Thursday, October 13, 2016

Kisah Yefta (2)

(sambungan)

Suatu hari datanglah serangan terhadap bangsa Israel yang dilakukan oleh bani Amon. Bangsa Israel terancam lalu menjadi ketakutan. Rupanya rasa takut yang begitu besar ini ternyata membuat para tua-tua di Gilead tidak lagi punya malu untuk menjilat ludahnya sendiri. Mereka memutuskan untuk menjemput Yefta, memintanya menjadi panglima untuk memerangi bani Amon. Yefta yang pernah mereka singkirkan, kini diminta kembali untuk menjadi pemimpin mereka. Yefta bertanya: "Tetapi kata Yefta kepada para tua-tua Gilead itu: "Bukankah kamu sendiri membenci aku dan mengusir aku dari keluargaku? Mengapa kamu datang sekarang kepadaku, pada waktu kamu terdesak?" (ay 7). Dan setelah mendapat jawaban para tua-tua itu, kita pun melihat sesuatu yang menarik dilakukan Yefta, yang membawanya menjadi sosok pahlawan dengan nama harum yang dikenang sepanjang masa.

Yefta tidak jual mahal dan menggunakan kesempatan sebagai ajang balas dendam. Ia tidak berniat sedikitpun untuk menuntut balas terhadap kaumnya yang sudah mengusirnya. Ia tidak memanfaatkan situasi untuk memukul balik para tua-tua dan rakyat Gilead. Yang ia lakukan tercatat jelas dalam Alkitab. "Maka Yefta ikut dengan para tua-tua Gilead, lalu bangsa itu mengangkat dia menjadi kepala dan panglima mereka. Tetapi Yefta membawa seluruh perkaranya itu ke hadapan TUHAN, di Mizpa." (ay 11). Perhatikan, meski hidupnya dipenuhi segudang kepahitan dan penderitaan, Yefta masih terus mengandalkan Tuhan tanpa henti. Dalam menghadapi situasi pelik dimana keputusan yang di ambil sangat krusial, Yefta memutuskan untuk membawa seluruh perkaranya ke hadapan Tuhan.

Lihatlah bahwa Tuhan tidak melihat latar belakang seseorang untuk bisa memakai seseorang. Yefta yang terlahir dengan latar belakang begitu buruk ternyata mendapat kemurahan Allah secara melimpah. Bahkan sempat dikatakan bahwa Yefta dihinggapi Roh Tuhan. (ay 29) Ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak memandang siapapun kita, dari mana kita berasal, apa masa lalu kita seperti cara manusia memandang. Segala penderitaan akibat ketidakadilan yang dialami Yefta akibat masa lalunya  diubahkan Tuhan ketika ia membawa perkaranya ke hadapan Tuhan. Bukan cuma berhasil menghindari kepahitan dan kerusakan gambar diri, Yefta kemudian menjadi pahlawan Israel. Hal yang sama pun bisa terjadi pada kita jika kita memilih untuk mengutamakan Tuhan dan perintah-perintahNya lebih daripada berbagai hal yang bisa menjadi sumber kepahitan dalam hidup ini.

Apakah ada di antara teman-teman yang mengalami masa lalu mirip seperti Yefta, atau anda mengenal seseorang yang bermasalah sama di sekitar anda? Adakah diantara anda yang hari ini mengalami kepahitan hidup akibat masa lalu? Apakah anda mengalami hubungan buruk dengan seseorang begitu berat, sehingga anda tidak bisa memaafkannya? Apakah kepahitan itu melahirkan kebencian yang luar biasa dalam hati anda yang tidak lagi bisa terobati? Apakah masa lalu yang anda alami bersama ketidakadilannya saat ini membuat hidup seperti lumpuh? Jika ada, ambillah jalan seperti Yefta yang membawa perkara itu ke hadapan Tuhan. Firman Tuhan berkata demikian: "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7). Bawalah perkara itu ke hadapan Tuhan. Dia mampu melarutkan itu semua ke dalam kasih karuniaNya yang sempurna dan memulihkan anda.

Seperti halnya yang terjadi pada Yefta, Roh Allah bisa tinggal dalam kehidupan kita. Caranya bisa dilihat dalam Kisah Para Rasul 2:38: "Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus." Roh Kudus sendiri yang akan membimbing anda untuk mampu memaafkan, terlepas dari kepahitan dan mengalami hidup yang diubahkan.

Apapun yang menjadi latar belakang atau penyebabnya, seperti Yefta, anda yang mengalami hal ini pun dipanggil untuk menjadi saksi lewat pergumulan hidup anda. Yefta mampu mengatasi penderitaannya dan tumbuh menjadi pahlawan. Ia membuktikan bahwa dengan menyerahkan perkaranya kepada Tuhan ia mampu membalas kejahatan dengan kebaikan. Apa yang ia peroleh jelas, ia mendapatkan kembali nama baiknya, nama yang dicatat dalam Alkitab yang akan harum sepanjang jaman. Serahkan kepada Tuhan, maka sama seperti Yefta, pada suatu hari nanti anda pun bisa menjadi pahlawan-pahlawan iman yang memberkati banyak orang.

Tuhan sanggup melarutkan kepahitan yang paling pekat sekalipun menjadi aliran damai sejahteraNya yang sempurna

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...