(sambungan)
Menariknya, ada Firman yang mengatakan bahwa kalaupun kita harus marah, milikilah kendali penuh atas amarah kita. Firmannya berbunyi: "Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam." (Mazmur 4:4). Firman ini mengingatkan, apabila kita memang terlanjur marah, segera kuasai agar kita jangan sampai jatuh melakukan perbuatan dosa. Jangan keluarkan amarah lewat perkataan karena seringkali perkataan yang dibiarkan keluar saat emosi bisa begitu tajam melukai diri sendiri dan orang lain, dimana kata-kata itu jauh dari fakta dan biasanya sudah melebar jauh melebihi topik. Jadi jangan buat tindakan atau hindari perkataan-perkataan yang didasari emosi saat kita masih marah. Dan tentu saja yang terpenting, redakan segera sebelum api yang terlanjur menyala jangan sampai terlanjur besar sehingga sulit dikendalikan dan mendatangkan malapetaka.
Kembali pada Mazmur 37 di atas, setelah Daud mengatakan bahwa kemarahan itu tidak akan membawa manfaat apa-apa selain mengarah kepada berbagai tindak kejahatan, demikian bunyi ayat berikutnya: "Sebab orang-orang yang berbuat jahat akan dilenyapkan, tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN akan mewarisi negeri." (Mazmur 37:9).
Jadi disaat orang yang menanti-nantikan Tuhan pada akhirnya mewarisi negeri, orang-orang yang berbuat jahat tidak akan mewarisi apa-apa selain kebinasaan yang kekal. Dan ini sejalan dengan apa yang dikatakan Yesus setelahnya: "Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi." (Matius 5:5). Orang yang mudah dipenuhi kemarahan tidak mampu menguasai diri mereka dan hanya akan menuai kehancuran, sebaliknya orang yang lemah lembut akan memperoleh banyak hal, bahkan dikatakan orang yang demikian akan memiliki bumi.
Lebih lanjut, lemah lembut merupakan satu dari sekian banyak buah Roh seperti yang tertulis dalam Galatia. "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Galatia 5:22). Benar, secara normal kita menjadi marah saat terprovokasi atau dijahati orang, atau saat ada sesuatu yang terjadi merugikan atau menyakiti kita. Wajar, manusiawi, itu mungkin yang kita pikirkan. Tetapi perhatikanlah bahwa apa yang dikatakan dengan lemah lembut adalah orang yang memiliki hati tunduk kepada kehendak Tuhan dalam hidupnya.
Penundukan berbicara luas dalam berbagai aspek, baik pikiran, tindakan, perkataan atau perbuatan. Dan semuanya seharusnya tunduk ke dalam tuntunan Tuhan, lewat Roh Kudus yang tinggal diam di dalam diri kita. Ketaatan kita untuk tunduk kepada Roh Allah, kerelaan kita untuk hidup dipimpin Roh Kudus akan menghasilkan buah-buah Roh, dimana beberapa diantaranya adalah kelemah lembutan dan penguasaan diri. "Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh." (ay 25). Inilah yang akan membuat kita mampu terus hidup dengan sikap lemah lembut walaupun hal-hal yang sangat berpotensi mampu membangkitkan amarah akan terus datang menghampiri kita pada waktu-waktu tertentu.
Hati yang panas lalu menyulut kemarahan. Itu punya potensi besaruntuk mendatangkan bahaya bagi kita. Baik secara langsung di dunia ini, seperti berbagai penyakit yang bisa menyerang kita, maupun ancaman berbuat berbagai kejahatan yang menimbulkan dosa. Sikap seperti ini tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah dan hanya mengarahkan kita pada banyak kejahatan. Karena itulah kita harus senantiasa berusaha untuk menjaga hati kita agar tetap lemah lembut. Yakobus pun mengingatkan hal ini dengan sangat jelas. "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah." (Yakobus 1:20).
Tidak ada kebaikan apapun yang bisa kita tuai dari sebuah kemarahan. Memasang muka penuh amarah pun tidak membawa kebaikan apa-apa, justru akan sangat merugikan kita. Yakobus kemudian melanjutkan: "Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu." (ay 21).
Terus bekali hati, jiwa dan roh kita dengan firman-firman Tuhan, dan terimalah itu dengan lemah lembut. Hiduplah dipimpin oleh Roh Allah dan hasilkan buah-buah yang berasal daripadaNya, sehingga kita bisa menjalani hidup dengan sukacita dan bahagia tanpa terpengaruh oleh hal apapun yang mencoba menimbulkan amarah kita dan bisa membawa orang untuk melihat serta merasakan Tuhan dalam hidup kita. Mungkin tidak mudah bagi kita untuk menahan diri disaat kita ditindas, disakiti, dirugikan atau ditekan, tapi apabila kita berjalan bersama RohNya, hati yang lemah lembut merupakan salah satu buah yang akan kita hasilkan.
Don't let wrath and anger fill our heart because all leads only to evil and never to Him
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
1 comment:
terima kasih bapak. Tuhan Yesus Mengasihi, Memberkati dan Menyertai :)
Post a Comment