Tuesday, July 25, 2017

Hikmat Dibanding Emas dan Perak (1)

Ayat bacaan: Amsal 3:13-14
=====================
"Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas."

Suatu hari di awal tahun 1848, seorang tukang kayu bernama James Marshall yang bekerja di penggergajian di kaki bukit Sierra Nevada menemukan sebuah bongkahan besar batu sangat besar berwarna kuning. Pencarian lebih lanjut memunculkan lebih banyak lagi batu sejenis yang ternyata bukanlah batu biasa melainkan..emas. Frase "There's gold in them dry hills!" pun dengan cepat bergema ke seantero negeri. Hanya dalam setahun berita itu sudah sampai ke Pantai Timur, dan terjadilah serbuan tambang emas California. Tidak kurang dari 50 ribu pencari emas masuk ke sana lewat jalan darat dan laut. San Fransisco sebagai gerbang masuk ke tambang-tambang emas itu secara dramatis bertumbuh sebagai kota penting yang ramai. Dari jumlah penduduk tidak sampai 1000, hanya dalam beberapa bulan terjadi peningkatan drastis hingga 25 ribu jiwa. Kejadian ini begitu besar hingga mempengaruhi pasar uang di seluruh dunia, mengubah jalannya sejarah Amerika dan dalam waktu singkat menciptakan peradaban Amerika di pantai barat benua itu.

Emas adalah logam mulia yang sudah diketahui manusia punya nilai tinggi sejak ribuan tahun lalu. Sejarah mencatat setidaknya sejak 2500 SM emas sudah dipakai untuk membuat perhiasan dan benda-benda kerajinan berharga. Koin emas sudah ada sekitar tahun 700 SM. Bagi banyak orang, emas dianggap bukti kesuksesan dan kebahagiaan. Banyak yang lebih memilih untuk menyimpan uangnya dalam bentuk emas ketimbang ditabung di bank. Selain tidak terkena potongan bulanan seperti di bank, nilainya cenderung lebih stabil dan naik dibanding bunga bank. Ada orang-orang yang justru membuat dirinya seperti etalase emas untuk menunjukkan statusnya. Dalam persepsi dunia, kekayaan harta menjamin kebahagiaan dan kemakmuran. Emas dan perak tentu termasuk di dalamnya, bersama-sama dengan berbagai bentuk lainnya seperti uang dan lain-lain. Tidak heran jika ada banyak orang yang tidak ada habisnya mati-matian menumpuk harta dengan berbagai cara, seperti terus mengejar menumpuk duit dengan lebih mengejar kerja dan menomorduakan keluarga hingga tergiur untuk bisa memperolehnya lewat cara apapun termasuk berbagi bentuk kecurangan.

Dunia boleh saja mengagungkan emas dan perak, tapi penulis Amsal justru mengajarkan hal yang berbeda. Dikatakan, "Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas." (Amsal 3:13-14). Lihatlah bahwa apa yang membuat orang berbahagia dan mendapat keuntungan bukan harta, bukan emas dan perak, tapi hikmat. Hikmat ini dikatakan jauh lebih bernilai dibandingkan emas dan perak, karenanya inilah yang harus kita prioritaskan.

Mengapa kita harus mementingkan hikmat? Bukankah tanpa harta kekayaan kita akan sulit hidup layak? Mencari nafkah tentu penting. Tuhan sendiri tidak pernah menyuruh kita untuk berleha-leha, bermalas-malasan, tetapi kita justru diharuskan untuk bekerja. Begitu penting sehingga dikatakan "jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." (2 Tesalonika 3:10). Itu kewajiban, tapi jangan sampai karena melakukannya tanpa henti kita menomorduakan Tuhan dan lupa bahwa hikmat jauh lebih penting dari kepemilikan atas emas dan perak yang fana. Selain semua itu pada akhirnya akan sia-sia, kita pun akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh hikmat.

Apa saja manfaat yang bisa kita peroleh dari hikmat sampai-sampai keuntungannya dikatakan melebihi nilai tinggi emas dan perak? Salomo menguraikan manfaat-manfaat yang bisa kita peroleh dari  hikmatdalam Amsal 2, diantaranya:

- kita akan memperoleh pengertian yang benar tentang takut akan Tuhan (ay 5)
- kita bisa lebih mengenal Allah (ay 5)
- hikmat menjadikan kita orang jujur, tidak bercela, adil dan setia (ay 7-8), sehingga,
- dengan demikian kita mendapatkan perlindungan dan pemeliharaan Tuhan. (ay 7-8)
- memampukan kita untuk mengerti tentang apa yang adil, jujur, baik dan benar(ay 9)
- hikmat mendatangkan kebijaksanaan dan pengetahuan (ay 11)
- kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang jahat (ay 12)
- menguatkan kita agar tidak gampang terjebak nafsu kedagingan (ay 16)

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...