Monday, June 6, 2016

Tidak Boleh Bertengkar tapi Harus Ramah (2)

(sambungan)

Tuhan tidak membeda-bedakan manusia, karena siapapun manusia itu adalah hasil ciptaanNya yang Dia kasihi, dan Dia mau semuanya selamat. "Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain!" (Roma 3:29). Perhatikan bahwa Tuhan tidak menganak-emaskan suatu bangsa tertentu, Dia memberi keselamatan bagi siapapun yang berseru kepadaNya. "Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan." (Roma 10:12-13).

Petanyaannya sekarang, bagaimana orang bisa percaya Tuhan jika mereka belum mengenal? Bagaimana orang bisa mengenal Tuhan tanpa ada yang memberitakan-Nya? (ay 14). Kata Yesus di awal tulisan ini, orang bisa mengenal dan percaya kalau kita bersatu. Sama seperti Bapa di dalam Kristus, dan Kristus di dalam Bapa. Kalau tidak begitu jangan harap orang bisa mengenal apalagi percaya. Oleh sebab itulah Kristus sendiri mengutus kita lewat Amanat Agung untuk mewartakan kabar gembira bagi semua orang. "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman." (Matius 28:19-20). Dan itu harus dilandaskan kebersatuan.

Persoalannya adalah bagaimana kita bisa memberitakan tentang kebenaran dan keselamatan dalam Kristus kalau itu kita lakukan dengan bersikap keras, menunjukkan sikap bermusuhan, apalagi jika mengandalkan emosi, pemaksaan dan kekerasan? Adakah gunanya, adakah manfaatnya, adakah kebaikan disana? Tidak ada, malah itu akan sangat merugikan. Tidak ada kekerasan yang mampu mendatangkan kebaikan, sebaliknya kelemah-lembutan, kesabaran dan keramahan yang berpusat pada kasih seperti yang diajarkan Allah sendirilah yang akan mampu menghasilkan buah-buah manis.

Kita tidak akan mampu mewartakan kabar gembira apapun jika kita memakai pola pemaksaan, kasar dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya. Jangankan berlaku kasar dan kejam seperti beberapa kelompok di luar sana, bertengkar saja kita sudah tidak boleh. Selain hal tersebut tidak akan membawa manfaat apa-apa dan hanya semakin menjauhkan orang dari kebenaran, cara-cara begitu sangatlah bertentangan dengan firman Tuhan. Kita justru diajak untuk bersabar dan tetap bersikap ramah. Dengan cara demikianlah kita bisa melepaskan mereka dan mengenalkan mereka kepada Kristus dan kebenaran sesuai prinsip Kerajaan yang diberitakanNya kepada manusia. Orang-orang yang melawan dan menolak kebenaran bukanlah musuh sesungguhnya yang harus kita perangi karena mereka pun sebenarnya merupakan korban.

Jika anda rindu pada mereka agar bisa diselamatkan, wartakanlah kabar gembira dengan ramah, sabar dan lemah lembut. Kenalkan Kristus dengan kasih, karena kebenaran tanpa kasih adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa menyentuh hati. Daripada sibuk bertengkar, mari jangkau jiwa dengan kelembutan bersama-sama. Ada begitu banyak tugas mulia sesuai panggilan kita, dimanapun kita ditempatkan hari ini, dan kita hanya akan buang waktu bahkan menghasilkan sesuatu yang negatif dengan bertengkar. Ada kesempatan bagi siapapun untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan, dan itu bisa terjadi jika kita mampu menjadi anak-anakNya yang rindu untuk mengenalkan Kristus dengan sikap-sikap yang sesuai dengan standar kasih dalam kekristenan. Mungkin kita tidak terlalu pandai mengajarkan kebenaran Firman, tetapi lewat apa yang kita pertontonkan kita pun bisa membawa orang percaya kepadaNya. Mulailah dengan hal sederhana: ramah dan tidak bertengkar. Sadarilah bahwa sikap ramah dan tidak bertengkar bisa menyentuh hati dan mendatangkan keselamatan

Most relationships fail because couples fight with pride more than they work with love

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Sukacita Kedua (3)

 (sambungan) Saya menyadari adanya sukacita kedua saat saya baru saja dihubungi oleh sahabat saya yang sudah melayani sebagai pendeta selama...