Ayat bacaan: Keluaran 18:18
=======================
"Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja."
Menjadi orang yang perfeksionis itu tidak mudah. Saya bisa mengatakan itu karena saya termasuk orang yang seperti itu. Dahulu saya lebih suka melakukan semuanya sendirian karena saya merasa tidak akan ada orang yang bisa mengerjakan sebaik saya. Kemampuan yang terbatas ternyata membuat saya sulit untuk berkembang kalau melakukan pekerjaan sendirian. Waktu yang terbatas membatasi saya untuk bisa memperoleh lebih banyak proyek atau tugas dibanding kalau saya punya tim. Saya kemudian belajar untuk mempercayakan pekerjaan kepada orang lain. Untuk itu saya perlu mmengajarkan mereka tentang seluk beluk pekerjaan terlebih dahulu dan bagaimana cara melakukannya satu demi satu. Dan itu ternyata jauh lebih baik daripada menjadi single fighter.
Menjadi perfeksionis itu ada baik buruknya. Sisi baiknya, kita bisa mengharapkan hasil terbaik dari mereka. Soal keseriusan jangan ditanya lagi, tidak perlu diragukan. Mereka akan mengeluarkan kemampuan terbaik mereka untuk menghasilkan sesuatu. Tapi sisi buruknya, manajemen waktu dari orang-orang perfeksionis benar-benar harus mendapat perhatian khusus kalau tidak mau semuanya menjadi berantakan. Selain bisa membuat orangnya mengalami gangguan kesehatan karena terlalu memforsir tenaga, mereka pun terbatas untuk bisa melakukan hal-hal lebih banyak. Orang yang perfeksionis cenderung mau mengerjakan semuanya sendirian karena sulit mempercayakan tugas kepada orang lain. Kalaupun punya bawahan, semua harus diperiksa secara teliti satu persatu supaya sempurna. Banyak karyawan yang mengeluh kalau kebetulan punya pimpinan perfeksionis karena itu artinya mereka harus bekerja ekstra, baik ekstra serius, ekstra jam alias lembur, sering pula harus bisa dihubungi kapan saja dan siap melakukan revisi, koreksi atau perubahan ini dan itu sesuai keinginan pimpinan dengan tipe perfeksionis.
Saya dahulu sulit mengatur waktu agar semua berjalan sesuai ekspektasi. Waktu 24 jam akan terasa sangat kurang karena semua sepertinya harus dikerjakan sendiri. Kelabakan, harus mengorbankan banyak waktu seperti waktu beristirahat, waktu untuk keluarga. Saya sering bertanya, bagaimana mungkin ada orang-orang yang sanggup mengerjakan jumlah kegiatan yang jauh lebih banyak dari saya tapi masih punya waktu untuk hal-hal lain yang sebenarnya tidak kalah penting dalam hidup? Apa rahasia mereka sehingga bisa bekerja di beberapa bidang sekaligus, membagi waktu untuk keluarga, berolahraga atau bahkan masih punya waktu untuk melayani? Dari sekian banyak orang seperti itu yang saya tanyakan saya menyimpulkan bahwa ada 3 hal penting yang mereka lakukan: Kemampuan membagi waktu alias manajemen waktu, penetapan prioritas yang terarah dan pendelegasian.
