Friday, September 23, 2016

Ciptaan yang Istimewa (1)

Ayat bacaan: Yesaya 64:8
======================
"Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu."

Hari ini saya teringat pada sebuah kreasi yang pernah saya buat waktu kecil. Sewaktu masih di sekolah dasar saya pernah mengerjakan tugas membuat ruang tamu dari kotak korek api dan beberapa bahan sederhana lainnya. Dengan dibantu ayah saya, saya pun merancang kreasi menurut imajinasi saya yang terbaik pada masa itu. Ada bagian yang dicat, ada yang ditempel dengan kertas, yang penting saya bisa menumpahkan ide dan imajinasi saya sedapat-dapatnya dan berusaha membuatnya seindah mungkin. Setelah jadi, hasilnya memuaskan saya. Untuk waktu yang lama kreasi saya itu saya pajang di sebuah tempat. Suatu kali entah tersenggol siapa atau apa, ada beberapa bagian yang rusak. Betapa kecewanya saya waktu itu. Saya ingat apa yang saya lakukan: mencoba sebisanya memperbaikinya lagi. Menghabiskan waktu untuk mengembalikan ke bentuk semula. Ada bagian yang diganti, ada yang cukup di lem saja, ada yang harus ditambal, dibungkus ulang dan sebagainya. Saya masih mengingat hal ini dengan jelas karena itu adalah kreasi saya yang pertama, dan terasa sangat membanggakan.

Pengalaman masa kecil saya itu mengingatkan saya tentang bagaimana Tuhan menciptakan dan menginginkan yang terbaik buat ciptaanNya. Tuhan mencurahkan hatiNya untuk membuat yang terbaik, dan merencanakan segala sesuatu yang terbaik pula bagi manusia, His masterpiece of creation, ciptaanNya yang teristimewa. Semua ciptaanNya Dia katakan dibuat dengan sungguh amat baik, suitable, pleasant, menyenangkan dan membanggakan hatiNya, tetapi manusia mendapat perlakuan khusus dalam pembuatannya. Kita diciptakan Allah secara istimewa dengan mengambil gambar dan rupanya sendiri (Kejadian 1:26-27) dengan mengambil bahan dasar tanah dan membuatnya hidup dengan menghembuskan nafas ke dalam hidungnya (2:7). Itu adalah sebuah awal yang indah dari manusia, yang juga menggambarkan sebuah hubungan yang lekat dengan Penciptanya.

Ketika manusia jatuh dalam dosa, manusia pun rusak dan terputus hubungannya dengan Tuhan. Tuhan menganggap penting untuk melakukan langkah atau misi penyelamatan dengan mengorbankan AnakNya yang tunggal agar tidak satupun dari kita binasa melainkan beroleh kehidupan kekal. (Yohanes 3:16). Kepada kita semua Tuhan sudah merencanakan yang terbaik, "... rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11). Artinya, Tuhan ingin memberi yang terbaik bagi kita, menjamin hidup orang-orang yang hidup seturut kehendak dan rencanaNya, baik dalam kehidupan pada fase dunia menuju keselamatan yang kekal, bersamaNya kelak di Surga. Dia berkepentingan memperbaiki bagian-bagian yang rusak dari diri kita untuk dikembalikan kepada keindahan semula sesuai saat Dia membentuk kita.

Jika melihat ini semua, alangkah ironis ketika manusia merasa berhak untuk bersikap sombong, memamerkan harta kekayaan, kekuatan, status, pangkat, jabatan, koneksi dengan orang-orang berkuasa dan lain-lain. Sesombong-sombongnya manusia, pada saatnya kelak semuanya harus menghadapi Sang Pencipta, dan tidak akan ada satupun yang bisa mengelak dari pertanggungjawaban sepenuhnya atas perbuatan selama hidup. Siapapun kita, tak peduli sebesar apa kekuasaan atau kekayaan kita saat ini, kita tidaklah lebih dari sosok yang kata Alkitab hanya dibentuk dari tanah liat.

Dalam kitab Yesaya dikatakan: "Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yang membentuk kami, dan kami sekalian adalah buatan tangan-Mu." (Yesaya 64:8). Dalam ayat lain Yesaya mengatakan bahwa manusia tidaklah lebih dari hembusan nafas semata, sehingga kita jangan pernah menaruh harapan terlalu tinggi pada sebuah figur atau sosok manusia. "Jangan berharap pada manusia, sebab ia tidak lebih dari pada embusan nafas, dan sebagai apakah ia dapat dianggap?" (Yesaya 2:22).

(bersambung)

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...