(sambungan)
Bukan meminta maaf, tetapi dengan segera melemparkan kesalahan kepada Hawa. Benar, Hawa yang memberikan. Tapi mau ikut-ikutan atau menolak tetap merupakan keputusannya pribadi. Bahkan jika kita perhatikan baik-baik respon Adam, dia bukan hanya melemparkan kesalahan kepada Hawa, tetapi juga kepada Tuhan. "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku.." secara tidak langsung Adam berkata bahwa kesalahan itu bermula dari perempuan yang Engkau berikan kepadanya. Tuhan berikan perempuan yang jahat, makanya saya jadi kena. Itu kira-kira sanggahan Adam. Adam menyatakan bahwa apabila Tuhan tidak menempatkan Hawa, maka ia tidak akan melakukan kesalahan.
Selanjutnya Tuhan pun menegur Hawa. Dan lihatlah jawaban Hawa. "Jawab perempuan itu: "Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan." (ay 13b).
Lihatlah adanya estafet melempar kesalahan yang terjadi pada waktu itu. Dari Adam ke Hawa, dari Hawa ke ular. Maka marahlah Tuhan. Tidak saja ular yang dihukum berat, tetapi Adam dan Hawa pun dijatuhi hukuman berat. Wanita berusah payah mengandung penuh kesakitan, sementara pria harus bersusah payah banting tulang dalam mencari nafkah seumur hidupnya. Semua ini berawal dari pelanggaran terhadap larangan Tuhan dan keengganan untuk mengakui kesalahan secara tulus. Kapan manusia mulai belajar untuk mencari alasan? Dari kisah awal kejatuhan manusia ini kita bisa melihat asal mulanya, yaitu sejak dosa mulai menguasai manusia.
Apa yang dilakukan Adam dan Hawa pada saat melanggar larangan Tuhan sungguh berakibat fatal. Dari sanalah dosa kemudian menyeruak masuk menguasai hidup manusia dan berusaha membinasakan kita hingga hari ini. Itu adalah konsekuensi berat yang harus ditanggung manusia sampai sekarang.
Adalah kasih Tuhan yang luar biasa besar bagi kita yang akhirnya menyelesaikannya lewat Yesus Kristus. "Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia." (Ibrani 9:28). Tanpa Yesus niscaya manusia akan terus bergelimang dosa dan kehilangan peluangnya akan keselamatan kekal. Puji Tuhan dan bersyukurlah untuk itu.
Adalah penting bagi kita untuk bisa bersikap legawa, jujur dan dengan rendah hati berani mengakui ketika melakukan kesalahan. Bereskan segera dan jangan malu untuk meminta maaf. Mencoba menutupi dengan mencari alasan-alasan pembenaran bukannya baik tapi akan membuat masalah bertambah sulit untuk dibereskan dan membawa konsekuensi yang jauh lebih berat lagi.
Belajarlah mengakui kesalahan dengan tulus tanpa mencari alasan sebagai pembenaran
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kreasi (1)
Ayat bacaan: Yesaya 64:8 ====================== "Tetapi sekarang, ya TUHAN, Engkaulah Bapa kami! Kamilah tanah liat dan Engkaulah yan...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment