(sambungan)
Berapa kali kita harus mengampuni? Saat Petrus bertanya berapa kali ia harus siap mengampuni, Yesus menjawab demikian: "Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali." (Matius 18:22). Tujuh puluh kali tujuh menggambarkan keharusan kita untuk bisa terus mengampuni tanpa batas. Yesus mengingatkan bahwa kita harus siap memberi pengampunan terus menerus agar jangan sampai ada dendam, kebencian, kepahitan yang tersisa dalam hati kita.
Dalam doa yang diajarkan Yesus pun kita diingatkan akan hal itu. "dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami." (Matius 6:12) Perihal memberi pengampunan sangat penting dan sangat berkaitan erat dengan pengampunan yang kita terima dari Tuhan. Jika kita mengampuni orang, maka Tuhan pun akan mengampuni kita. Hal ini disebutkan Yesus baik dalam Matius 6:12 dan Markus 11:25. Kalau kita membereskan segala ganjalan yang ada dalam hati kita terhadap orang lain, maka permintaan kita dalam doa pun Dia dikabulkan.(ay 24). Tapi hal sebaliknya pun berlaku. "Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu." (ay 26).
Kembali ke ayat bacaan kita hari ini, Yesus menopang kedua kalimat itu beriringan dengan sengaja. Yesus ingin kita tahu bahwa memberi pengampunan adalah landasan untuk mendapat pengampunan Tuhan dan untuk menerima segala sesuatu dari Tuhan. Dia ingin mengingatkan kita bahwa tidaklah mungkin bagi kita untuk menerima pengabulan doa jika kita masih menyimpan dendam di dalam hati kita pada waktu yang sama. Sikap tidak mau mengampuni akan menghambat saluran iman dan membuat kita tidak mampu melangkah maju. Dengan menyimpan dendam atau ganjalan terhadap seseorang, hidup kita akan terganggu, sulit maju bahkan menderita. Kalau itu saja sudah buruk, di hadapan Tuhan pun kita tidak berkenan.
Saya sangat sadar bahwa dalam kasus-kasus tertentu tidak mudah bagi kita untuk mengampuni seseorang. Mungkin hidup kita sudah hancur karena perbuatan mereka, mungkin kerugian sudah terlalu banyak, mungkin tidak akan bisa mengembalikan sesuatu yang terlanjur hilang dari hidup kita. Saya pun pernah mengalami hal itu. Tapi kita tetap harus sanggup melepasnya agar kita bisa melangkah maju. Kita perlu membebaskan diri kita dari belenggu dendam, mengampuni mereka yang bersalah kepada kita, agar kita bisa memerdekakan iman kita sepenuhnya.
Kemampuan kita mungkin terbatas untuk itu, tapi Roh Kudus akan memampukan kita untuk memberikan pengampunan dan memerdekakan iman kita selama kita mengijinkan Roh Allah tersebut bekerja dalam diri kita. Apabila diantara teman-teman ada yang masih menyimpan ganjalan, sakit hati atau dendam terhadap seseorang, masih memiliki ganjalan terhadap seseorang yang belum dibereskan, berdoalah hari ini dan ijinkan Roh Kudus bekerja untuk menguatkan kita hingga dapat mengampuni orang-orang itu dan dengan demikian iman anda pun bisa dimerdekakan. Buanglah sumbatan pada saluran iman anda, maka anda akan menyaksikan bagaimana hidup anda akan terasa begitu ringan dan kembali dipenuhi sukacita tanpa harus terganggu lagi oleh sakit hati, kebencian dan dendam.
"Forgiveness is not an occasional act, it is a permanent attitude" - Martin Luther King, Jr
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment