Friday, December 15, 2017

Hati Nurani (2)

(sambungan)

Dalam renungan ini saya ingin membagikan dua kisah yang berkaitan dengan hati nurani. Pertama, sebuah kisah menarik dalam Alkitab yaitu pada saat Paulus ditangkap dan dihadapkan ke depan Mahkamah Agama karena keberaniannya untuk terus mewartakan berita keselamatan dari Kerajaan Allah secara frontal. Kisah ini bisa dibaca dicatat dalam Kisah Para Rasul pasal 22.

Penangkapan itu nyaris membuahkan hukuman cambuk atas diri Paulus. Itu hukuman yang menyakitkan dan tidak main-main. Tapi meski ia dihadapkan ke depan Mahkamah Agama dengan ancaman serius, keberanian Paulus tidak surut sedikitpun. "Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata dengan lantang: "Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah." (Kisah Para Rasul 23:1). Paulus tidak berkata, "aduh maaf, tolong ampuni saya. Saya janji tidak akan mewartakan Firman lagi. Jangan siksa saya." Tidak. Ia ternyata segera mengarah kepada kemurnian hati nurani, yang membuatnya tidak goyah terhadap apapun.

Paulus tahu bahwa hati nurani harus tetap dijaga kemurniannya agar ia tahu Ia memilih untuk mendengar, mematuhi dan melakukan apa yang ia dengar dari hati nurani yang tidak bertoleransi terhadap kecemaran. Ia sepenuhnya sadar bahwa Tuhan akan terus berbicara melalui hati nurani di dalam dirinya, dan ia memilih untuk mengikuti dan bukan mengabaikannya, apapun alasannya, apapun resikonya. Dengan tegas pun Paulus menyatakan itu di depan para penuduhnya, dan itu membuahkan sebuah tamparan keras ke mulutnya (ay 2). Tetapi Paulus tidak bergeming. Ia malah dengan lantang berseru: "Allah akan menampar engkau, hai tembok yang dikapur putih-putih! Engkau duduk di sini untuk menghakimi aku menurut hukum Taurat, namun engkau melanggar hukum Taurat oleh perintahmu untuk menampar aku." (ay 3). Orang-orang yang berpakaian putih-putih, merasa paling benar lalu merasa berhak menghakimi orang lain yang berbeda, itu ternyata sudah ada sejak jaman dahulu dalam versi berbeda.

Singkat cerita, pada akhirnya kita bisa melihat bagaimana hati nurani para orang Farisi dan Saduki disana saling menghakimi diri mereka. Mereka pun mulai bertengkar karena ternyata ada yang merasakan suara hati nurani mereka mengatakan bahwa Paulus tidak bersalah tetapi sebagian lagi ternyata mengabaikan seruan itu.

Kisah ini memberi gambaran jelas tentang bagaimana hati nurani bekerja, dan bagaimana hati nurani itu bisa berfungsi tergantun pilihan dari orang apakah mereka mendengar atau mengabaikannya. Perbedaan antara orang yang hati nuraninya murni, hati nuraninya masih berfungsi walau lemah dan yang hati nuraninya sudah mati bisa kita lihat dengan jelas dari kisah ini.

Ada contoh lainnya tentang hati nurani ini yaitu pada kisah "Perempuan yang berzinah"  dalam Yohanes 8:1-11. Disini kita bisa melihat bagaimana Yesus menegur manusia lewat menguji hati nurani.

Pada saat itu para ahli Taurat dan orang Farisi mencobai Yesus dengan membawa seorang wanita yang kedapatan berzinah ke hadapanNya. Menurut Hukum Taurat ganjarannya jelas. Hukum Taurat mengharuskan agar pelakunya segera dihukum dengan hukuman rajam. Kenapa mereka membawa wanita ini pada Yesus? Karena mereka tahu bahwa Yesus adalah Pribadi yang selalu mengasihi dan mengampuni. Karenanya mereka berharap ada sesuatu yang bisa dijadikan alasan untuk menyalahkan Yesus. (ay 6).

Bagaimana reaksi Yesus? "Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (ay 7). Yesus memberi sebuah reaksi yang langsung mengetuk pintu hati nurani masing-masing orang hanya dengan satu kalimat saja. Mendengar itu, semua orang yang sudah bersiap merajam pun akhirnya pergi. Ketika orang mendengar hati nuraninya, maka mereka akan tersadar akan kekeliruan mereka. Itulah yang terjadi pada saat itu.

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...