(sambungan)
Para rasul juga menyadari betul pentingnya hikmat bagi orang percaya. Dalam surat kepada jemaat Kolose, Paulus mengatakan "kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah." (Kolose 1:9-10). Ia berdoa agar kiranya jemaat Kolose menerima hikmat sepenuhnya, menerima pengertian yang benar dan mengetahui kehendak Tuhan sepenuhnya, agar hidup mereka:
(1) layak di hadapan Tuhan
(2) berkenan kepadaNya dalam segala hal
(3) menghasilkan buah dalam pekerjaan baik
(4) bertumbuh dalam pengertian yang sebenarnya tentang Allah.
Dari ayat diatas kita tahu bahwa apabila kita ingin punya hikmat, maka yang paling pertama yang harus kita lakukan adalah membangun hidup yang takut akan Tuhan. Anda tidak akan bisa mendapatkan hikmat jika masih hidup mengikuti kehendak sendiri apalagi kalau masih terus melakukan hal-hal yang bertentangan dengan prinsip kebenaran Kerajaan.
Berikutnya, mari kita lihat ayat berikut. "Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian." (Amsal 2:6).
Ayat ini menyatakan dengan jelas bahwa hikmat itu berasal dari Tuhan. Hikmat yang sejati tidak akan pernah kita peroleh dari dunia, melainkan dari Tuhan saja. Dialah yang memberikan hikmat, pengetahuan dan kepandaian. Itu bisa kita dapatkan apabila kita memperoleh pengertian tentang takut akan Tuhan dan pengenalan yang benar akan Dia. Jika itu kita lakukan, "Maka engkau akan mengerti tentang kebenaran, keadilan, dan kejujuran, bahkan setiap jalan yang baik." (ay 9).
Sebuah pernyataan yang sama tentang hikmat ini bisa kita peroleh lewat Yakobus. "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--, maka hal itu akan diberikan kepadanya." (Yakobus 1:5). Perhatikan, Tuhan membuka kesempatan selebar-lebarnya bagi kita untuk meminta hikmat kepadaNya. Dengan cara apa? Ayat selanjutnya mengatakan "Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin." (ay 6). Kita bisa memintanya dalam iman, dan melangkahlah dengan pasti. Kebimbangan akan membuat semuanya mentah, tanpa iman pun kita tidak akan bisa menuai hikmat apapun yang sejati berasal dari Tuhan.
Dari renungan terdahulu dan pembahasan di atas, kita bisa tahu betapa berharganya hikmat ini bagi hidup kita. Hikmat akan membuat kita tahu apa yang menjadi panggilan kita, apa yang harus kita lakukan, apa yang harus kita hindari, bagaimana agar kita menghasilkan buah-buah baik, bagaimana kita harus berjalan agar kita bisa tetap melakukan hal yang benar dan setia memelihara iman hingga akhir. Hikmat bukan saja akan berguna pada kehidupan saat ini tapi juga yang akan datang, hingga fase berikutnya di kekekalan.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment