Monday, September 19, 2016

Tergerak Lalu Bergerak (1)

Ayat bacaan: Keluaran 35:21-22
=====================
"Sesudah itu datanglah setiap orang yang tergerak hatinya, setiap orang yang terdorong jiwanya, membawa persembahan khusus kepada TUHAN untuk pekerjaan melengkapi Kemah Pertemuan dan untuk segala ibadah di dalamnya dan untuk pakaian kudus itu. Maka datanglah mereka, baik laki-laki maupun perempuan, setiap orang yang terdorong hatinya, dengan membawa anting-anting hidung, anting-anting telinga, cincin meterai dan kerongsang, segala macam barang emas; demikian juga setiap orang yang mempersembahkan persembahan unjukan dari emas bagi TUHAN."

Suatu kali saya sedang duduk-duduk di sebuah lokasi yang ramai orang lalu lalang. Ada seorang anak gadis yang jongkok di depan seorang peminta-minta tidak jauh dari tempat saya santai. Anak gadis ini menanyakan kepada bapak tua peminta-minta itu apakah ia boleh makan rendang. Si bapak terlihat kaget dan berkata boleh. "Sebentar ya pak", kata gadis ini. Tidak lama kemudian ia kembali menjumpai si bapak dan memberikan nasi bungkus. "Pak, dimakan ya, semoga bapak suka." katanya. Si bapak terlihat antara bingung dan senang, langsung membuka bungkusan dan makan dengan lahapnya. Apalagi si gadis bukan cuma memberikan nasi bungkus tapi juga teh dalam plastik.

Apa yang saya lihat ini membuat saya berpikir tentang perbedaan antara sekedar iba atau kasihan dengan sebuah tindakan nyata. Antara 'tergerak' dan 'bergerak'. Awalan 'ter' pada kata 'gerak' menunjukkan sebuah bentuk kata kerja yang pasif, sedang 'ber' membuat kata tersebut menjadi bentuk aktif. Ambil satu contoh sederhana saja. Seandainya anda berperan sebagai seorang kiper. Hati anda tergerak untuk melompat ke kiri menghalau bola yang menghujam ke gawang anda, tetapi anda tidak melakukan apa-apa. Diam di tempat, berdiri tak bergerak tanpa melakukan sesuatu, apakah itu akan berguna? Yang ada gawang anda akan terus dibobol tanpa ampun. Tapi ketika tergerak itu kemudian disertai dengan bergerak, maka disanalah si kiper bisa berperan penting bagi timnya.

Seperti itulah kira-kira apabila kita hanya diam meski hati nurani sudah diketuk. Betapa seringnya kita merasa iba terhadap kesusahan yang diderita orang lain tapi berhenti sebatas itu saja. Dengan kata lain, banyak yang tergerak tapi sedikit yang bergerak. Ketika hati kita tergerak, seharusnya kita menindaklanjuti rasa tergerak yang timbul di hati untuk bergerak dengan melakukan tindakan nyata.

Dari ilustrasi di atas kita bisa melihat hal tersebut dengan sangat jelas. Betapa seringnya hal ini terjadi dalam hidup kita. Ada yang tergerak untuk berhenti berbuat dosa dan bertobat, tapi tidak kunjung bergerak melakukan tindakan-tindakan pertobatan. Ada yang tergerak untuk mengampuni, tapi tidak bergerak untuk memberi pengampunan. Ada yang tergerak menolong orang kesusahan, tapi tidak bergerak mengulurkan tangan. Tergerak tanpa bergerak tidaklah menghasilkan apa-apa. Tapi kalau tergerak dilanjutkan dengan bergerak, maka akan banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memberkati orang lain. 'Tergerak' merupakan awal yang baik, dan harus dilanjutkan dengan 'bergerak'.

Ada contoh menarik yang bisa kita lihat tentang hal ini, yaitu pada jaman Musa seperti yang dicatat dalam kitab Keluaran pasal 35. Disana ada sebuah perikop yang menceritakan saat Musa menyampaikan perintah Tuhan agar jemaah Israel yang ia pimpin turut serta untuk mendirikan Kemah Suci dengan memberikan persembahan khusus (ayat 4 sampai dengan 29). Tuhan menyuruh Musa meminta jemaah untuk memberikan persembahan khusus yang berasal dari barang kepunyaan mereka sendiri. Mereka melakukan itu dengan didasari oleh dorongan atau gerakan yang timbul dalam hati mereka. "Ambillah bagi TUHAN persembahan khusus dari barang kepunyaanmu; setiap orang yang terdorong hatinya harus membawanya sebagai persembahan khusus kepada TUHAN..." (ay 5). Berbagai jenis kain, kulit, kayu, logam mulia, minyak untuk lampu, minyak urapan, minyak ukupan wangi, permata sampai menyumbang sesuatu yang non materil seperti keahlian, semua itu diperlukan agar Kemah Suci sebagai tempat kebaktian mereka.

Perhatikan bahwa dalam ayat 5 ini secara spesifik Tuhan mengatakan agar mereka memberi berdasarkan dorongan hati, alias saat hati mereka tergerak. Bukan karena terpaksa, bukan paksaan apalagi disertai ancaman, melainkan dari dorongan hati. Artinya saat hati tergerak, mereka hendaknya melanjutkan kepada langkah selanjutnya, yaitu bergerak melakukan tindakan nyata, memberi persembahan khusus dan tidak diam saja tanpa melakukan apapun. Hati bisa tergerak, tapi keputusan kita masing-masing akan menentukan apakah kita akan bergeral melakukan langkah berikutnya yaitu melakukan sesuatu yang nyata berdasarkan dorongan hati atau membiarkan saja tanpa ada aksi sedikitpun. Singkatnya, Tuhan sudah menyebutkan apa yang Dia mau, Dia sudah menyentuh hati kita agar tergerak, tapi kemudian diperlukan tindakan atau gerakan nyata dari kita untuk menjawab keinginan Tuhan tersebut.

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...