(sambungan)
Petrus mulai merasa takut ketika angin mulai menerpa dirinya dalam perjalanan menuju Yesus. Ketika rasa takut itu menguasai dirinya, imannya mulai goyah. Rasa takut ia respon dengan keraguan atau kebimbangan, dan yang terjadi sesudahnya ia pun seketika itu juga mulai tenggelam. Perhatikanlah, bukankah hal seperti ini sering terjadi pada kita? Ketika masalah mulai datang menerpa dari segala arah seperti angin yang menerpa Petrus, kita cenderung bereaksi sama seperti Petrus. Kita membiarkan rasa takut tumbuh membesar sehingga keyakinan kita pelan-pelan berubah menjadi kebimbangan, menggoyang keyakinan kita kepada Tuhan. Kuatir lalu takut, dari takut lalu ragu, dari ragu menjadi semakin tidak percaya. Dan di saat itu terjadi, kita pun tenggelam.
Kabar baiknya, dari ayat 31 kita bisa melihat pula bahwa Yesus mengulurkan tanganNya. Dia tidak membiarkan kita tenggelam dalam ketakutan-ketakutan kita. Dia mengulurkan tanganNya, siap mengangkat kita keluar. Dia siap untuk memerdekakan kita dari segala hal yang negatif, termasuk di dalamnya merdeka dari kekhawatiran, ketakutan, kecemasan, kebimbangan, kegelisahan dan lain-lain.
Dalam 1 Petrus 5:7 dikatakan: "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7). Segala, semua, seluruhnya, bukan sedikit, setengah, sebagian. We should cast all of our anxieties, worries, concerns on Him because He cares for us. Bukankah menjadi sangat ironis bahwa Petrus masih mengalami kekurang-percayaan yang mengakibatkan kebimbangan berawal dari rasa kuatir atau takut tepat setelah ia melihat langsung bagaimana Yesus menggandakan 5 roti dan 2 ikan untuk memberi makan ribuan orang dan sempat mengalami mukjizat secara langsung dengan berjalan di atas air? Bukankah ironis saat semua itu sudah ia alami, tapi imannya goyah justru pada saat ia tengah berjalan di atas badai menuju Yesus? Kita pun bisa mengalami hal yang sama. Seringkali badai dalam kehidupan ini begitu keras menggoyang hingga kita mulai merasa ketakutan. Tanpa sadar kita mulai ragu apakah Tuhan akan menolong kita, apakah kita akan bisa melewati badai dengan selamat. Dan saat itu terjadi, kita pun tenggelam. Jangan-jangan kita malah kemudian menyalahkan Tuhan dan makin hancur imannya.
Apakah Tuhan akan menjawab doa-doa kita dan mengangkat kita keluar dari sana? Kisah dalam Matius 14:22-33 ini menunjukkan dengan jelas bahwa:
1. saat kita menghadapi masalah Tuhan datang dan menjawab kita.
2. Tuhan siap menolong kita dan membuat kita mampu berjalan mengatasi badai hingga bisa kembali mengarungi kehidupan dengan tenang.
3. Tapi kita tidak boleh membiarkan rasa takut berkecamuk dalam hati dan pikiran kita sehingga kita menjadi ragu.
4. Kita harus memiliki iman yang kuat berakar di dalam Kristus dan dibangun di atasNya seperti yang disebutkan dalam Kolose 2:7 sebagai syarat mutlak untuk bisa mengalami kuasa Tuhan secara penuh.
Jika diantara anda ada yang saat ini tengah merasa takut, dicekam kekuatiran akan sesuatu, mulai ragu akan eksistensi dan perkenanan Tuhan untuk menolong anda, berhentilah sekarang juga. Ingatlah bahwa Tuhan sudah meminta kita untuk menyerahkan Segala kekuatiran itu kepadaNya. Ketakutan yang kemudian disusul dengan keraguan akibat tergerusnya rasa percaya kita bisa mendatangkan bahaya. Perhatikan pula bahwa Tuhan tidak menjanjikan untuk mengambil kekhawatiran itu dari kita, melainkan kitalah yang diminta untuk memberikan semua itu kepada Tuhan. Jika anda menyerahkan segala perasaan yang mengganggu itu kepada Tuhan, Dia akan segera menggantikannya dengan sukacita. Karena itu lepaskanlah semua ketakutan, kekuatiran dan keraguan anda, serahkan kepadaNya. Teruslah latih iman anda agar berakar kuat di dalam Tuhan dan tumbuhlah di atasNya. Disanalah anda akan mengalami dan merasakan keberadaan Tuhan dengan kuasaNya secara nyata dalam hidup anda, termasuk saat anda berada di tengah badai terburuk sekalipun.
Never, ever doubt that God is much bigger than whatever you are worried about
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment