envying and strife is, there is confusion and every evil work." (Yakobus 3:16 King James Version)
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Sukacita Kedua (3)
(sambungan) Saya menyadari adanya sukacita kedua saat saya baru saja dihubungi oleh sahabat saya yang sudah melayani sebagai pendeta selama...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment