Saturday, September 2, 2017

Penantian Panjang Abraham (2)

(sambungan)

Ketika Tuhan menyatakan bahwa Ismael bukanlah ahli waris seperti yang dijanjikan Tuhan (15:5), Abraham taat dan percaya kepada Tuhan. Ketika Tuhan berkata: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." (ay 5), kita melihat tidak ada sedikitpun bantahan atau pertanyaan lanjutan dari Abraham. Alkitab justru mencatat seperti apa reaksi Abraham "Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."  (ay 6). Tuhan memperhitungkan keyakinan Abraham sebagai sesuatu yang menyenangkan hatiNya.

Ketika mencapai usia 100 tahun, Abraham pun akhirnya memperoleh janji Tuhan. "TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya." (21:1-2).

Penantian selama 25 tahun di usia senja tentu tidak mudah. 25 tahun bukanlah masa yang singkat. Akan tetapi iman Abraham besar, iman yang membuatnya bisa percaya dan sabar meski secara logika tidak ada dasar apapun untuk berharap akan hal
itu.

Ribuan tahun setelah masa Abraham, Penulis Ibrani kembali menyajikan kesaksian Abraham untuk menguatkan iman orang-orang Ibrani. "Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya." (Ibrani 6:15). Kita bisa belajar dari ayat ini tentang bagaimana caranya untuk memperoleh janji Tuhan digenapi dalam kehidupan kita, yaitu menanti dengan sabar. Dari sini kita bisa melihat bahwa kesabaran dalam menunggu sungguh merupakan sebuah faktor penting yang akan sangat menentukan apakah kita akan menerima janji Tuhan atau tidak.

Petrus mengingatkan :"Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari." (2 Petrus 3:8). Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa waktu Tuhan tidaklah sama dengan waktu kita. Tidak berhenti sampai disitu, Petrus pun melanjutkan dengan mengingatkan kita bahwa Tuhan tidak akan pernah terlambat menepati janjiNya, meski mungkin menurut waktu kita itu terlalu lama. "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat." (ay 9). Meski rasanya terlambat menurut perhitungan kita, tapi waktu Tuhan tidaklah sama. Itu sama sekali bukan berarti Tuhan lalai dalam menepati janji. Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita. Dia menjanjikan untuk selalu membuat segalanya indah pada waktunya."Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir." (Pengkotbah 3:11).

Kesabaran merupakan satu dari buah Roh. (lihat Galatia 5:22). Kesabaran akan membuahkan hasil, karena Tuhan kita bukanlah Tuhan yang suka ingkar janji. Iman akan membawa kita untuk teguh dalam pengharapan, dan terus bertekun dalam kesabaran yang penuh karena kita percaya janji Tuhan akan selalu digenapi. Abraham mendapat sebuah janji yang secara akal sehat manusia tidak memiliki dasar logika sama sekali. Tapi ia percaya sepenuhnya, dan kita melihat bagaimana janji itu digenapi.

Dalam Roma kisah Abraham yang luar biasa ini kembali disinggung. "Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup. Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan." (Roma 4:18-21). Dan kembali kita bertemu dengan Firman Tuhan yang menyatakan bahwa Tuhan berkenan atas imannya, hal itu diperhitungkan sebagai kebenaran. (ay 22). Jika itu bisa terjadi kepada Abraham, hal yang sama bisa terjadi pada kita pula, sebab "Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja,tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati, yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita." (ay 23-25). Itu janji Tuhan, yang tidak akan bisa kita dapatkan tanpa adanya kesabaran dan keyakinan penuh.

Paulus mengingatkan Timotius agar mampu menguasai diri dalam segala keadaan, dan sabar dalam penderitaan. (2 Timotius 4:5). Pesan ini pun masih berlaku bagi kita yang seringkali terburu-buru dalam mencoba menyelesaikan masalah. Kita mudah panik dan akibatnya selalu mencari jalan pintas meski mungkin hal itu berarti berpaling dari Tuhan. Padahal kesabaran akan membawa kita menuai janji-janji Tuhan yang pasti akan selalu digenapi. Paulus memberikan kunci penting kehidupan dalam kasih dalam kitab Roma 12:9-21. Dan salah satu bagiannya berbunyi sebagai berikut: "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" (ay 12).

Abraham mampu bersabar selama 25 tahun, mengatasi segala ketidakmungkinan dan kemustahilan yang akan terlihat kalau pakai logika manusia. Ia tidak hilang harapan meski usianya terlihat sangat tidak memungkinkan untuk menunggu terlalu lama. Dan hasilnya, Abraham menuai janji Tuhan. Bukan menurut kita, tapi menurut Tuhanlah yang penting. Sebab Dia tahu apa yang terbaik buat kita dan Dia telah merancangkan segala sesuatu itu indah pada waktunya bagi kita. Jika demikian, bersabarlah. Apapun yang saat ini menjadi pergumulan anda, hadapi dengan sabar lewat iman.

Latih diri untuk bersabar supaya bisa menuai janji Tuhan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...