(sambungan)
Itukah yang terjadi? Ternyata tidak. Raja Nebukadnezar kaget melihat bahwa ketiga orang itu tidak terbakar sama sekali. Alkitab bahkan menyatakan bahwa ia melihat ada "orang keempat" berjalan bebas ditengah-tengah api, dan seluruhnya tidak terbakar. (ay 25). Lalu takutlah Nebukadnezar dan segera bergegas membebaskan ketiga pemuda tadi. Mereka tidak terbakar sama sekali, bahkan bau hangus pun tidak ada pada mereka. (ay 27). Sang raja pun kemudian berkata "Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka." (ay 28).
Inilah sebuah contoh sempurna mengenai iman yang radikal. Apa yang dikatakan radikal bukan mengacu kepada pengertian hari ini bahwa kita harus memusuhi saudara-saudara kita yang tidak seiman, apalagi sampai melakukan kekerasan atau membunuh. Radikal bukanlah berarti melakukan sebuah gerakan penuh kebencian. Memaksakan kehendak lalu merasa berhak untuk menghancurkan orang lain yang berbeda paham. Radikal bukanlah bentuk perilaku-perilaku keji seperti itu dengan mengatasnamakan Tuhan. Namun seperti yang saya sampaikan di atas, radikal yang saya maksudkan adalah mengacu pada pengertian sebenarnya, yakni sampai ke akar suatu masalah, mengerti secara mendalam hingga ke akar-akarnya, bahkan melewati batas-batas logika atau fisik yang ada. Apa yang dimiliki Sadrakh, Mesakh dan Abednego jelas merupakan bentuk iman yang radikal, yang tidak pamrih dan hanya terfokus pada berkat dan pertolongan Tuhan semata.
Agat lebih jelas, mari kita lihatlah sekali lagi jawaban mereka.
"Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami...tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku."
Kalau Tuhan mau melepaskan kami, Dia pasti akan melepaskan kami. Tapi kalaupun tidak, anda harus tahu bahwa kami akan tetap setia menyembah Allah dan tidak bakal pernah menyerah dan menyembah dewamu. Itu kata mereka. Ada pertolongan atau tidak, iman mereka tidak goyah sedikitpun. Inilah iman yang radikal, iman sesungguhnya yang berakar dalam hidup mereka.
Saat kita dihadapkan pada sebuah persimpangan dimana iman kita harus diuji, mampukah kita memiliki keyakinan seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego? Akankahkita mendahulukan iman kita lebih dari segalanya dalam situasi genting? Atau lebih jauh lagi, mampukah kita berkorban dan menghadapi ancaman bahkan kematian sekalipun demi iman kita akan Kristus? Benar, Sadrakh, Mesakh dan Abednego mengalami langsung mukjizat Tuhan. Tapi perhatikanlah apa kata mereka. Bahwa, sekiranyapun Tuhan memutuskan untuk tidak menyelamatkan mereka, iman mereka tidak akan berubah sedikitpun.
Hari ini, marilah kita terus melatih diri agar bisa memiliki iman radikal kepada Kristus. Hendaklah kita memperhatikan betul pertumbuhan iman yang bisa percaya sepenuhnya tanpa melihat kondisi dan situasi serta tidak pernah putus pengharapan. Ketika pertolongan Tuhan belum tiba pada anda, janganlah tergesa-gesa meragukan kemampuan Tuhan, apalagi sampai meragukan keberadaanNya. Apa yang direncanakan Tuhan bagi setiap kita adalah rancangan damai sejahtera, bukan rancangan kecelakaan untuk memberikan hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29: 11). Dan ingatlah bahwa segala yang diturunkan Bapa pada kita adalah pemberian yang baik dan anugrah yang sempurna. (Yakobus 1:17).
Jika anda merasa belum mendapat jawaban, jangan putus asa, dan tetaplah pegang janji Tuhan dengan iman penuh. Mau ada berkat, pertolongan, mukjizat atau tidak, mau mengalami jamahan atau pertolongan Tuhan yang ajaib atau pada akhirnya kita harus menyerahkan nyawa, iman terhadap Tuhan tidak boleh goyah sedikitpun. Marilah miliki iman yang radikal terhadap Tuhan, sebuah iman luar biasa sepeti iman Sadrakh, Mesakh dan Abednego.
Iman radikal adalah iman yang tetap berakar pada Tuhan, menyerahkan sepenuhnya percaya kepada keputusan Tuhan bukan karena apa yang dapat Dia lakukan melainkan semata-mata karena mengasihiNya sepenuh hati
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment