Thursday, June 9, 2016

Persatuan, Bukan Perpecahan (3)

(sambungan)

Perhatikan bahwa tidak ada perbedaan antara jemaat mula-mula. Orang Yahudi atau tidak, kaya atau miskin, pria atau wanita, tua atau muda, mereka semua bersatu dan sama-sama bertekun untuk belajar kebenaran firman Tuhan. Mereka memberi diri dibaptis, memecahkan roti, berdoa, mendalami firman Tuhan, bersatu di dalam rumah Tuhan, dan yang paling penting, melakukan segala yang difirmankan Tuhan pula lewat perilaku mereka. Dan dunia pun bisa melihat bentuk kesatuan ini secara nyata.

Mari kembali kepada Yohanes 17:20-21 di atas. Kita bisa melihat bahwa saat Yesus berbicara mengenai satu kesatuan, Yesus bukan hanya mengacu kepada kesatuan rohani semata tapi juga mengacu kepada sebuah kesatuan yang secara nyata dapat dilihat oleh dunia. Tidak soal dimana anda dan saya berjemaat, kita semua adalah satu, sama-sama anggota tubuh Kristus. Kita semua adalah bagian dari tubuh Kristus dimana Kristus sendiri bertindak sebagai kepala."Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada." (Efesus 1:22). Ingatlah bahwa "Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu." (ay 23). Selanjutnya Paulus juga mengingatkan: "Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan." (2:20-21).

Hendaknya kita selalu ingat bahwa dimanapun kita berjemaat, kita semua adalah bagian dari tubuh Kristus, yang seharusnya saling mengisi, saling melengkapi dan sama-sama menjadi bagian tubuh Yesus yang berfungsi baik dimanapun kita berada. Alangkah indahnya jika kita bisa menyampingkan berbagai perbedaan dan mengedepankan kesamaan. selanjutnya saling dukung untuk bertumbuh bersama-sama. Kita tidak boleh membuka kesempatan dan memberi toleransi terhadap perpecahan, apapun alasannya diantara sesama tubuh Kristus sendiri. Bentuk tata cara peribadatan boleh saja berbeda, denominasi boleh saja berbeda, yang penting semuanya berdasar pada iman yang sama akan Kristus. Semuanya tetap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bait Allah yang kudus.

Di atas segala perbedaan pasti ada kesamaan. Setidaknya sama-sama beriman kepada Kristus, itu sebuah kesamaa nyang bisa dijadikan dasar untuk membangun persatuan. Kita selalu bisa mulai dari sana. Kita diajarkan untuk saling mengasihi, seperti halnya Tuhan mengasihi kita. Kita bisa belajar mengamalkannya dari yang kecil, yaitu diantara sesama jemaat Kristus. Jangan bermimpi untuk bisa menjadi terang dan garam di dunia jika kepada saudara sendiri saja kita masih saling curiga. Jika itu yang masih kita pertontonkan, bagaimana mereka bisa percaya?

Yesus menginginkan kita untuk bersatu, sedang iblis ingin kita terpecah belah dan saling benci. Yesus ingin kita menjadi contoh nyata di dunia yang menyatakan diriNya, sedang iblis ingin menggagalkan semua itu. Satu hal yang pasti, iblis dan pengikutnya akan selalu ingin memecah belah kita agar bisa menguasai. Mana yang akan kita pilih?

Kembalilah kepada hati Kristus yang menginginkan persatuan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...