Ayat bacaan: Mazmur 92:14
=================
"mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita."
Beberapa hari kemarin kita sudah melihat seperti apa orang benar akan menjadi menurut Firman Tuhan. Secara luar biasa Pemazmur menggambarkan 'the fate' atau 'destiny' dari orang benar lewat contoh pohon korma dan pohon aras yang tumbuh di Libanon. Kedua pohon ini tumbuh di habitat yang keras dan berat. Kebanyakan pohon akan menyerah jika ditempatkan disana, tetapi kedua jenis ini bisa tumbuh dan menghasilkan begitu banyak manfaat baik dari buah, kayu hingga getah. Kalau pohon korma menghasilkan buah yang bernutrisi tinggi dan lezat rasanya, pohon aras membuktikan kehebatannya dengan tetap tumbuh dan berbuah hingga ratusan tahun. Batangnya dipakai untuk membangun terutama untuk bangunan-bangunan penting seperti istana dan bait Allah karena kekuatan dan daya tahannya yang luar biasa. Kedua pohon ini sangatlah tepat dalam menerangkan seperti apa seharusnya orang benar itu hidup. Meski dalam habitat yang sulit bahkan meski melewati fase padang gurun, orang benar akan tetap bertunas, tumbuh lebat dan berbuah serta mendatangkan manfaat bagi sesama, dan itu akan menjadikan orang-orang benar garda terdepan untuk mengenalkan / membuktikan eksistensi Tuhan kepada orang lain.
Ijinkan saya memberi satu contoh tentang pohon dan tempat dimana ia ditanam. Misalnya anda menanam sebuah pohon di salah satu sisi pekarangan anda. Agar pohon itu bisa hidup, pohon akan berusaha membuat akarnya kokoh supaya bisa menembus lapisan tanah yang keras hingga menemukan air dan nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan. Itu kemudian akan membuat proses fotosintesis pada daun bisa berjalan lancar sehingga pohon bisa mendapatkan segala zat makanan yang dibutuhkan untuk tumbuh sehat, subur dan menghasilkan buah. Jadi intinya, pohon menyerap kebutuhannya untuk hidup dan tumbuh dari tanah dimana ia ditanam. Itu poin pertama.
Apakah pohon itu hanya menyerap dan terus menyerap tanpa memberikan kembali apa-apa kepada tanah dan tempat dimana ia ditanam alias hanya sepihak saja? Tentu saja tidak. Lantas kalau tidak, apa yang diberikan pohon kepada tempatnya ditanam? Ada banyak sekali. Yang paling sederhana, pohon akan membuat area disekitarnya sejuk dan asri. Pohon bisa menjadi tempat berteduh dari panas dan hujan. Bicara soal hujan, pohon bisa menahan laju air dan akarnya akan mencegah erosi tanah. Selain itu, pohon bisa meningkatkan daya serap air dalam tanah sehingga akan meningkatkan cadangan air tanah dan kesuburan tanah. Saat fotosintesis berlangsung, tanaman menghisap CO2 dan menghasilkan oksigen dan gula. Tidaklah mengherankan apabila kita biasanya merasa nyaman dibawah pohon terutama pada siang hari yang panas. Tanpa adanya pohon, CO2 dalam jumlah berlebihan akan menimbulkan efek rumah kaca yang akan sangat membahayakan generasi selanjutnya maupun bumi. Selain menyerap CO2, pohon juga bisa mengurangi zat-zat pencemar udara lainnya. Banyak sekali bukan manfaat yang diberikan kembali oleh pohon? Jadi, pohon memberikan kembali manfaat kepada tanah dan tempat dimana ia ditanam. Itu poin kedua.
Jadi jelas ada hubungan timbal balik yang saling memberi manfaat antara pohon dengan tanah tempatnya tertanam.
Ketika Pemazmur menerangkan bahwa orang benar sejatinya akan bertunas seperti pohon korma dan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon, ia kemudian melanjutkan dengan kalimat "mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita." Perhatikanlah ada kata ditanam dan bertunas. Ditanam dan bertunas dimana? Di bait Tuhan, di pelataran Allah kita.
Pertanyaanya, sebagai orang-orang yang sejatinya harus benar, dimana kita tertanam saat ini? Dimana kerohanian kita saat ini memperoleh asupan nutrisi agar bisa hidup dan bertumbuh? Dan pertanyaan terpenting: seperti pohon, apakah kita sudah memberikan kontribusi kembali kepada gereja dimana kita menyerap makanan rohani? Apakah kita sudah melakukannya, pernah memikirkannya atau hanya menyerap dan makan tanpa memberikan apa-apa?
Kita tahu bahwa kita semua punya kewajiban untuk melakukan Amanat Agung. Kita tahu bahwa kita menerima berkat bukan untuk dipakai sendiri untuk memperkaya diri melainkan untuk memberkati orang lain. We have to do something to extend God's kingdom on earth. Apakah harus di gereja? Tentu tidak. Masing-masing dari kita punya panggilan yang alangkah baiknya dipakai sebagai sarana pelayanan kita. Tapi apakah itu berarti bahwa kita bisa melupakan saja pentingnya untuk berkontribusi bersama saudara-saudari seiman lainnya dimana kita bertumbuh? Tentu tidak juga kan? Apakah tidak ada sedikitpun waktu, tenaga, usaha atau apapun yang bisa kita baktikan agar gereja bisa lebih maksimal dalam menjangkau dan menyelamatkan jiwa?
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment