Ayat bacaan: Yunus 1:3
==================
"Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN."
Semakin banyak alat elektronik, semakin banyak pula kabel yang seliweran di lantai. Di belakang televisi saja misalnya, bisa ada banyak kabel, mulai dari kabel listrik televisi itu sendiri, dvd player, tv cable dan game. Anda punya berapa handphone? Jumlah kabel pun bertambah. Belum lagi kalau anda menyiapkan kabel charger di beberapa ruangan rumah. Dapur punya kabel-kabelnya sendiri. Kulkas, microwave, rice cooker, pemanas air elektrik, itu beberapa contoh peralatan berkabel di dapur. Yang jadi masalah adalah, kabel biasanya kalau bertumpuk punya 'kebiasaan' buruk, yaitu saling berbelit satu sama lain. Semakin lama dibiarkan, semakin parah pula belitannya. Kalau tidak mau keliatan jelek, mau tidak mau kita harus merapikannya. Dan itu kerjaan yang lumayan merepotkan. Syukurlah sekarang ada banyak alat bantu yang bisa dipakai untuk memilah-milah kabel, menandai dan membuatnya rapi. Seandainya semua peralatan elektronik ini wireless tentu rumah bisa terlihat lebih rapi. Tetapi untuk sementara ini, nikmatilah kabel-kabel yang berbelit. Kalau kabel saja sudah merepotkan, coba kalau anda harus merapikan benang kusut. Wah, itu lebih ribet lagi. Bisakah kabel atau benang itu terurai rapi dengan sendirinya? Tentu tidak. Untuk mengurai kabel dan benang kusut dibutuhkan tangan-tangan yang sabar dan tenang. Kalau tidak, kabel bukan cuma tetap tapi bisa bertambah parah kusutnya.
Masalah dalam hidup kita pun seringkali seperti benang kusut. Begitu banyak dan saling berkait, sehingga bisa jadi kita bingung harus mulai dari mana untuk menyelesaikannya. Semakin lama anda biarkan, maka masalah akan semakin berbelit-belit, semakin menyulitkan untuk diselesaikan. Banyak orang yang lebih memilih lari dari masalah ketimbang menyelesaikannya. Mereka selalu berpikir, "mudah-mudahan", masalah itu akan berlalu dengan sendirinya. Padahal biasanya bukan itu yang terjadi. Kalau dibiarkan, yang ada masalah-masalah itu tidak pernah selesai dan selalu saja semakin mempersulit saja di kemudian hari. Lari dari masalah hanyalah menambah masalah. Masalah memang memusingkan, dan seringkali membuat kita menderita, apalagi kalau sudah berbelit seperti benang kusut. Tapi seperti benang kusut membutuhkan tangan-tangan untuk mengurai, hidup kita pun membutuhkan langkah-langkah yang diambil dengan tenang, tidak panik, disertai dengan tindakan untuk mulai menguraikan kemudian menyelesaikan masalah-masalah itu satu persatu.
Pada suatu kali Yunus mendapat amanat untuk pergi ke Niniwe guna menyampaikan pesan Tuhan. "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku." (Yunus 1:2). Itu jelas bukanlah perkara gampang dan menyenangkan. Yunus pun merasa seperti itu. Malas, repot, itu jelas. Tapi itu juga ia anggap sebuah masalah besar. It was a big problem to him, and then, he decided to run from it. Yunus memilih untuk kabur, seperti yang kita baca pada ayat bacaan hari ini. "Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN." (ay 3). Kita tahu apa konsekuensi yang harus ditanggung Yunus kemudian. Yunus dilempar ke luar dari kapal, dicampakkan ke laut dan ditelan oleh ikan besar. Setelah itu barulah ia sadar dan memilih taat. Salah satu hal yang bisa kita pelajari dari kisah Yunus adalah, bahwa lari dari masalah bukanlah solusi yang benar. Lari dari masalah tidak akan menyelesaikan masalah, malah akan menambah masalah lebih banyak lagi.
Semua tokoh dalam Alkitab punya masalah dan pergumulannya sendiri-sendiri. Tidak ada satupun tokoh Alkitab yang digambarkan hidup tanpa masalah. Dan memang, kekristenan tidak pernah mengajarkan sebuah jaminan untuk sepenuhnya tanpa masalah. Dari Perjanjian Lama: Abraham, Daud, Musa, Ayub dan lain-lain, hingga Perjanjian Baru seperti Petrus, Paulus dan lain-lain, semua punya pergumulan mereka sendiri. Tapi kita belajar satu hal, bahwa lewat masalah mereka-lah kemudian Tuhan menyatakan diriNya, dan ketaatan mereka membuat mereka mampu menyelesaikan masalah dan keluar sebagai pemenang. Mereka sukses melewati uji kemurnian iman. Mereka semua adalah tokoh-tokoh nyata dimana kita bisa belajar dari pengalaman hidup mereka.
Saat menghadapi masalah, hadapilah dengan tenang. Kepanikan tidak akan menambah cepat penyelesaian melainkan malah memperberat. Periksa apakah ada hal yang masih belum kita selesaikan sehingga masalah muncul dan tidak kunjung selesai. Libatkan Tuhan di dalamnya. Berbagai masalah yang mungkin bagi kita sudah tidak mungkin bisa selesai itu hanyalah merupakan lahan subur bagi Tuhan untuk membuat keajaiban. Masalah yang disikapi salah bisa membuat kita makin kesulitan. Tapi kalau disikapi benar, iman kita bisa bertumbuh. Melatih diri kita untuk mengandalkan Tuhan dan membuat kita justru semakin dekat padaNya.
Jangan lari, hadapilah dengan sabar, dan hadapi masalah itu bersama Tuhan. Dalam Amsal tertulis demikian: "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." (Amsal 3:5-6). Dia akan selalu ada bersama kita yang percaya dan selalu siap membantu. Lalu dalam Yosua kita membaca: "Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung." (Yosua 1:6). Inilah yang kita perlukan. Selalu taat pada Tuhan, mau menyerahkan hidup kita sepenuhnya pada Dia, melakukan apapun dalam hidup kita dalam nama Yesus, maka anda tidak lagi perlu lari dari masalah. Hadapi masalah itu, karena Tuhan kita jauh lebih besar dari semua masalah anda.
Jangan takut berhadapan dengan masalah karena kita punya Tuhan yang jauh lebih besar dari semua itu
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment