Saturday, September 30, 2017

Profesi/Pekerjaan : Sekuler atau Rohani? (3)

(sambungan)

2. Kenali berkat Tuhan yang ada pada kita dan mengucap syukurlah atasnya

Banyak orang yang sangat sulit puas dengan apa yang mereka punya. Mereka terus melihat apa yang ada pada orang dan masih belum ada pada mereka, kemudian menginginkannya. Kalau belum atau tidak bisa, maka rasa iri hati mulai muncul. Ada yang sangat panik berkompetisi sehingga mereka bukan cuma menjalankan profesinya dengan maksimal tapi juga berusaha menghancurkan kompetitornya dengan cara-cara kasar dan kotor. Kalau semua ini masih menjadi hal-hal yang mendominasi hati dan pikiran kita, maka kita tidak akan pernah bisa mengenali berkat-berkat Tuhan yang sudah ada pada kita, apalagi mengucap syukur atasnya. Kita hanya akan disibuki mengejar apa yang belum ada pada kita tanpa mengingat betapa besar dan banyaknya berkat Tuhan saat ini yang ada pada kita.

Kita tidak bisa mengucap syukur atas berkat Tuhan tanpa terlebih dahulu mengenali apa saja yang sudah diperbuat dan diberikan Tuhan pada kita. Apakah kita sudah melihat dan mengenali satu persatu atau kita masih belum menyadarinya? Apakah kita sudah menyadari bahwa profesi kita yang mungkin kita anggap belum apa-apa sebagai sebuah berkat besar dari Tuhan dan bisa menghasilkan hal-hal besar saat kita lakukan dengan benar bersama-sama denganNya? Tanpa menyadari hal ini kita akan sulit menjadikan profesi sebagai sumber berkat dan sarana memuliakan Tuhan.

3. Jadilah pengelola berkat yang baik dan benar

Ada yang sibuk terus merasa kekurangan dan minta tambah tanpa mensyukuri pencapaian saat ini. Padahal, seharusnya sebelum minta tambah kita harus pastikan terlebih dahulu sudah menjadi pengelola berkat Tuhan yang baik.

Perumpamaan tentang talenta dalam Matius 25:14-30 dengan jelas menyatakan hal tersebut. Ada tiga hamba yang memperoleh talenta dengan jumlah berbeda. Perbedaan jumlah dikatakan didasarkan oleh kesanggupan masing-masing (ay 15). Dua hamba dengan talenta lima dan dua talenta sama-sama berhasil menjawab titipan yang dipercayakan kepada mereka dengan melipatgandakannya. Perhatikan bahwa meski perolehannya berbeda, respon dari tuannya persis sama untuk kedua hamba ini. Tuannya bilang bahwa perbuatan mereka baik sekali, mereka dua-duanya dianggap setia terhadap perkara kecil dan Tuhan akan memberikan tanggungjawab lebih besar lagi. Dan keduanya pun diajak masuk ke dalam kebahagiaan tuannya.

Tidak peduli berapapun yang ada pada kita hari ini, itu tetap merupakan berkat Tuhan yang harus kita syukuri dan kelola dengan baik. Pada saatnya nanti, Tuhan akan percayakan tanggungjawab yang lebih besar lagi. Sebab, kalau kita tidak setia dalam mengelola apa yang menjadi tanggungjawab kita, siapa yang mau percayakan yang lebih besar lagi? Bagaimana mungkin kita berani meminta Tuhan percayakan berkat lebih besar bagi kita? Karenanya, sebelum menuntut lebih, alangkah baiknya jika kita memastikan terlebih dahulu untuk menjadi pengelola yang baik dan bersyukur. Pekerjaan apapun yang saat ini kita kerjakan, berapa pun penghasilannya, itu semua merupakan berkat Tuhan yang lebih dari layak untuk kita ucapkan syukur atasnya. Pastikan diri kita bukan menjadi orang pengeluh yang terus komplain sama Tuhan tetapi orang yang bersyukur dan tahu bagaimana melipatgandakannya dengan benar.

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...