Sadar atau tidak, kita harus menyadari ada berapa peluang yang terbuang karena kita membiarkan hati kita takut dan gentar. Saya sudah beberapa kali melakukan hal ini dan benar, Tuhan memang melengkapi saat Dia memberi tugas. Menyampaikan kesaksian tentang Kristus itu kewajiban kita, tapi kita harus pakai hikmat dalam melakukannya terutama dalam penugasan yang mengundang resiko. Jangan pintar-pintaran atau nekad pakai cara sendiri karena itu jelas berbahaya. Jadi, kita butuh hikmat, dan harus punya hati yang seteguh intan yang akan membuat hati kita tidak mudah takut dan gentar, agar bisa melakukannya. Kalau Tuhan buka kesempatan untuk itu dan suruh kita, kita harus siap.
Banyak orang menganggap hati adalah kata lain dari perasaan. Ada juga yang menganggap bahwa hati hanyalah pusat emosi semata. Hati adalah pusat diri, pusat dari segala keinginan yang terkuat. Dari hati lahir berbagai kehendak dan keinginan, hati juga dapat memberi gambaran yang lebih besar dari apa yang bahkan tidak bisa dilihat melalui persepsi otak. Dari hati lah kita bisa membuat pilihan-pilihan bijaksana, penuh hikmat, penuh kasih, atau sebaliknya. Betapa penting fungsi hati bagi manusia, dan itu pun ditegaskan di dalam Alkitab dalam banyak kesempatan.
Karena itu pula adalah sangat penting bagi kita untuk menjaga hati kita dengan baik. Firman Tuhan berkata: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23) Berapa banyak dari kita yang menyadari bahwa hati adalah pusat kontrol segala sesuatu tentang kehidupan kita? Hati yang penuh amarah akan membuat kita tampil menjadi pemarah alias orang bersumbu pendek. Hati penuh kebencian akan membuat kita hidup membenci semuanya, bahkan air muka kita pun akan menampilkan itu. Orang yang hatinya penuh kasih tentu berbeda, dan itu akan terlihat dengan nyata.
Betapa banyak diantara kita gagal menjadi anak Allah yang hidup benar karena kita tidak atau kurang memiliki keteguhan hati. Kita seringkali terlalu mudah terbawa arus pergaulan, ikut-ikutan teman maupun mengikuti cara dunia kemudian berubah menjadi "pemberontak". Itu sesuatu yang sangat tidak Allah inginkan dari kita. Dengan begitu mudahnya kita terpengaruh oleh hal-hal kedagingan yang berpusat kepada kenikmatan duniawi, hal-hal yang mengakibatkan dosa, hanya karena hati kita begitu lemah dan tidak sanggup untuk mengatakan "tidak" kepada segala sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah.
Jika kondisi hati kita masih seperti itu, akan sanggupkah kita untuk melakukan tugas yang sudah diamanatkan kepada setiap orang percaya? Untuk menjaga hidup tetap benar di dunia yang sulit saja bakalan sulit minta ampun. Sebentuk hati yang teguh akan selalu memotivasi kita, mengingatkan kita untuk memberikan yang terbaik dari diri kita bagi kemuliaan Tuhan. Hati yang teguh akan selalu memberi peringatan apabila berbagai bentuk dosa mulai mendekati kita.
Sekali lagi, kalau Tuhan menugaskan, Dia memperlengkapi. Tuhan tidak akan memberi tugas lantas meninggalkan kita begitu saja sendirian. Dia tahu betul apa yang kita butuhkan untuk bisa melakukan dengan baik, Dia tahu apa yang masih kurang dari kita untuk itu. Dengan hati seteguh intan, hati kita seharusnya tidak lagi dipenuhi ketakutan dan rasa gentar. Yehezkiel diberi tugas yang tidak mudah. Tuhan melengkapinya dan kemudian ia bisa melakukan apa yang diinginkan Tuhan. Hari ini kita semua pun punya tugas yang tidak mudah. Kita mungkin menganggapnya sebagai sesuatu yang terlalu jauh di atas kemampuan kita, tapi kalau Tuhan yang menugaskan, tentu Dia tahu bahwa kita mampu. Segala yang kurang Dia yang lengkapi, yang dibutuhkan adalah kesediaan kita untuk taat menjawab Tuhan dengan tindakan nyata.
Hati seteguh intan akan membuat kita mampu menembus tantangan yang terkeras sekalipun
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
2 comments:
Terima kasih untuk renungan harian yang Bapak Tulis, sangat menguatkan saya ketika menjalani hari - hari yang terasa semakin sulit. TUHAN memberkati Bapak dan Keluarga, amin.
Post a Comment