Monday, January 15, 2018

Hindari Amarah dan Panas Hati (1)

Ayat bacaan: Mazmur 37:8
========================
"Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan."

Bangsa ini sepertinya semakin kehilangan keramahannya. Kalau dahulu kita bisa mudah saling tersenyum bahkan bertegur sapa dengan orang yang berpapasan di tengah jalan, hari ini semakin banyak orang yang individualistis dan cepat merasa curiga saat ada orang yang tersenyum apalagi menyapa. Banyak dari kita kemudian curiga apa tujuannya tersenyum dan menyapa. Apakah mau menawarkan sesuatu, berniat jahat seperti copet, culik, hipnotis atau lainnya. Kalau itu saja sudah terasa menyedihkan, lihatlah wajah-wajah penuh kebencian dan kemarahan yang semakin terpapar jelas dimana-mana.

Ironisnya, masih banyak saja acara televisi yang memanfaatkan kemarahan dan emosi manusia untuk tujuan rating. Begitu orang mulai tersulut emosinya, mulai mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas dan menunjukkan gerak gerik akan menyerang, disanalah acara itu mulai dirasa menarik. Ada banyak orang yang bersembunyi di balik wajah penuh kemarahan supaya orang segan atau takut kepada mereka. Ada yang begitu mudahnya membentak atau marah, atau setidaknya memasang wajah dingin karena mengira bahwa mereka akan terlihat berkuasa.

Padahal apa bagusnya wajah seperti itu? Selain terlihat tidak indah, penelitian ilmiah membuktikan bahwa tersenyum membutuhkan jauh lebih sedikit otot ketimbang cemberut. Imbasnya wajah akan lebih cepat keriput disamping masalah-masalah lainnya. Belum lagi masalah kesehatan, kestabilan jiwa dan sebagainya yang bisa merugikan kita kalau kita terus membiarkan diri kita mudah terbakar api amarah.

Kekristenan tidak pernah mengajarkan kita untuk memupuk emosi. God never wishes us to have that kind of face, mind, thoughts and heart. The face of rage, the wrath, anger because all leads only to evil and never to Him.

Berulang-ulang dalam banyak ayat Alkitab mengajarkan kita untuk tidak memendam amarah. Apalagi memupuk dan terus meningkatkan kebiasaan kita untuk terbakar emosi. Lihatlah firman Tuhan dalam Mazmur berikut: "Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan." (Mazmur 37:8). Kemarahan yang seperti apa? Apakah kemarahan yang tanpa sebab atau yang ringan-ringan saja yang tidak boleh kita biarkan? Apakah kalau alasannya kuat kita boleh membiarkan diri kita dikuasai api emosi itu? Mari kita lihat dulu bagian Mazmur 37 ini secara lebih luas agar bisa mendapatkan jawabannya.

"Dari Daud. Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau. Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;  Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang. Berdiam dirilah di hadapan TUHAN dan nantikanlah Dia; jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya. Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan. Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri." (Mazmur 37:1-9).

Dari bagian dengan judul "Kebahagiaan orang fasik semu" ini, Daud mengingatkan kita bahwa kita jangan marah bukan cuma untuk hal-hal yang sepele, tapi juga, atau bahkan terutama yang diakibatkan oleh orang-orang yang jahat pada kita. Mereka yang berlaku curang dan merugikan kita, mendatangkan ketidakadilan, orang yang tampaknya masih bergembira dengan bebas setelah menyakiti kita atau memperlakukan kita dengan tidak adil, mereka yang tampaknya menang meskipun kesalahan bukan di pihak kita, yang sepertinya malah kelihatan menjadi makin baik setelah membuat kita menderita, terhadap yang demikian pun kita diingatkan untuk bersabar dan tidak marah.

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...