Monday, September 4, 2017

Pria Tidak Boleh Menangis? (2)

(sambungan)

Tuhan tidak menuntut kita untuk berpura-pura tegar padahal kita hancur di dalam. Dia tahu penderitaan itu perih, dan untuk itu Dia siap untuk berada bersama dengan kita dalam melewati masa-masa perih itu. Tuhan tidak menyalahkan kita dan memaksa kita untuk membuang semua rasa perih itu dalam waktu singkat, melarang kita untuk punya perasaan dan bersedih pada waktu-waktu tertentu. Dia tidak memarahi kita diwaktu kita menangis. Tuhan sendiri paham betul bagaimana rasanya kehilangan. Tuhan tahu rasanya terluka karena Dia pun mengalami sendiri perihnya luka ketika AnakNya yang tunggal Dia relakan untuk menebus kita semua lewat cara-cara yang keji.

Lihatlah bagaimana Tuhan memberi perawatan dan penghiburan kepada orang-orang yang terluka. "Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka." (Mazmur 147:3). Tuhan siap menyembuhkan kita, merawat dan membalut luka kita, memeluk kita dengan penuh kasih sayang hingga kita sehat kembali. Ayat ini belum pernah gagal untuk menguatkan saya ketika tengah mengalami kesedihan atau kesusahan. Saya tahu bahwa ketika saya sedih, down dan letih perasaan, saya punya kesempatan untuk merasakan kasih sayang Tuhan yang begitu indah dalam merawat saya, membalut luka-luka dan memeluk dengan penuh kelembutan hingga saya pulih kembali.

Kembali kepada ayat 2 Korintus pasal 1 tadi, kita bisa membaca kelanjutannya yang berbunyi sebagai berikut: "yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah." (2 Korintus 1:4). Perhatikan bahwa perawatan dan penghiburan Allah itu ternyata tidak hanya mampu memulihkan kita, tetapi juga lebih dari cukup untuk dipakai menghibur orang lain yang mengalami penderitaan juga. Ini tidak harus berarti bahwa kita akan selalu mampu menolong lewat banyak kata-kata atau pemberian, tetapi terkadang sebuah kehadiran kita untuk memberi mereka pundak tempat bersandar dan menangis bisa merupakan sesuatu yang sangat berarti dan membantu mereka untuk bisa kembali bangkit dan segera pulih.

Allah sangat peduli terhadap penderitaan kita. Setiap tetes air mata yang kita keluarkan atas duka yang kita rasakan Dia tampung dalam kirbatNya. Dia selalu ingin memeluk dan menghibur kita, bahkan merawat dan membalut luka-luka kita sampai kita  kembali pulih seperti sedia kala. Kita mungkin tidak akan pernah mengerti mengapa kita harus berduka dan menderita sewaktu-waktu, tetapi kita tahu bahwa Tuhan itu lembut dan penuh belas kasih. Kita tahu bahwa kita dapat menerima itu semua, dan kita dapat memegang janjiNya. Pada suatu hari nanti Allah menjanjikan kita sebuah tempat dimana tidak lagi ada air mata dan kesedihan seperti yang tertulis dalam Wahyu 21:4, dan hingga saat itu tiba, Tuhan akan selalu ada bersama kita dengan segala kelembutan, kepedulian dan kasihNya. Dan itu berlaku tidak hanya bagi wanita, tetapi juga kepada kita, para pria.

Crying is how your heart speaks the pain you feel when your lips can't

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...