Wednesday, October 12, 2016

Kisah Yefta (1)

Ayat bacaan: Hakim Hakim 11:1
=========================
"Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead."

Label anak haram menyertai hidup seseorang yang saya kenal sejak masa kecilnya hingga dewasa. Ia lahir dari hasil hubungan diluar nikah, dan kemudian dibesarkan tanpa kehadiran seorang ayah. Hidup yang ia jalani bersama ibunya serba kekurangan. Kalau hidup saja sudah susah, ia harus menghadapi cibiran banyak orang yang begitu tega menghinanya secara langsung. "Apa salah saya? Saya tidak minta dilahirkan, apalagi dengan latar belakang seperti itu." katanya lirih. Ia sempat mencoba bunuh diri beberapa kali karena tidak kuat lagi, tapi Tuhan ternyata punya rencana lain sehingga ia tidak sampai berakhir fatal. Lewat counceling yang cukup panjang, singkat cerita ia dipulihkan. Sekarang ia aktif melayani terutama buat orang-orang yang sepertinya, lahir dari hubungan di luar nikah dan mereka yang mengalami berbagai kepahitan serta gambar diri yang rusak.

Darinya saya mengetahui bahwa ada begitu banyak orang yang tidak diinginkan untuk lahir. Kebanyakan alasannya adalah karena mereka hadir akibat kecelakaan dari hubungan diluar nikah, dan kedua orang tuanya tidak menginginkan kehadiran mereka karena merasa belum sanggup atau tidak mau memiliki anak. Ada yang sempat mengalami proses aborsi, tetapi ternyata Tuhan masih menghendaki mereka hidup. Ada yang dibuang, ada yang dibesarkan karena terpaksa tanpa kasih sayang yang cukup. Mereka kerap dibanding-bandingkan dengan saudaranya yang lain, dikata-katai bodoh atau malah diberikan kepada orang lain sejak kecil.

Dampaknya rata-rata sama, Anak-anak yang tidak diinginkan ini tumbuh dengan kepahitan. Hidup mereka sulit untuk menjadi normal. Ada yang hidupnya kacau, penuh rasa benci justru sebelum mereka mengetahui latar belakang mereka sendiri. Yang mengalami pertumbuhan tanpa mendapat kasih sayang dari orang tuanya pun sama. Proses menanganinya biasanya butuh waktu lama, karena luka yang timbul sudah lama berada dalam diri mereka dan terlanjur mengoyak banyak sisi dari hati mereka. Puji Tuhan, ada banyak diantara mereka yang kemudian membaktikan sebagian dari waktu mereka untuk melayani, terutama buat yang bernasib sama.

Kisah masa lalu kelam dari mereka ini pernah pula dialami oleh seorang tokoh yang ditulis dalam Alkitab bernama Yefta. Nama Yefta tidaklah setenar nama-nama besar yang dikenal banyak orang, tapi sesungguhnya ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari Yefta.

Mari kita lihat dahulu sedikit masa lalunya. Yefta terlahir sebagai anak haram, hasil dari hubungan perzinahan sang ayah dengan seorang pelacur. Tentu tidak seorangpun ingin  dilahirkan dalam kondisi seperti itu, namun begitulah kenyataan pahit yang harus ia terima.

Kisah Yefta dalam kitab Hakim Hakim dibuka dengan sebuah kenyataan yang kontras. "Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa, tetapi ia anak seorang perempuan sundal; ayah Yefta ialah Gilead." (Hakim Hakim 11:1).

Ayat ini menggambarkan bahwa Yefta adalah anak Gilead dan seorang pelacur. Kalau di jaman sekarang orang akan mengatakannya anak haram. Tetapi menariknya ia juga dikatakan terlebih dahulu sebagai pahlawan yang gagah perkasa. Penulis kitab Ibrani juga menyinggung Yefta. "Dan apakah lagi yang harus aku sebut? Sebab aku akan kekurangan waktu, apabila aku hendak menceriterakan tentang Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi, yang karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan, mengamalkan kebenaran, memperoleh apa yang dijanjikan, menutup mulut singa-singa, memadamkan api yang dahsyat. Mereka telah luput dari mata pedang, telah beroleh kekuatan dalam kelemahan, telah menjadi kuat dalam peperangan dan telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing." (Ibrani 11:32-34). Kita bisa lihat bahwa Yefta digolongkan ke dalam sekumpulan pahlawan/saksi iman bersama-sama dengan nama-nama seperti Daud, Samuel, Gideon, Barak dan Simson.

Sekarang mari kita lanjutkan kisahnya. Yefta adalah sosok "the unwanted child". Karena ia lahir dari hasil perzinahan, maka kedua orang tuanya mengusir Yefta. Pahit memang. Dia tidak meminta untuk dilahirkan, bukan salahnya ia ada. Yang bersalah jelas ayahnya, tapi ia yang harus menanggung dosa ayahnya. "Katanya kepadanya: Engkau tidak mendapat milik pusaka dalam keluarga kami, sebab engkau anak dari perempuan lain." (Hakim Hakim 11:2).

Maka Yefta yang sudah terlahir dalam kondisi tidak mengenakkan ini pun harus pula menanggung beban yang justru bukan karena kesalahannya. Ia terbuang, menanggung kebencian seisi keluarga dan masyarakat akibat perbuatan ayahnya yang harusnya tidak ditimpakan kepadanya. Tapi itulah yang terjadi. Ia dianggap tidak lebih dari sampah, hingga ia pun bergabung dengan segerombolan penjahat/perampok. (ay 3) Inilah hidup yang harus ia pikul akibat dosa ayahnya. Hidup begitu pahit, tapi sepahit apapun, ia tidak berpikir untuk mengakhiri hidup dan memilih terus menjalaninya.

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...