Monday, October 10, 2016

Jangan Lupa Mengucap Syukur (1)

Ayat bacaan: Filipi 4:6
=======================
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."

"Ayo, bilang apa sama tante?" kata teman saya kepada anaknya yang masih berusia kurang dari 3 tahun saat pramusaji menghidangkan mekanan di mejanya. Pramusaji itu sambil tersenyum menanti respon si anak. Dan sambil malu-malu, anaknya kemudian berucap, "terima kasih tante." Pramusaji kemudian membalas sambil tersenyum lalu beranjak pergi. Sebagai orang tua tentu harus mengajarkan anaknya untuk mengucapkan terima kasih saat menerima sesuatu dari orang lain. Anak kecil tidak mengerti dan tidak akan bisa melakukannya tanpa diajar. Maka orang tualah yang harus mendidik sejak di usia dini sehingga mereka terbiasa untuk mengapresiasi perbuatan atau pemberian yang baik dari orang lain kepada mereka.

Bagi anda yang sudah punya anak, senangkah anda apabila si anak setiap hari hanya terus meminta tanpa mengucapkan atau menunjukkan rasa terima kasihnya? Saya yakin anda akan kecewa atau bahkan kesal karena melihat si anak sepertinya tidak kunjung puas dan tidak menghargai pemberian orang tuanya. Sebaliknya, orang tua biasanya akan luluh hatinya saat si anak menunjukkan penghargaan dan terima kasih mereka sebelum meminta sesuatu lagi. Kalau anak-anak saja tidak elok kalau begitu, apalagi kalau orang yang sudah dewasa. Hanya mengeluh, hanya meminta tapi tidak tahu berterima kasih. Itu tentu mengesalkan sekali.

Hari ini saya mengajak teman-teman untuk merenungkan, seperti apa bunyi doa yang kita panjatkan setiap hari kepada Tuhan? Kebanyakan orang hanya mengisi doanya dengan daftar permintaan, keluhan dan hal-hal lain yang dirasa perlu agar hidup bisa menjadi lebih baik. Minta lepas dari masalah, minta sembuh dari sakit, dan minta lain-lainnya termasuk minta barang-barang yang sebenarnya tidaklah terlalu diperlukan. Begitu hidup jadi baik dan lengkap, maka doa pun jarang dilakukan. Buat apa? Toh semua sedang berjalan aman. Begitu pikiran mereka. Lantas begitu masalah muncul lagi, maka doa pun kembali hadir berisikan wishlist atau permintaan agar kiranya Tuhan menolong mereka keluar dari masalah.

Seperti yang saya sampaikan tadi, coba bayangkan seandainya orang yang anda kenal hanya datang mengunjungi anda karena ingin meminta sesuatu, atau omongannya hanya berisi keluhan, protes atau hal-hal sejenis lainnya. Tidak kah anda akan kesal dan malas bertemu dengan mereka? Kita sering melupakan hal tersebut dan mengira bahwa doa hanyalah merupakan sarana dimana kita bisa meminta sesuatu, mengeluh atau menyampaikan berbagai keberatan kita dalam menjalani hidup. Salahkah meminta apa-apa dari Tuhan? Tentu saja tidak. Apakah kita tidak boleh secara jujur mengutarakan isi hati kita kepada Tuhan? Tentu saja boleh. Kapanpun kita boleh datang kepadaNya untuk itu. Tapi kita harus berpikir bijaksana dan dewasa. Jangan biarkan doa kita hanya berisi permintaan dan keluhan saja. Itu tidak baik, itu tidak akan menyukakan Allah.

Kita sebenarnya sudah diingatkan agar senantiasa mengisi doa-doa kita dengan ucapan syukur. Ayat bacaan hari ini menyatakan hal tersebut dengan jelas. "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6). Menyertakan ucapan syukur dalam doa merupakan hal penting untuk diingat karena pada kenyataannya ada banyak di antara kita yang lupa untuk mengisi doa-doa kita dengan ucapan syukur,

 Mungkin kita memang memulai doa kita dengan ucapan terima kasih, tapi seberapa banyak yang benar-benar menghayati ucapan syukur itu secara sungguh-sungguh, yang berasal dari lubuk hati kita yang terdalam? Seringkali kita hanya sekedar terbiasa mengucapkannya, hanya basa basi saja sifatnya atau hanya karena keharusan sementara isi pikiran kita sudah langsung penuh dengan daftar permintaan sejak awal kita mulai berdoa. Tuhan tidak menginginkan doa yang seperti itu. Dia ingin kita terlebih dahulu percaya lewat iman kita. Dia ingin kita memulai doa kita tanpa diselimuti perasaan khawatir. Tuhan mau kita mengangkat permohonan kita dengan rasa percaya yang penuh, berasal dari kecintaan kita kepadaNya, dan hanya itu yang memungkinkan kita untuk mampu mengisi doa dengan ucapan syukur yang sesungguhnya. Tuhan ingin rasa sukacita dalam diri kita tidak hilang dalam keadaan apapun, dan rasa sukacita itulah yang memampukan kita untuk bisa menaikkan puji-pujian dan rasa syukur kita tanpa terpengaruh kondisi atau situasi apapun yang sedang kita alami.

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...