Saturday, January 6, 2018

Keras Kepala (1)

Ayat bacaan: Roma 1:21
====================
"Sebab sekalipun mereka mengenal Allah, mereka tidak memuliakan Dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Sebaliknya pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodoh menjadi gelap."

Saya ingat ada seorang teman yang sambil bercanda mengatakan bahwa meski ia punya sifat keras kepala dan bisa kadang-kadang kasar, ia sebenarnya berhati lembut. Dari sisi letaknya pada tubuh, memang antara keras kepala dan keras hati itu posisinya beda. Satunya di atas, satu lagi di bawah. Kepala letaknya pikiran, hati letaknya perasaan. Tapi seperti yang sudah kita bahas beberapa waktu lalu, pikiran dan perasaan itu sebenarnya saling berhubungan. Perasaan bisa mempengaruhi pikiran, pikiran pun bisa mempengaruhi perasaan. Hati yang harus murni bisa terkontaminasi oleh pikiran negatif, di sisi lain hati yang tercemar bisa membuat pikiran yang harusnya baik menjadi buruk isinya.

Karena itulah Paulus mengingatkan kita agar menaruh pikiran dan perasaan kita selaras dalam pikiran dan perasaan Yesus (Filipi 2:5). Memastikan agar Kristus dan prinsipNya yang berkuasa pada pikiran dan perasaan kita supaya hati yang menjadi pusat atau sumber terpancarnya kehidupan tetap mengeluarkan produk-produk berkualitas yang mengacu pada kebenaran, disertai pikiran positif yang terus memandang pada Kristus. Jika tidak begitu, bisa bahaya kita. Apalagi kalau kita menyerahkan daging yang lemah yang berkuasa atas diri kita, bukan roh yang penurut. Wah, repot urusannya.

Keras hati itu satu hal, keras kepala, itu hal lain. Bandel, degil, itu padanan katanya. Orang yang keras kepala atau degil biasanya idak mau mendengar nasihat. Mau menang sendiri, merasa paling benar sendiri. Mereka susah diajak bicara, cenderung lebih memilih untuk berdebat walau mungkin dalam hati mereka setuju dengan apa yang kita katakan. Pokoknya bantah dulu, lempar argumen asal beda dengan pendapat orang. Sudah tahu salah tapi masih tidak mau mengakui. Kalau keras kepala dipupuk terus, orangnya akan susah untuk dinasihati atau diubahkan. Masalahnya, ada banyak orang yang menganggap keras kepala itu sebagai bawaan sejak lahir yang artinya sudah tidak bisa diapa-apakan lagi. Anda tentu sudah biasa mendengar dalih seperti itu.

Bayangkan dari jumlah manusia di dunia, ada berapa jumlah orang bandel yang harus diurusi Tuhan satu-persatu karena Dia ingin ciptaanNya jangan tersesat melainkan menerima anugerah keselamatan yang sudah Dia lakukan dengan melakukan pengorbanan besar. Selain itu, Dia juga ingin semua ciptaanNya yang teristimewa bisa menggenapi rencanaNya dan hidup dalam kepenuhan. Tapi nyatanya, orang bandel tetap saja ada. Bagi kita yang punya anak keras kepala, tentu tahu betapa sulitnya mengatur mereka agar hidup baik. Kalau mengurus satu orang anak keras kepala seperti batu saja sudah sulitnya bukan main, bagaimana repotnya Tuhan mengurus milyaran orang yang bandel seperti itu?

Dunia yang kita hidupi saat ini ternyata tidak kunjung membaik, bahkan tampaknya malah memburuk. Dan itu bukanlah hal aneh, karena Alkitab sudah menubuatkan hal itu. Lihat apa yang Paulus bilang. "orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan." (2 Timotius 3:13). Lalu Yohanes menyatakan "Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1 Yohanes 2:17).

Dunia memang sedang dan akan semakin lenyap dengan segala keinginannya, dan hanya orang-orang yang melakukan kehendak Allah-lah yang akan tetap hidup selamanya. Banyak orang tahu ayat ini, tapi ada berapa yang masih saja keras kepala, tidak mau diatur apalagi ditegur? Mengeraskan hati, mengeraskan kepala, tegar tengkuknya? Saat hati yang keras membuat kita tidak bisa menerima kebenaran Firman, keras kepala membuat kita sulit diubahkan. Saat keduanya mengeras, kita pun akan gagal mengalami Tuhan dan menerima semua yang Dia rindu limpahkan pada kita. Bukan saja kita akan jalan di tempat, tapi juga akan mengalami kemunduran yang menuju pada kehancuran.

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...