Wednesday, September 28, 2016

The Greatest Poverty (2)

(sambungan)

Kita harus bersyukur apabila hari ini kita tidak sampai mengalami kemiskinan yang termiskin menurut bunda Teresa. Tapi apakah sekedar merasa syukur itu sudah cukup? Tentu saja belum. Kita harus bersyukur, tapi juga harus menyatakan rasa syukur kita lewat menjadi saluran kasih Tuhan kepada mereka yang tertolak dan terbuang. Amsal Salomo berkata: "Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru." (Amsal 21:13). Amsal ini mengingatkan kita untuk memiliki telinga peka terhadap jeritan orang yang membutuhkan pertolongan, itu kalau kita mau didengar Tuhan juga pada saat kita membutuhkan pertolongan daripadaNya.  Jika tidak, maka jeritan kita ketika membutuhkan pertolongan pun tidak akan didengar Tuhan.

Yohanes mengatakan "Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi."  (1 Yohanes 4:11). Bentuk kasih seperti ini merupakan esensi dasar kekristenan. Karena Tuhan adalah kasih itu sendiri, dan kasihNya kepada manusia sangat besar, begitu besar sampai Dia rela mengorbankan Kristus untuk menebus kita, maka sudah sepantasnya kita tidak menutup mata dan hati dari mereka yang membutuhkan lalu bergerak, mulai membagi kasih kepada sesama kita. Yesus meminta kita untuk mengasihi orang lain seperti kita mengasihi diri kita sendiri (Matius 22:39), lantas juga memberikan perintah baru kepada kita yaitu "... supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34). Seperti besarnya kasih Tuhan kepada kita, seperti itu pula kita harus mengasihi orang lain. Itu bukan anjuran tetapi dikatakan perintah. Kalau namanya perintah, itu artinya sesuatu yang harus atau wajib kita laksanakan.

Mengasihi tidaklah harus selalu berbentuk pemberian sedekah lewat materi, tapi juga bisa lewat perhatian, lewat membagikan sebagian waktu kita untuk mendengarkan mereka yang membutuhkan pertolongan, lewat menunjukkan bahwa kita mengasihi atau peduli kepada mereka, bahkan seringkali sebuah senyum tulus bisa berarti besar bagi sebagian orang.

Kita harus bisa menjadi saluran kasih Tuhan untuk menjangkau mereka yang tidak lagi merasakan kasih dari orang lain dalam hidupnya. Mari kita periksa diri kita masing-masing. Sudahkah kita perduli kepada saudara-saudara kita yang tengah menjerit meminta pertolongan? Pedulikah kita kepada orang-orang yang merasa kesepian dan tidak punya siapa-siapa lagi untuk menolong mereka? Jika pengabdian seperti Bunda Teresa yang meluangkan sepenuh waktunya di tempat kumuh, bersama orang-orang menderita di kota yang jauh dari kemewahan dan jauh pula letaknya terasa begitu jauh dan sulit, sudahkah kita memperhatikan orang-orang yang sangat dekat di sekitar kita? Maukah kita menyisihkan sebagian dari apa yang ada pada kita untuk mereka, atau kita malah bersungut-sungut karena merasa terganggu dengan kehadiran mereka? Yesus berkata: "..sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40). Artinya ini adalah sesuatu yang penting dan wajib untuk kita lakukan.

Banyak orang disekitar kita yang sudah sangat terluka dan hidup dengan kesedihan dan kesepian. Banyak orang yang tidak lagi bisa merasakan hangatnya kasih Tuhan karena mereka setiap harinya bergumul sendirian tanpa ada yang peduli. Kita seharusnya bisa berperan disana, membantu mereka untuk kembali merasakan kasih Tuhan lewat keberadaan kita di dekat mereka. Bunda Teresa menjalankan panggilannya untuk terjun langsung ke salah satu pusat kemiskinan terparah di dunia, dan ia melihat bahwa yang terparah ternyata bukanlah masalah pemenuhan kebutuhan pokok tetapi justru perasaan terbuang, tertolak, tidak diinginkan, tidak diakui dan tidak ada yang mengasihi. Tidak perlu jauh-jauh ke Kalkuta karena disekitar kita pun sebenarnya ada banyak orang yang tengah mengalami kemiskinan termiskin ini.

Saat ini juga, marilah berperan secara langsung dengan menyatakan kasih kepada mereka. Kita harus menyatakan bahwa mereka tidaklah sendirian, dan kita harus membawa mereka untuk merasakan kasih Tuhan lewat diri kita. Meskipun anda mulai dari sesuatu yang kecil, anda sudah bisa menyaksikan sebuah pemulihan Ilahi turun atas mereka lewat kasih yang anda curahkan ke dalam hidup mereka.

"The biggest disease this day and age is that of people feeling unloved." - Princess Diana

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...