Sunday, September 24, 2017

Bodoh bagi Dunia, Berharga di Mata Tuhan (1)

Ayat bacaan: 1 Korintus 1:27-29
=======================
"Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah."

Ada seorang pianis yang saya kenal dengan sangat baik sudah aktif melayani selama lebih dari 10 tahun lewat permainan dan aransemennya yang tinggi kualitasnya. Pada awalnya ia sulit untuk bisa menjadi pianis karena struktur tangan dan jarinya memang agak aneh bentuknya. Ia pun sering mendengar bahwa ia tidak akan bisa sukses jika memaksakan jadi pianis. Tapi ia terus belajar otodidak. Menurutnya, pada waktu itu ia masih belum mengerti apa-apa soal panggilan. "Tapi yang saya tahu, saya seperti terdorong untuk terus belajar dan berusaha untuk menjadi pemain piano." katanya. Ternyata Tuhan memang mau pakai dia sejak masih muda. Ia mulai melayani sejak masih kuliah. Hari ini ia menjadi salah satu hamba Tuhan di bidang musik yang terdepan di kotanya. Ia dipakai bukan hanya di gereja tempatnya bertumbuh tapi juga di gereja lain bahkan di luar. Karirnya di musik sekuler pun terbilang sukses. "Kalau ingat apa yang dikatakan orang dulu tentang saya, rasanya menyakitkan.. tapi saya senang bahwa saya berhasil membuktikan sebaliknya, dan itu semua karena Tuhan dan rencanaNya jauh sebelum saya mengerti tentang panggilan." katanya.

Satu contoh lagi, ada musisi yang memainkan instrumen lain. Ia sempat diminta keluar dari sekolah musik tempat ia belajar karena dianggap tidak berbakat. Bayangkan, sudah bayar uang sekolah (bukan gratisan) dan rajin, ia ditolak belajar disana, dan itu terjadi masih di tahun pertama. Ia sempat kecewa dan menggudangkan instrumennya selama 2 tahun. Tapi pada suatu hari ia merasa ada sesuatu di dalam hatinya yang menyuruh untuk kembali aktif memainkan alat musiknya. Ia memilih untuk menurut. Alat musik itu ia keluarkan lagi dari gudang, ia latihan sendiri, dan luar biasa, tidak lama setelah itu ia mendapat beasiswa untuk belajar di luar negeri. Disana ia bersinar menjadi murid yang berprestasi, mendapat kesempatan untuk bermain di pentas bersama gurunya dan nama-nama besar. Hari ini ia sudah kembali ke Indonesia dan aktif sebagai pemain profesional, guru dan sangat aktif juga melayani. Apakah ia sakit hati terhadap sekolah yang mengeluarkannya dulu? "Tidak. Saya memaafkan mereka. Itu saya jadikan motivasi dan pelajaran agar saya tidak melakukan hal yang sama terhadap siswa saya." katanya. Ia belajar untuk melihat potensi dan panggilan lebih daripada kondisi fisik atau kemampuan. Disamping sukses di bidang pelayanan dan karir, ia juga sukses mencetak banyak pemain berkualitas yang juga sudah berhasil dalam karir mereka.

Saya sendiri bukanlah orang yang terlahir Kristen. Masa lalu saya juga penuh dengan hal-hal yang buruk. Lewat pengalaman pribadi bertemu dengan Yesus, saya kemudian bertobat, dan beberapa tahun kemudian menuruti perintah Tuhan untuk menyediakan renungan harian ini. Saya tidak pernah sekolah Alkitab, saya tidak tahu banyak pada mulanya. Saya juga bukan penulis. Lalu bagaimana mungkin saya harus menulis sesuatu tiap hari? Tapi Tuhan bilang, bukan bisa atau tidak, tapi mau atau tidak. Saya memutuskan untuk patuh. Saat ini sudah 10 tahun saya mengisi renungan ini disamping juga aktif di gereja dimana saya bertumbuh. Buat saya pribadi, ini sangat luar biasa, karena setiap hari saya bisa merasakan Tuhan bekerja lewat jari-jari saya. Mengisi pikiran dan hati saya dengan kebenaranNya untuk disampaikan lewat tulisan, yang kemudian juga menjadi sumber pelajaran buat saya untuk terus lebih banyak mengenali Firman Tuhan. Saya merasa bersyukur bahwa pada waktu diminta saya menurut, saya bersyukur karena Tuhan ternyata mau pilih saya yang pada waktu itu belum tahu apa-apa dan tidak punya dasar kemampuan yang cukup untuk melakukan sesuatu. Saya senang sekali bisa menyampaikan pesan Tuhan lewat tulisan setiap harinya.

Kedua contoh teman musisi di atas adalah nyata berdasarkan pengalaman dua musisi yang benar-benar ada. Saya pikir, apabila mereka patah arang di awal, dunia musik dan pelayanan tentu akan kehilangan dua sosok luar biasa ini. Keduanya sama-sama mendapati panggilan mereka sejak muda, dua-duanya mulai melayani sejak muda juga, dan keduanya bersinar keluar dari keterbatasan atau kekurangannya. Keduanya dianggap tidak akan berhasil oleh dunia, tapi berhasil membuktikan sebaliknya. Hal ini jelas membuktikan dua hal, yaitu bahwa:
1. Setiap orang punya panggilan yang kalau dilakukan akan mendatangkan keberhasilan, kebahagiaan dan juga membawa berkat buat orang lain
2. Tuhan bisa pakai siapapun, bahkan yang dipandang sebelah mata, atau malah dianggap bodoh oleh dunia untuk menjadi hambaNya yang luar biasa

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...