(sambungan)
Apa yang dirindukan Yesus sangatlah berbanding terbalik dengan tendensi kita. Dia jelas merindukan kesatuan di antara semua pengikutNya di atas permukaan bumi ini. Sudah jelas bahwa setiap gereja yang mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat merupakan bagian dari tubuh Kristus. Maka dimanapun kita berjemaat, kita pun seharusnya merupakan anggota dari tubuh Kristus. Jika Yesus saja mengasihi semua anggota tubuhNya sendiri, siapakah kita yang malah berani saling menyalahkan dan menjatuhkan?
Itu terlihat dari doa dari Yesus untuk murid-muridNya. Dalam doa itu Yesus mengatakan "Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." (Yohanes 17:20-21).
Kemarin ayat ini sudah saya sebutkan. Tapi hari ini mari kita lihat lebih dalam lagi. Ada beberapa bagian penting dari petikan doa Yesus ini yang bisa kita ambil. Pertama, kita bisa melihat bahwa Yesus tidak hanya berdoa bagi murid-muridNya, tapi juga kepada semua orang yang percaya kepadaNya. Kemudian Yesus juga mendoakan agar semua kita yang percaya kepadaNya bisa bersatu. Sama seperti Bapa di dalam Yesus, dan Yesus di dalam Bapa, demikian pula kita semua di dalam Bapa dan di dalam Yesus. Itu merupakan bentuk kesatuan yang bulat, utuh, penuh.
Selanjutnya, Yesus pun menyatakan bahwa hanya dengan kesatuan seperti inilah kita bisa membuat perbedaan nyata bagi dunia, dimana dunia pada akhirnya bisa melihat dan percaya kepada Kristus. Tidak akan ada yang percaya kepadaNya jika kita sebagai umatNya di muka bumi ini justru menunjukkan kelakuan yang buruk, yang sama saja dengan apa yang dipertontonkan orang di luar sana, atau jangan-jangan justru kita lebih buruk. Jika kita sendiri pecah dan saling benci, sementara kita mengajarkan soal kasih, siapa yang bakal mau mendengar? Bukannya menjadi berkat, kita malah menjadi batu sandungan. Bukannya memuliakan Tuhan, tapi kita malah menjelekkan namanya.
Berbicara mengenai kesatuan, kita bisa belajar dengan meneladani cara hidup gereja mula-mula. Kebersatuan mereka ternyata bukan saja kuat tapi juga sangat indah. "Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa." (Kisah Para Rasul 2:42). Dalam kebersatuan dan ketaatan pun mereka kemudian diberkati Tuhan dengan hadirnya banyak mukjizat dan tanda. (ay 43). Selanjutnya dikatakan bahwa mereka menyaksikan kemuliaan Tuhan turun atas mereka, semuanya terus bersatu, bahkan kepunyaan mereka masing-masing pun menjadi milik bersama. "Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama," (ay 44). Dan lihatlah bahwa dengan kebersatuan yang mereka tunjukkan, dunia bisa melihat dan percaya. Tuhan pun menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. (ay 47).
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment