(sambungan)
3. Petani yang baik itu rajin
Bisakah seorang petani memperoleh hasil yang baik bila malas-malasan? Petani adalah pekerja keras yang sudah mulai beraktivitas pagi-pagi benar. Ditengah terik panas matahari mereka harus mencangkul, menanam, menyiangi, menyiram, memupuk dan, mencabut lalang dan berbagai jenis gulma lainnya serita memastikan tidak ada hama yang bisa memakan habis tanamannya, menjaga benar-benar agar semua yang mereka tanam kelak berkualitas baik saat dipanen. Seringkali petani juga harus mengangkut sendiri hasil taninya melewati jalan berkondisi buruk dalam waktu yang lama. Dalam masa antara menanam dan menuai, petani harus rajin merawat tanamannya. Meski ada di tanah yang baik dan memakai bibit kualitas unggul, petani tidak akan bisa berharap hasil baik apabila sawahnya dibiarkan begitu saja tak terurus.
Dalam Amsal Salomo berkata "Pada musim dingin si pemalas tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa." (Amsal 20:4). Petani yang malas dan memilih untuk tidak mengerjakan segala sesuatu pada musim tanam, tidak akan mendapat apa-apa saat musim panen tiba. Ketika teman-temannya bersukacita memanen hasil tani yang hijau dan gemuk, tanah si malas kering dan gersang.
Kita bisa belajar dari kerja keras dan jerih payah petani dalam kehidupan keimanan kita. Tanpa usaha dari kita untuk menjaga dan menumbuhkan iman kita untuk terus lebih dekat dan lebih dalam lagi dengan Kristus, nantinya kita tidak akan pernah bisa menuai apa-apa. Itu sama saja dengan menyia-nyiakan masa hidup yang singkat ini. Kalau para petani melalui proses yang panjang hingga akhirnya menghasilkan, kita pun sama. Jika petani harus sabar menunggu hingga musim panen tiba, sesuatu yang tidak mungkin terjadi hanya dalam semalam, demikian pula kita harus bersabar dalam proses pertumbuhan iman kita.
Dalam proses itu apa yang kita hadapi seringkali tidak mudah. Ada begitu banyak rintangan dan penderitaan bahkan pengorbanan yang harus kita lalui. Tapi semua itu pantas karena apa rencana Tuhan kepada orang-orang yang rajin membangun hubungan denganNya, rajin membaca, merenungkan dan melakukan firmanNya sungguh sangat indah. Kita bisa saja bermalas-malasan dan bersenang-senang sekarang dan menganggap ibadah dan aktivitas membangun pertumbuhan iman mengganggu kesenangan, tapi ingatlah jika itu yang kita pilih, maka hasil akhirnya nanti hanyalah akan menyisakan kerugian yang akan sangat kita sesali.
Karenanya belajarlah dari petani. Menariknya, Paulus mempergunakan petani pula untuk menyampaikan sebuah pesan kepada anak rohaninya Timotius. Katanya: "Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya." (2 Timotius 2:6). Kita bisa malas, kita bisa rajin, itu pun merupakan pilihan yang sangat tergantung dari keputusan kita. Kita bisa memilih untuk nanti menuai dengan sukacita, atau gigit jari dan harus menerima konsekuensi karena membuang-buang waktu karena malas. Ketika Firman Tuhan ditabur, kita bisa rajin merenungkan dan menerapkan semuanya dalam kehidupan kita agar kita bisa mengalami pertumbuhan yang semakin baik dari hari ke hari. Itu tidak akan pernah sia-sia. Pada saatnya, kitalah nanti yang bahagia menikmati hasil usaha kita selama ini.
Tuhan tidak suka dengan orang malas. Paulus mengatakan "Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan ini kepada kamu: jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." (2 Tesalonika 3:10). Kemalasan jelas merupakan sesuatu yang tidak boleh dilakukan oleh orang percaya apapun alasannya.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment