Thursday, July 13, 2017

Mindset dalam Menghadapi Pencobaan (2)

(sambungan)

Jika anda ingat masa-masa anda masih sekolah, anda tentu tahu bahwa untuk naik kelas anda terlebih dahulu harus melalui ujian. Anda belajar, lalu hasil belajar anda akan terlihat dari hasil ujian. Tidak ada orang yang naik kelas tanpa ujian. Jika gagal, maka anda pun gagal naik alias tinggal kelas. Untuk bisa melihat apakah kita sudah berakar kuat atau belum, apakah iman kita kokoh atau masih mudah terguncang maka kita pun harus melewati ujian lewat pencobaan. Jadi, pandanglah masalah sebagai sebuah ujian terhadap iman.

Tidak mudah menghadapi ujian, namun kita tentu senang saat naik kelas. Itu juga yang seharusnya ada dalam pola pikir kita ketika menghadapi ujian iman. Apabila buah dari iman kita baik, maka setelah kita melaluinya kita pun akan menjadi pribadi-pribadi dengan iman yang lebih matang. Dan itu tentu sangat diperlukan supaya kita bisa tetap menjaga atau memelihara iman hingga akhir. Itulah yang diingatkan oleh Yakobus.

Sebuah ujian seperti apapun bisa menghasilkan buah matang yang bisa menyempurnakan kita. Oleh sebab itulah penting bagi kita untuk menyikapi dengan benar situasi-situasi sulit yang hadir dalam hidup kita menjadikannya sebagai ajang ujian. Kita bisa memakainya untuk mengetahui apakah iman kita sudah berakar kuat atau belum, apakah iman kita kokoh/teguh atau masih lemah. Lalu hadapilah dengan benar agar bisa lulus ujian. Kesempatan untuk naik kelas lewat ujian tentu seharusnya disikapi dengan bahagia kalau kita memiliki cara pandang yang benar akan hal itu.

Berat? Tentu. Kabar baiknya, jangan lupa bahwa dalam keadaan seperti apapun Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Dia terus dengan setia berada bersama kita, bahkan dalam keadaan tergelap sekalipun, seperti apa yang bisa kita baca dalam Mazmur. "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazmur 23:4). Seberat apapun masalah yang kita hadapi, penghiburan, kelegaan dan pertolongan selalu disediakan Tuhan bagi kita.

Dari pengalaman saya, apabila masalah yang datang itu merupakan cobaan, maka Tuhan akan terlebih dahulu mempersiapkan anda sebelum memberi ujian. Masalahnya, seringkali kita tidak menyadari masa-masa diajar atau dilatih Tuhan. Seperti anak sekolah yang tidak serius saat belajar, kita pun akan kelabakan pada saat ujian tiba. Membangun hubungan yang intim dengan Tuhan dan melibatkannya terus dalam hidup akan membuat kita peka terhadap ajaran dan didikan Tuhan. Nantinya pada saat masa ujian tiba, kita bisa bertekun menghadapinya sampai kemudian lulus dan naik kelas.

Jika masalah datang karena kekeliruan atau keteledoran kita, perbaikilah. Tapi saat hal tersebut datang sebagai sebuah ujian, hadapilah dengan tenang. Tekunlah saat melaluinya, jangan panik, jangan kuatir, jangan takut dan jangan kehilangan sukacita. Tetap lakukan hal yang benar, pastikan iman kita kuat dan tidak goyah, lakukan yang terbaik dengan mengacu pada kebenaran Firman. Disanalah kita akan menghasilkan buah-buah matang, yang akan menyempurnakan kita, membuat kita utuh tak kurang suatu apapun.

Trials test and make our character better

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...