(sambungan)
Kemarin kita sudah melihat bahwa roh kita adalah pelita Tuhan yang menyelidiki seluruh lubuk hati kita (Amsal 20:27). Agar hati kita bisa terjaga kemurniannya, kita butuh penerangan dan Tuhan menyediakan itu lewat roh kita. Tapi pelita Tuhan hanya akan berfungsi jika roh kita kuat. Dan agar kuat, kita harus tetap hidup dalam roh bukan dalam daging.
Kita akan lihat lebih jauh tentang hal ini lewat apa yang disampaikan oleh Yesus sendiri. Tapi sebelumnya, sudahkah kita sadar bahwa dalam hidup ini kita senantiasa beresiko mendapat serangan? Mungkin bukan dari manusia atau balatentara melainkan dari si jahat yang bisa melancarkan serangan dalam berbagai bentuk. Kalau hal-hal yang jelas jahat bisa kita hindari, bagaimana dengan godaan-godaan yang datang dalam berbagai bentuk atau kemasan yang menipu?
Pada kenyataannya iblis suka memerangkap kita dalam dosa, dan itu seringkali dilakukan lewat hal-hal yang secara sepintas tampak menyenangkan. Sedap dan nikmat. Dia akan selalu mengaum mencoba untuk mencari titik lemah dan memangsa kita. Kalau lewat cara terang-terangan tidak mempan, dia cukup pintar untuk mencoba mempengaruhi kita lewat hal-hal yang mungkin tidak terlalu kita pusingkan atau perhatikan. Iblis akan selalu mencari celah lewat kelemahan kita, dan sebagai manusia kita selalu punya titik-titik lemah yang berpotensi menjadi pintu masuknya.
Kedagingan kita selalu menginginkan segala sesuatu yang enak, nikmat, nyaman dan menyenangkan. Sebaliknya keinginan Roh kerap dianggap sebagai sesuatu yang membatasi atau merusak kesenangan kita. Kita berpikir, sedikit melanggar untuk bersenang-senang seharusnya tidak apa-apa. Kan cuma sekali-kali saja. Pikiran seperti itu sering hadir dalam benak setiap orang. Kita rasa itu wajar, padahal disanalah iblis sedang mengintip dan bersiap untuk menerkam kita hidup-hidup. Bayangkan apabila anda membiarkan ada celah yang tidak terawasi saat berjaga dari serangan, itu bisa sangat fatal. Sedikit saja celah yang kita buka bisa sangat berbahaya baik bagi kehidupan yang sekarang maupun bagi keselamatan kekal.
Firman Tuhan sudah mengingatkan bahwa seringkali dosa bukan datang secara tiba-tiba melainkan melalui sebuah proses yang berawal dari ketidakmampuan kita mengatasi keinginan-keinginan daging kita. Perhatikan ayat berikut: "..tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:14-15).
Ayat ini secara jelas menggambarkan proses mulai dari masuknya dosa yang pada akhirnya melahirkan maut. Mulai dari cobaan lewat keinginan-keinginan sendiri, lantas terseret dan terpikat, dibiarkan terus hingga berbuah dan melahirkan dosa, dan saat dosa sudah lahir, maka maut pun menanti disana. Jalan masuknya jelas, yaitu lewat berbagai macam keinginan daging. Itu artinya kita harus benar-benar berhati-hati terhadap penyimpangan-penyimpangan kecil yang kita anggap sepele yang menggoda kedagingan kita. Jangan sampai hal-hal kecil yang tidak kita perhatikan itu kemudian berbuah menjadi dosa yang melahirkan maut.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment