(sambungan)
Hidup yang tidak lagi puya gairah, tidak ada lagi tantangan, tidak ada lagi impian dan cita-cita akan membuat kita tidak bisa mencapai kepenuhan dalam menggenapi rencana Tuhan. Kalau Tuhan ingin kita bisa mencapai puncak tangga, kita paling banter ada di anak tangga yang masih jauh dari puncak. Disaat jaman berubah, teknologi berkembang, segala aspek kehidupan tidak akan pernah statis melainkan selalu bergerak dinamis, orang-orang yang tidak mau berkembang akan semakin tertinggal oleh jaman dan kemajuannya. Dan itu tentu sangat merugikan kita.
Selain itu kita harus ingat bahwa talenta yang diberi Tuhan bukan buat disimpan tapi justru harus dikembangkan dan dilipatgandakan agar bisa dipertanggungjawabkan dan bisa pula memberkati sesama. Kerinduan untuk terus belajar menambah ilmu dan terus memperbesar kapasitas pengertian sangat diperlukan untuk itu. Itu akan membuat kita semakin bijaksana, semakin baik, tidak tertinggal oleh jaman dan bertanggungjawab terhadap semua yang telah Tuhan bekali dalam diri kita.
Salomo yang penuh hikmat mengatakan "baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan." (Amsal 1:5). Orang bijak bukanlah orang yang statis, apatis atau malas, tetapi justru yang terus ingin memperbesar kapasitasnya dengan menambah ilmu. Orang bijak akan terus belajar, terus menambah bahan pertimbangan, dan itu akan membuat pengertian atau pemahaman kita menjadi semakin luas karenanya kita pun akan lebih bijaksana dalam membuat pertimbangan-pertimbangan. Lihatlah betapa pentingnya bagi kita untuk terus mendengar dan menambah ilmu. Kita diajak untuk membuka mata, telinga maupun pikiran kita kepada pengetahuan. Baik untuk berbagai ilmu pengetahuan yang akan memperluas cakrawala berpikir kita, maupun pengetahuan akan firman Tuhan yang mengandung begitu banyak rahasia penting di dalamnya. Dalam pengenalan akan firman Tuhan, dalam ilmu pengetahuan, dalam segi apapun kita harus terus belajar. Karena tanpa terus belajar kita tidak akan pernah bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Orang yang selalu mau mendengar dan menambah ilmu pengetahuan dikategorikan sebagai orang yang bijak. Sebaliknya orang yang mengabaikannya dikatakan orang yang bodoh. "Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan." (ay 7). Lihatlah betapa pentingnya hal untuk terus belajar menambah ilmu pengetahuan ini sehingga Salomo yang penuh hikmat memilih untuk mengungkapkan ini langsung sejak di awal-awal kitab Amsal.
Ada banyak faktor yang bisa membuat kita berhenti belajar. Terlalu cepat puas, merasa sudah aman dengan kepandaian yang kita miliki hari ini, atau sering juga faktor-faktor non teknis membuat kita tidak lagi punya minat untuk menambah pengetahuan kita. Bagi orang yang tinggal di kota besar misalnya, kelelahan dalam bekerja, keletihan menembus kemacetan dan banyaknya waktu yang terbuang dalam perjalanan selama pergi dan pulang kerja akan membuat kita kehilangan minat untuk meningkatkan ilmu yang kita miliki. Atau bisa pula karena kita melihat karir kita tersendat lalu merasa tidak ada gunanya lagi untuk menambah ilmu karena toh bakal percuma, atau malah karena sudah pada posisi mentok sehingga merasa tidak perlu lagi belajar. Ada yang kehilangan motivasi karena sudah merasa mendapat apa yang mereka inginkan, ada yang memang pemalas.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment