(sambungan)
Kita mungkin bertanya, kenapa saya tidak boleh marah saat saya dijahati orang? Kenapa saya yang jadi korban sangat menderita sementara yang menyakiti malah makin baik keadaannya? Pertanyaan seperti ini kemudian bisa berujung pada keraguan kita akan keadilan Tuhan. Dimana Tuhan saat kita mengalami keadaan seperti ini? Kalau Tuhan benar ada, kenapa Dia membiarkan dan diam saja? Dari judul perikopnya saja kita sudah bisa mendapatkan jawaban awal, yaitu bahwa semua kebahagiaan mereka yang jahat itu semu adanya. Selain semu, dalam rangkaian ayat kita bisa melihat apa yang boleh/harus kita lakukan, apa yang tidak boleh, what's do or don't, dan apa yang akan terjadi pada mereka serta apa yang akan Tuhan berikan pada kita kalau kita bisa tetap mengontrol suhu hati dalam kondisi normal, tidak terpancing emosi dan terus memandang Tuhan dalam menghadapi situasi seperti itu.
Kita diminta untuk:
- jangan marah karena orang yang berbuat jahat
- jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang
Kenapa?
Sebab: semua itu semu adanya. Mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau yang artinya hanya dalam waktu singkat.
Lalu apa lagi yang harus kita lakukan?
- Percayalah kepada Tuhan
- lakukanlah yang baik
- diamlah di negeri , tetap berada, jangan berhenti mengusahakan kesejahteraannya dan berdoalah dengan tekun untuk negeri
- berlakulah setia
- bergembiralah karena Tuhan; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu. Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan - percayalah kepada-Nya
Kalau ini yang kita lakukan, maka:
- Tuhan akan bertindak
- Tuhan akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.
Lalu, kita harus:
- Berdiam diri di hadapan Tuhan (tenanglah dalam Tuhan)
- nantikanlah Dia
- jangan marah karena orang yang berhasil dalam hidupnya
- janan marah karena orang yang melakukan tipu muslihat
Kalau sudah keburu marah bagaimana?
- Berhentilah marah, dan
- tinggalkanlah panas hati itu.
Kenapa? Karena itu hanya membawa kepada kejahatan. It will leads to evil, not to God.
Dan yang akan terjadi selanjutnya? Kesimpulannya?
- orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan
- tetapi orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mewarisi negeri.
Seperti itulah kira-kira rangkaian ayat dalam Mazmur 37:1-9 di atas yang mudah-mudahan bisa lebih mudah dimengerti. Buat saya rangkaian ayat ini sangatlah mampu menjadi pegangan dan kekuatan saat kita harus mengalami situasi berat seperti itu lewat orang-orang yang entah karena sengaja atau memang karena sudah diperdaya rasa benci dan dibawah kendali emosi.
Sambil mendoakan agar mereka dijamah Tuhan agar tidak terus membuat hidup mereka jauh dari rasa damai sejahtera, kita harus serius meredakan kemarahan dan mendinginkan hati secepat mungkin sebelum banyak kejahatan yang mengintip di balik sebuah kemarahan itu kemudian masuk dan memporak-porandakan sendi-sendi kehidupan dalam kebenaran yang selama ini sudah kita bangun dengan susah payah.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment