(sambungan)
Yitro kemudian memberi masukan kepada Musa, memberi usulan agar Musa bisa memakai strategi yang lebih baik, menyusun struktur kepemimpinan yang akan bisa membantu Musa dalam menyelesaikan setiap permasalahan secara lebih cepat, efektif dan efisien. "Di samping itu kaucarilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang. Dan sewaktu-waktu mereka harus mengadili di antara bangsa; maka segala perkara yang besar haruslah dihadapkan mereka kepadamu, tetapi segala perkara yang kecil diadili mereka sendiri; dengan demikian mereka meringankan pekerjaanmu, dan mereka bersama-sama dengan engkau turut menanggungnya." (ay 21-22).
Yitro memberi usulan yang sangat baik agar Musa membuat sebuah sistem dengan membentuk kelompok-kelompok yang bertingkat yang masing-masing punya pimpinannya sendiri. Itu tentu akan jauh lebih mempermudah Musa dalam menjalankan perintah Tuhan. Inilah gambaran struktur kepemimpinan terawal yang dicatat dalam Alkitab. Musa terbukti merupakan pribadi yang rendah hati dan mau menerima masukan. Ia tidak menolak dan mendengarkan nasihat mertuanya. "Musa mendengarkan perkataan mertuanya itu dan dilakukannyalah segala yang dikatakannya." (ay 24). Yitro pun bisa melihat langsung bagaimana menantunya memperbaiki sistem pelayanannya dengan melibatkan orang-orang yang cakap sebagai rekan sekerja sebelum ia pulang kembali ke negerinya. (ay 27).
Menariknya, dalam salah satu doa Musa di kemudian hari ia meminta Tuhan memberi hikmat kepadanya untuk mampu menghitung hari-hari. "Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana." (Mazmur 90:12) Musa menyadari pentingnya meminta hikmat agar ia bisa membagi dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Musa belajar dari mertuanya dan menjadi lebih baik dengan pendelegasian, manajemen waktu (menghitung hari) dan penetapan skala prioritas dengan struktur yang baik. Kita pun tentu bisa belajar dari sana.
Apa yang penting adalah menyadari terlebih dahulu bahwa kita tidak akan sanggup mengerjakan semuanya sendirian. Kita perlu menyiasati banyak hal agar bisa memanfaatkan waktu secara optimal. Mungkin tidak mudah, apalagi bagi yang perfeksionis, tetapi itu harus kita lakukan agar hasil yang diperoleh bisa lebih baik lagi dalam banyak hal dan kita tidak harus mengorbankan banyak hal yang justru akan merugikan diri dan masa depan kita.
Paulus juga sudah mengingatkan kita untuk mempergunakan waktu yang ada sebaik-baiknya, karena sesungguhnya hari-hari yang kita lalui ini adalah jahat. (Efesus 5:16). Kemampuan memanajemen waktu akan sangat berkaitan erat dengan kemampuan kita mendelegasikan tugas-tugas. Kita tidak akan bisa menyelesaikan semuanya sendirian, dan disaat yang sama meluangkan waktu yang cukup untuk keluarga dan terutama untuk menikmati hadirat Tuhan. Kalau begitu caranya, mau 100 jam sehari pun tidak akan pernah cukup.
Hitung kemampuan anda dan tingkat prioritas, mana yang bisa anda lakukan, mana yang bisa diwakilkan. Atur skala prioritas dengan benar dan pastikan tidak tumpang tindih atau acak-acakan. Tanpa itu kita tidak akan bisa mengalami peningkatan. Waktu memang terbatas, tapi bukan berarti tidak cukup. Kita terbatas, tetapi bukan berarti kita harus jalan di tempat. Bersama Tuhan, milikilah hikmat untuk bisa menyusun jadwal perencanaan yang baik dan belajarlah untuk mempercayakan sebagian dari beban-beban anda kepada orang lain. Dalam banyak hal, itu justru akan mendatangkan manfaat bagi orang lain karena mereka bisa belajar dan bertumbuh untuk lebih baik pula. Memberi hasil terbaik itu tidak salah, bahkan merupakan sebuah keharusan bagi orang percaya. Tapi bukan berarti untuk itu kita harus menjadi perfeksionis 'mentok' tanpa kompromi. Itu justru merugikan pada akhirnya.
Apakah anda merupakan salah satu dari orang-orang yang hari ini sedang kelabakan dengan tugas-tugas karena merasa harus mengerjakan semuanya sendirian atau sudah melihat bahwa ada banyak hal lain diluar pekerjaan yang mulai terbengkalai atau retak sana sini? Anda mulai kelelahan karena masih melakukan semuanya sendirian, atau mulai lemah karena kondisi tidak fit akibat dari itu? Apakah anda merasa sulit mengalami peningkatan karena tidak sanggup melakukan lebih sebab masih terjebak melakukan semuanya sendirian? Anda bisa mulai memperbaikinya dari sekarang sebelum semuanya bertambah parah.
Kemampuan mendelegasikan merupakan bagian yang penting dalam manajemen waktu
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment