Wednesday, December 20, 2017

Mengenali Strategi Lawan (1)

Ayat bacaan: Matius 26:41
==================
"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Salah satu tokoh yang saya kagumi adalah seorang jenderal bernama Sun Tzu. Saya mulai mengenal figur ini sejak masih duduk di sekolah menengah pertama lewat sebuah PC game. Jenderal Sun Tzu adalah seorang ahli strategi perang selain filsuf yang hidup sekitar 500 tahun Sebelum Masehi. Strategi perangnya masih relevan diterapkan hingga sekarang. Hebatnya lagi, semua strategi perangnya mumpuni diterapkan sampai hari ini bukan hanya di dunia militer tapi juga dalam dunia lain mulai dari bisnis sampai olah raga.

Begitu banyak strategi yang ia sampaikan sehingga cukup dijadikan buku tebal. Salah satunya berkata "If you know your enemies and know yourself, you will not be imperiled in a hundred battles; if you do not know your enemies but do know yourself, you will win one and lose one; if you do not know your enemies nor yourself, you will be imperiled in every single battle." Kalau anda mengenal musuh dan mengenal diri sendiri, anda tidak akan terkalahkan dalam seratus peperangan. Kalau anda tidak mengenal musuh tapi mengenal diri sendiri, anda akan memenangkan satu dan kalah satu peperangan. Tapi kalau anda tidak mengenal apa-apa tentang musuh juga diri sendiri, anda akan hancur lebur pada setiap peperangan. Strategi lainnya yang pernah ia katakan adalah sebagai berikut: "Thus, what is of supreme importance in war is to attack the enemy's strategy." Jadi, apa yang paling penting dalam perang adalah menyerang strategi musuh.

Ini baru dua dari ratusan atau mungkin ribuan strategi 'the art of war' nya Sun Tzu yang tidak pernah kehilangan relevansinya hingga hari ini. Kedua kutipan prinsip perang sang jendral legendaris ini ternyata juga baik untuk diaplikasikan dalam hal peperangan kita melawan si jahat dengan segala tipu muslihat dan godaannya. Ini sebenarnya sebuah peperangan yang tidak sulit karena iblis sudah dikalahkan Yesus lebih dari dua ribu tahun lalu. Jadi yang bisa si jahat lakukan sekarang hanyalah melancarkan tipuan, godaan dan berbagai jebakan. Ia hanya bisa berkeliling mencari celah untuk masuk dan menghancurkan kita. Tanpa adanya celah, ia tidak bisa masuk untuk merusak segala prinsip kehidupan sejati yang sudah atau tengah kita bangun.

Iblis akan mencoba menyerang titik lemah kita, misalnya lewat kebiasaan buruk di masa lalu, dosa yang pernah kita buat, atau dengan pancingan-pancingan yang bisa memuaskan kedagingan kita. Iblis bisa mencoba mendakwa kita atas perbuatan yang pernah kita lakukan untuk membuat kita merasa tidak layak, dia bisa mencoba menyerang lewat orang lain yang punya roh lemah untuk mencoba menggoyahkan kita. Misalnya, jika anda termasuk orang yang bertempramen tinggi, maka iblis bisa mencoba menyerang anda lewat orang lain yang bisa mengesalkan dan memancing emosi anda keluar.

Pendek kata, ia akan mencoba menyerang titik-titik lemah kita. Dan titik-titik lemah itu biasanya ada di kedagingan kita. Jika mengacu kepada dua strategi Sun Tzu di atas, apakah kita mengenal si jahat dan strateginya? Atau kita masih mengira bahwa iblis hanyalah sesuatu yang kita lihat dalam film-film horor atau acara televisi yang hanya mencoba menakut-nakuti orang. Anda takut di tempat gelap, takut jalan melewati kuburan, tapi tidak awas terhadap berbagai kecemaran yang dilakukan para penguasa kegelapan dalam hati anda, itu artinya anda belum betul-betul mengenal siasat atau strategi musuh. Jika kita tidak mengetahui kelemahan kita, itu tandanya kita belum mengenal diri sendiri seutuhnya. Kalau keduanya tidak kita ketahui, bagaimana kita bisa berharap menang melawan tipu muslihat dan godaan si jahat?

Kita menghindari dosa-dosa yang jelas nyata tapi cenderung memberi toleransi untuk masuknya dosa-dosa yang kita anggap kecil dan menganggapnya sebagai sebuah kewajaran atau manusiawi. Jika Sun Tzu bilang kita seharusnya menyerang strategi musuh, bagaimana mau menyerang kalau kita tidak paham strateginya dan tidak punya kekuatan untuk melakukannya? Apabila kondisi ini yang terjadi atas kita, kita hanya akan berakhir sebagai lahan bermain iblis dan tidak akan bisa bertahan lama untuk tetap hidup dalam kebenaran. Jeratan dosa akan segera membelenggu dengan erat dan kebinasaan kekal menanti di depan mata.

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...