Thursday, July 20, 2017

Sukacita dalam Tuhan (2)

(sambungan)

Sejaan dengan ayat dari Paulus diatas, ayat bacaan hari ini jelas menyatakan dimana letaknya sukacita sejati itu. "Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!" (Mazmur 32:11). Sukacita sejati itu ternyata ada di dalam Tuhan, di dalam persekutuan kita yang manis denganNya. Disanalah letak sukacita itu, dan bukan pada keadaan kita di dunia atau tegantung orang lain. Sorak sorai akan selalu keluar dari mulut orang-orang benar dan jujur, karena ada Tuhan bersama orang-orang seperti ini. Dalam persekutuan yang erat dengan Tuhan, kita pun tidak akan gampang goyah menghadapi masalah apapun. Ada sukacita dalam Tuhan yang akan terus mengalir dan mengalir mengisi setiap relung hati kita. Dan sukacita seperti ini tidak akan mampu dihentikan oleh masalah apapun.

Pertanyaannya sekarang, dari mana kita bisa mendapatkan sukacita dalam Tuhan itu? Terkadang kita berpikir terlalu jauh, padahal sukacita bisa kita temukan dalam hal-hal yang sederhana. Mari kita lihat dari mana saja sukacita itu bisa muncul.

1. Sukacita akan kehadiran Tuhan.
Lewat Daud kita bisa mengetahuinya dengan jelas "Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram." (Mazmur 16:8-9). Menyadari kehadiran Allah bersama kita akan membuat kita tenang menghadapi segalanya. Bukankah Tuhan punya kuasa lebih dari segalanya? Adakah hal yang terlalu sulit bagi Allah? Adakah satupun hal yang tidak sanggup dilakukan Tuhan? Sama sekali tidak ada. Artinya, jika kita menyadari bahwa Allah hadir bersama kita, tidak ada satu hal pun yang dapat mencuri sukacita itu. Kita tidak perlu panik, takut, kecewa, marah, melainkan bisa merasakan sukacita, penuh sorak sorai dan merasakan tenteram dalam hati.

2. Sukacita akan kasih setia dan kebaikan Tuhan.
Selain dengan menyadari kehadiranNya, kita pun harus menyadari betapa baiknya Tuhan itu. Dalam kitab Yesaya kita bisa menemukan hubungan antara menyadari kebaikan Tuhan dengan datangnya sukacita. "Aku hendak menyebut-nyebut perbuatan kasih setia TUHAN, perbuatan TUHAN yang masyhur, sesuai dengan segala yang dilakukan TUHAN kepada kita, dan kebajikan yang besar kepada kaum Israel yang dilakukan-Nya kepada mereka sesuai dengan kasih sayang-Nya dan sesuai dengan kasih setia-Nya yang besar." (Yesaya 63:7).

Seringkali kita lupa menyadari kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Kita begitu mudah menyalahkan Tuhan dan menuduh Tuhan pilih kasih, tidak adil dan sebagainya bahkan menuduh kejam saat pertolonganNya tidak kunjung turun sesuai kemauan kita. Di sisi lain, kita begitu sulit merasakan kebaikan Tuhan ketika hidup kita sedang baik-baik saja. Apakah dengan hadirnya masalah itu artinya Tuhan tidak baik? Tentu saja tidak. Ada banyak alasan mengapa kita harus tetap melalui lembaran-lembaran berat dalam kehidupan kita. Tuhan bisa pakai itu untuk melatih otot rohani kita dan membawa kita naik kelas, Tuhan bisa pakai juga untuk memberi pelajaran bagi kita. Atau bisa jadi pula akibat dosa kita sendiri. Tetapi yang pasti Tuhan itu baik. Ayat Yesaya di atas kemudian dilanjutkan dengan: "..maka Ia menjadi Juruselamat mereka dalam segala kesesakan mereka. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala." (ay 8-9). Ketika Yesus datang ke bumi, ia langsung turun tangan menyelamatkan umat manusia, memulihkan hubungan kita dengan Tuhan dan melayakkan kita untuk bisa memperoleh keselamatan.

Di zaman Salomo kita bisa menemukan sebuah lagu pujian yang dipersembahkan kepada Tuhan dengan megahnya. "Demikian pula para penyanyi orang Lewi semuanya hadir, yakni Asaf, Heman, Yedutun, beserta anak-anak dan saudara-saudaranya. Mereka berdiri di sebelah timur mezbah, berpakaian lenan halus dan dengan ceracap, gambus dan kecapinya, bersama-sama seratus dua puluh imam peniup nafiri. Lalu para peniup nafiri dan para penyanyi itu serentak memperdengarkan paduan suaranya untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur kepada TUHAN. Mereka menyaringkan suara dengan nafiri, ceracap dan alat-alat musik sambil memuji TUHAN dengan ucapan: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Pada ketika itu rumah itu, yakni rumah TUHAN, dipenuhi awan." (2 Tawarikh 5:12-13). Lihatlah lagu pujian yang menyatakan kebaikan Tuhan itu mampu membuat kemuliaanNya turun dari langit. Jangan pernah lupakan kebaikan Tuhan, bersukacitalah atas hal itu.

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...