Friday, September 8, 2017

Sepakat (2)

(sambungan)

Jika Tuhan saja menganggap sebuah kesepakatan itu penting mengapa kita tidak mulai memikirkannya dari sekarang? Ingatlah bahwa tidak akan ada hasil yang bisa dicapai secara maksimal apabila kita semua berjalan sendiri-sendiri. Sebuah keluarga tidak akan bisa harmonis dan kuat tanpa adanya kesatuan di antara anggota-anggotanya. Meski semua melakukan tugasnya masing-masing dengan baik, kekuatannya akan sangat lemah apabila tidak ada kesatuan di dalamnya. Dalam pekerjaan, bisnis maupun pelayanan pun sama. Tidak akan ada program yang bisa berjalan dengan baik, tidak akan ada sebuah pencapaian yang luar biasa apabila tidak didasari dengan kesepakatan. Kita tidak akan bisa tetap tegar atau teguh dalam menghadapi masalah jika hanya sendirian. Pengkotbah mengatakan "Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, tetapi wai orang yang jatuh, yang tidak mempunyai orang lain untuk mengangkatnya!" (Pengkotbah 4:9-10). Dan selanjutnya juga diingatkan bahwa dua orang yang bepergian bersama dapat menangkis serangan, tapi orang yang sendirian akan dengan mudah dapat dikalahkan. "Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan." (ay 12).

Sebuah gereja baru mampu menjadi garam dan terang bagi lingkungan atau kotanya apabila jemaatnya mau bersatu, bersepakat untuk berjalan bersama-sama menjalankan visi dan misi dari gerejanya, sepakat dalam kegerakan yang seirama baik kecepatan langkah maupun kualitas dan effort dalam memberkati lingkungan, kota, bangsa dan negara. Mau sehebat apapun gembala atau pemimpinnya, mau secepat apapun gerakan mereka, tanpa didukung pengerja dan jemaat yang sepakat maka hasilnya tidak akan bisa maksimal atau malah akan jalan di tempat lalu gagal. Di sisi lain sebuah gereja seharusnya mampu mempermudah orang untuk memberi pelayanan dan bukan sebaliknya malah membangun tembok pembatas lewat peraturan-peraturan atau tradisi duniawi yang terlalu rumit sehingga menyulitkan jemaatnya untuk terlibat. Tuhan sangat memperhatikan kesepakatan, itu merupakan hal yang penting bagiNya dan sudah saatnya kita menganggap penting akan hal ini juga.

Akan halnya keluarga, jangan jadikan keluarga hanya sebagai tempat untuk berteduh, untuk tempat beristirahat atau tidur saja, tapi jadikan keluarga sebagai sebuah komunitas dimana kehadiran dan kuasa Tuhan secara kuat bisa dirasakan bukan hanya antar anggota keluarga tapi juga oleh orang-orang disekitarnya. Keluarga yang hangat, bahagia, punya damai sejahtera, keluarga yang memberkati, keluarga yang punya kuasa Tuhan dan berdampak nyata, itu hanya bisa hadir apabila seisi rumah sepakat dalam membangun hubungan dan ketaatan dengan Tuhan, dan sepakat untuk menaati dan menjalankan perjanjian dengan Tuhan secara benar dan serius.

Jangan pernah abaikan kesepakatan apa yang telah kita ikat dengan Tuhan. Pelanggaran akan covenant bukan saja membuat kita gagal mendapatkan janji-janji Tuhan tapi bisa mendatangkan teguran bahkan hukuman berat seperti halnya bangsa Israel pada masa Amos. Jangan buru-buru menyalahkan Tuhan atau keadaan sebelum terlebih dahulu memeriksa apakah kita sudah melakukan bagian kita dengan benar atau belum. Seperti yang saya sampaikan kemarin, dalam Maleakhi 2:5 kita bisa melihat bentuk covenant ini. "Perjanjian-Ku dengan dia pada satu pihak ialah kehidupan dan sejahtera dan itu Kuberikan kepadanya--pada pihak lain ketakutan--dan ia takut kepada-Ku dan gentar terhadap nama-Ku." Ada yang mungkin berpikir: "tapi saya kan belum pernah mengikat perjanjian apa-apa dengan Tuhan? Terserah saya dong.." Ya boleh saja, tapi jangan berharap untuk bisa memperoleh apa-apa dari Tuhan karena Tuhan tidak terikat perjanjian apapun dengan mereka.

Sudahkah kita memperhatikan secara serius pentingnya sebuah kesepakatan dalam berbagai aspek kehidupan kita? Ingatlah bahwa kesepakatan itu sangat diperlukan untuk bisa mencapai sebuah tujuan, dan kesepakatan pun akan mampu menggerakkan Tuhan untuk melakukan sesuatu.

"Therefore know [without any doubt] and understand that the LORD your God, He is God, the faithful God, who is keeping His covenant and His [steadfast] lovingkindness to a thousand generations with those who love Him and keep His commandments".  ("Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan") - Ulangan/Deuteronomy 7:9

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...