Tiga hal ini sulit dimiliki oleh orang yang perfeksionis, tapi sangatlah penting sebelum kondisi tersebut memakan kesehatan kita dan merusak kehidupan kita. Pekerjaan baik, hasil maksimal, tapi keluarga berantakan, waktu untuk menjaga kondisi tubuh agar tetap fit dikorbankan, waktu untuk bersosialisasi terpangkas sehingga sulit punya teman, terlebih hubungan dengan Sang Pencipta akan renggang atau bahkan terputus sama sekali. Itu bisa terjadi karena semuanya kalah prioritas, dilakukan tanpa manajemen waktu yang baik dan kebiasaan untuk memilih mengerjakan semuanya sendirian ketimbang membaginya kepada orang lain alias melupakan pentingnya delegasi tugas. Seorang pengusaha pernah memberikan nasihat yang membuka carkawala berpikir saya. "Anda harus belajar percaya kepada pekerjaan orang lain. Mungkin tidak persis seperti yang anda harapkan, tapi belum tentu hasilnya lebih buruk." Seperti itulah kira-kira katanya yang masih saya ingat sampai hari ini. Saya harus mampu melihat mana yang bisa diwakilkan dan mana yang benar-benar harus dilakukan sendiri. Mana yang menjadi prioritas dan seperti apa manajemen yang terbaik dari segi waktu. Itu merupakan hal-hal yang penting untuk dicermati terlebih bagi kita yang sangat sibuk.
Dalam Alkitab kita bisa belajar akan hal ini lewat Musa dan mertuanya, Yitro. Kita tahu bahwa Musa dipilih Allah secara langsung untuk sebuah tugas besar yang sangat berat, yaitu membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir dan ditunjuk untuk menuntun mereka mencapai tanah terjanji yang telah dijanjikan Tuhan kepada Abraham. Bukan satu-dua orang yang harus ia tuntun tapi jumlahnya sangat besar. Masalah bertambah karena yang ia pimpin itu bukanlah sekumpulan orang yang tunduk dan taat, tapi pembangkang, tidak sabaran dan keras kepala. Itu sama sekali tidak mudah.
Dalam prakteknya Musa kerap menjadi penyambung lidah Tuhan untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk Tuhan kepada seluruh orang Israel yang ia pimpin dalam sebuah perjalanan yang menempuh rentang waktu sangat lama. Bukan cuma sehari dua hari atau seminggu, tapi mencapai 40 tahun. Musa menjiwai tugasnya dengan terjun langsung mengurus segalanya sendirian. Apa-apa ia yang harus turun tangan langsung. Menangani perselisihan, pertikaian, pertengkaran dan sebagainya. Bayangkan jumlah orang yang banyak dengan sifat umum keras kepala, kita sudah bisa memastikan bahwa masalah akan sangat sering muncul disana dan sangat banyak pula ragam dan jumlahnya. Musa turun tangan langsung menyelesaikan sendiri satu persatu. Dan itu jelas disebutkan dalam ayat berikut: "Keesokan harinya duduklah Musa mengadili di antara bangsa itu; dan bangsa itu berdiri di depan Musa, dari pagi sampai petang." (Keluaran 18:13). Musa bertindak sendirian menjadi hakim mengatasi perselisihan yang terjadi di antara sesama orang Israel yang memang hobi berseteru dan ribut tanpa ada habisnya. Kapan selesainya kalau seperti itu terus? Kalau kita yang menjalani mungkin kita bisa stres, depresi, darah tinggi atau bahkan mati muda.
Mertua Musa, Yitro memperhatikan hal tersebut dan prihatin melihat menantunya. Meski ia tahu bahwa apa yang dilakukan Musa itu merupakan hal yang baik, tapi ia pun tahu bahwa itu tidaklah efektif. Dia pun menanyakan "Apakah ini yang kaulakukan kepada bangsa itu? Mengapakah engkau seorang diri saja yang duduk, sedang seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi sampai petang?" (ay 14). Musa menjelaskan bahwa sebagai yang ditunjuk Tuhan, ia harus memberitahukan ketetapan dan keputusan Allah kepada masing-masing orang. Benar, tapi bukan begitu juga caranya. Itulah kira-kira yang disampaikan Yitro. Katanya: "Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau baik bangsa yang beserta engkau ini; sebab pekerjaan ini terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri saja." (ay 18). Yitro mengatakan bahwa bekerja sendirian seperti itu dalam mengelola masalah bangsa Israel yang begitu banyak adalah tidak baik. (ay 17).
(berrsambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment