Monday, October 24, 2016

Pol-Tra (2)

(sambungan)

Jangan sampai kita lupa terhadap cara pandang Tuhan. Kalau manusia cenderung memandang tampilan luar, Tuhan justru melihat apa yang jarang dilihat orang lain, yaitu hati. Firman Tuhan berkata: "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7). Mencari ketenaran, pamor, popularitas atau pujian di mata orang lain di muka bumi yang fana ini tidaklah penting. Perjalanan di bumi ini teramat sangat singkat jika dibandingkan dengan kekekalan yang akan kita masuki setelahnya. Apa yang kita lakukan seharusnya untuk Tuhan dan bukan untuk dipertontonkan kepada orang lain.

Tuhan yang mengasihi kita sudah menjamin keselamatan kita, dan Dia ingin kita kelak bersama dengan Dia menikmati kehidupan kekal yang penuh damai, sukacita tanpa ratap tangis. Bisakah manusia yang sama dengan kita memberikan itu? Tentu tidak. Lalu buat apa kita repot-repot mencari pujian dan popularitas di mata manusia untuk sebuah fase waktu yang singkat lantas mengabaikan atau melupakan pentingnya memelihara hidup agar berkenan bagi Tuhan? Singkatnya seperti bagaimana Firman Tuhan berkata: "Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya." (Markus 8:36).

Apa yang dikejar menurut pola ajaran dunia tidak ada gunanya. Inipun sudah dinyatakan di dalam Alkitab. "Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1 Yohanes 2:17). Lihatlah bahwa hanya orang-orang yang terus melakukan kehendak Allah, menjauhkan diri dari kecemaran dan memelihara hidupnya seturut keinginan Tuhan, itulah yang akan hidup kekal selama-lamanya. Sementara dunia akan terus menyeret orang-orang yang tertipu dibalik kuasanya untuk jatuh dan lenyap bersama-sama. Yesus sendiri dengan tegas mengatakan: "Aku tidak memerlukan hormat dari manusia." (Yohanes 5:41).

Yesus tidak butuh itu. BagiNya, sebuah misi yang diemban sesuai perintah Bapa jauh lebih penting untuk dilakukan ketimbang mencari pamor di mata orang. Keselamatan bagi manusia, pemulihan hubungan antara Tuhan dan ciptaanNya yang teristimewa, penebusan atas dosa dan kutuk-kutuk serta mengalahkan iblis dan kuasanya, semua itu jauh lebih penting dan itulah yang dilakukan Yesus. Yesus bahkan rela menanggung segala kesakitan dan penderitaan agar kita semua selamat, dan itu adalah sebuah gambaran bagaimana besarnya kasih Tuhan terhadap ciptaanNya yang teristimewa. Betapa menyedihkannya ketika kita terus berlaku munafik agar mendapat pujian dari orang lain lalu menolak dan mengabaikanNya dalam hidup kita.

Kita harus menyadari bahwa apa yang dilakukan Yesus untuk kita sesungguhnya sangatlah besar. Alangkah keterlaluan jika kita tidak menghargai itu semua dan lebih mengejar popularitas, pamor, kekuasaan, citra atau persepsi di mata orang lain. Alangkah sayangnya kalau kita hanya mencari pujian dari orang lalu mengabaikan bagaimana Tuhan memandang kita. Untuk waktu singkat mungkin bisa mendatangkan keuntungan pribadi, itu benar. Tetapi apalah artinya itu jika kita malah kehilangan kesempatan untuk menerima anugerah terbesar dari Tuhan?

Dunia terus semakin mementingkan politik pencitraan. Sebagai orang percaya yang ingin hidup sesuai kebenaran, hendaklah kita tidak ikut-ikutan melakukan itu. Tidak ada gunanya membuat-buat pencitraan untuk memperoleh penghargaan dari manusia. Apa yang penting adalah bagaimana kita dipandang indah di mata Tuhan. Meski kita tidak mendapat pujian apa-apa dari manusia, apaila kita melakukannya demi kemuliaan Tuhan, melakukan Firman Tuhan yang memberkati orang lain dengan sungguh-sungguh, menaati perintahNya dan menjauhi laranganNya lalu Tuhan memandangnya sebagai sesuatu yang baik, yang berkenan, yang berharga, bukankah itu jauh lebih penting?

Oleh sebab itu, hindarilah bentuk-bentuk keinginan untuk terlihat sempurna di mata orang lain lewat kemunafikan dan politik pencitraan. Hiduplah jujur dalam hubungan dengan Tuhan. Patuhilah semua perintahNya dan lakukan tepat seperti yang Dia kehendaki. Saya percaya, orang yang hidup benar akan memancarkan kebenaran pula. Tanpa kita minta sekalipun, percayalah bahwa cepat atau lambat orang akan bisa melihat dan merasakan Kristus dan segala kebenarannya lewat diri kita.

Bukan apa kata orang tapi apa kata Tuhan, bukan yang dilihat manusia tapi hati yang dilihat Tuhan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...