Ayat bacaan: Roma 11:6
===================
"Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia."
Semua orang ingin bisa hidup mapan. Kebutuhan primer tercukupi, kebutuhan sekunder dan tertier terpenuhi. Akan jauh lebih baik apabila masih ada sisanya untuk ditabung atau diinvestasikan untuk bisa mendapat penghasilan lebih baik lagi. Alternatifnya sekarang sudah lumayan banyak. Kalau dahulu orang yang modalnya pas-pasan memilih untuk bekerja pada orang lain atau perusahaan dengan imbalan gaji, sekarang bisa membuka online store yang tidak perlu sewa tempat, bayar karyawan atau biaya-biaya rutin lainnya seperti air, listrik bahkan uang keamanan. Cukup punya modal untuk menyediakan barang-barang sudah bisa jualan di toko virtual.
Ada banyak perusahaan yang menyediakan lebih dari gaji buat karyawan yang berprestasi dalam bentuk bonus. Hal tersebut dianggap mampu memicu kinerja pegawai untuk berada di atas normal. Atau, pilihan lembur bisa dijadikan alternatif pula untuk mendapat lebih dari standar. Buruh bangunan bekerja dengan bayaran perhari atau ada juga yang borongan. Banyak orang yang memberikan imbalan kepada orang lain atas jasa mereka. Atau juga memberi tip kepada pramusaji yang kita nilai ramah, tanggap dan cekatan. Upah, gaji, bonus, imbalan, balas jasa, tip dan sejenisnya semua merupakan hal yang kita peroleh sebagai hasil kerja kita, hasil dari tenaga, waktu, pikiran dan lain-lain yang kita pakai. Kita bekerja, kita menerima imbalan. Kita berdagang, kita beroleh laba. Semua itu hasil yang didapat dari usaha.
Ketika kita melakukan sebuah pekerjaan dan menerima upah atasnya, itu merupakan sebuah hak yang kita peroleh berdasarkan kerja keras kita atau disebut juga imbal jasa. Itulah definisi upah. Paulus juga menyatakan hal yang sama. "Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya." (Roma 4:4). Tentu saat anda menerima gaji sesuai kesepakatan dan menurut standar perusahaan, itu tidak disebut sebagai hadiah melainkan gaji, upah atau imbal jasa.
Dari Tuhan kita menerima sebuah anugerah besar yaitu keselamatan dalam Kristus sebagai sebuah kasih karunia. Kasih karunia bukan berbentuk seperti upah, imbalan, gaji atau bentuk imbalan atas jasa lainnya. Kasih karunia adalah sesuatu yang diberikan bukan karena jasa dan usaha melainkan cuma-cuma kepada pihak yang sebenarnya tidak layak untuk menerimanya. Tuhan memberikan keselamatan untuk memperoleh hidup yang kekal melalui dalam bentuk kasih karunia kepada manusia yang sebenarnya tidak layak mendapatkan itu.
Apakah Tuhan memberikan kasih karunia karena Dia berhutang sesuatu kepada kita kita, manusia? Tentu saja tidak. Apakah kita begitu hebat, luar biasa baiknya, sempurnanya, besarnya, sehingga Tuhan berhutang sesuatu yang sebesar keselamatan? Tentu tidak. Tuhan tidak berhutang sebuah hidup yang kekal kepada kita. Sebab kalau bentuknya bayar hutang atau balas jasa, itu bukanlah lagi kasih karunia. "Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia." (Roma 11:6). Dia memberi keselamatan untuk hidup yang kekal dan menawarkannya sebagai hadiah. Itulah bentuk kasih karunia. Belas kasih Tuhan memberikan pengampunan kepada kita orang yang tidak layak, kasih karunia yang turun kepada kita memberikan keselamatan dan menjadikan kita dibenarkan. Kita menjadi orang yang dibenarkan, dan berhak mendapat hidup yang kekal, itu semua adalah hasil kasih karunia Tuhan. Perumpamaan tentang anak yang hilang dalam Lukas 15:11-32 bisa menjadi contoh yang sangat baik akan kasih karunia ini.
Lewat kasih karunia, Tuhan menyelamatkan kita dan memberikan hidup yang kekal secara cuma-cuma. Itu bukanlah atas hasil usaha, tapi merupakan pemberian Tuhan. Kasih karunia bukanlah seperti sebuah tiket keselamatan yang bisa dibeli, tapi murni merupakan hadiah dari Allah yang begitu mengasihi kita. "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8-9).
Ada banyak orang yang keliru memandang keselamatan. Mereka berusaha 'membeli' keselamatan untuk hidup yang kekal dengan berbagai usaha. Rajin ke gereja, berdoa secara terus menerus dan rutin, melayani sebanyak mungkin, menyumbang kesana kemari dan sebagainya. Apakah semua ini salah? Tentu saja tidak. Semua itu sangat baik. Tapi perhatikan apa sebenarnya yang menjadi motivasinya. Kalau motivasinya semata-mata untuk 'membeli' keselamatan maka semuanya akan sia-sia sebab keselamatan diberikan dalam bentuk kasih karunia bukan berdasarkan imbalan atas jasa. Tuhan tidak akan pernah berhutang hidup kekal pada siapapun, sampai kapanpun.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment