Friday, February 2, 2018

25 Sen (1)

Ayat bacaan: Titus 2:7
=================
"dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu"

Dahulu saya pernah membaca sebuah kisah yang sangat menginspirasi. Ada seorang pendeta yang baru saja pindah ke negara bagian lain di Amerika Serikat. Setelah beberapa minggu menetap, pada suatu hari ia naik ke sebuah bus untuk menuju suatu tempat agak ke luar kota. Ketika ia duduk, ia menyadari bahwa ternyata uang kembalian yang diberikan supir berlebih 25 sen. Ia kemudian mempertimbangkan apa yang harus ia lakukan. Dalam hati kecilnya ia berkata, "saya harus mengembalikan uang 25 sen ini." Tetapi kemudian pikirannya berkata, "ah sudahlah, kan cuma 25 sen saja.. mau beli apapun tidak cukup, mengapa harus repot dengan jumlah sekecil itu?" Uang pecahan sekecil 25 sen jelas tidak akan merugikan supir dan pengusaha pemilik bus. Pikiran lainnya sempat hinggap di benaknya. "Mungkin saya sebaiknya menerima saja sebagai sebuah "hadiah kecil dari Tuhan" dan mendiamkan saja pura-pura tidak tahu, toh bukan salah saya." Ada banyak orang percaya yang bereaksi sama seperti ini saat menerima salah kembalian yang menguntungkan, atau saat menemukan uang terjatuh di jalan.

Ketika ia sampai di tempat tujuan ia pun berdiri sejenak di pintu, dan akhirnya memutuskan untuk mengembalikan uang pecahan itu kepada supir sambil berkata, "anda tadi kelebihan 25 sen memberi kembalian." Dan si supir kemudian tersenyum dan berkata: "anda kan pendeta baru di kota ini?" Si pendeta pun terkejut seraya mengiyakan. Lalu supir itu melanjutkan, "saya sedang mencari tempat yang tepat untuk menyembah Tuhan. Saya tadi ingin mencoba anda, apa yang akan anda lakukan jika mendapat kembalian lebih dari yang seharusnya. Baiklah kalau begitu, sampai ketemu hari Minggu." ucap sang supir sambil tersenyum. Pendeta itu pun kemudian tertegun dan berkata, "Ya Tuhan, saya hampir saja menjual AnakMu hanya untuk 25 sen." Ia bersyukur sudah mengambil keputusan yang tepat. 25 sen sangat kecil nilainya dan bagi dunia tidak berarti, tapi Tuhan menuntut kita untuk setia/jujur terhadap perkara tak peduli sekecil apapun. No matter how small it is. 

Tuhan menganggap penting bagi kita untuk terus bersikap jujur dalam kondisi,situasi apapun dan atas jumlah berapapun. Godaan-godaan seperti itu akan terus datang dalam hidup kita. Manusia cenderung mengabaikan untuk bersikap jujur ketika ada keadaan yang menguntungkan dirinya seperti mendapat kembalian lebih ketika berbelanja misalnya. Kita berpikir, "Ah biar saja, siapa suruh salah ngembaliin? Bukan salah saya, itu resiko dia." itu bisa muncul dipikiran kita untuk membuat kita terjebak melakukan hal yang salah. Atau, kita senang sekali saat melihat ada uang terjatuh di sebuah tempat. Bukannya berusaha mencari tahu siapa yang punya atau memberikan kepada petugas atau pegawai, kita langsung buru-buru mengambil sebelum keburu diambil orang lain, dan sebagai pembenaran, kita bilang itu dari Tuhan.

Yang saya percaya, Tuhan tidak akan pernah memberi hadiah yang merugikan orang lain. Sebagai pemiliki segalanya, Dia tidak perlu melakukan itu. Atau, kita menganggap mark-up atau menaikkan harga saat diminta membeli sesuatu oleh perusahaan atau badan dimana kita bekerja itu wajar. Uang rokok, uang kopi, uang lelah, uang jalan, dan entah apa lagi nama yang diberikan supaya kelihatan tidak masalah. Meski jumlahnya relatif kecil sekalipun, itu tidak dibenarkan. Dan sekecil apapun,sebuah dosa tetaplah dosa. A sin is always a sin. No matter how small it is.

Masalah kepercayaan merupakan hal yang krusial bagi kehidupan manusia. Apakah ada perusahaan yang mau mempekerjakan pegawai yang hobi nyuri meski kecil-kecilan? Atau, adakah diantara kita yang mau punya teman yang seperti itu? Saya yakin tidak. Kalau bagi manusia kepercayaan itu penting, apalagi di mata Tuhan. Tuhan tentu tidak menciptakan maling-maling kecil apalagi besar. Itu bertentangan dengan buah pikiranNya saat menciptakan manusia secara istimewa dengan mengambil rupaNya sendiri. Dia memberi hati, pikiran, nalar dan akal budi, Dia bahkan membekali kita dengan hati nurani yang bisa menjadi saranaNya untuk mengingatkan kita, juga memberi Roh Kudus agar kita bisa selamat dalam perjalanan hidup sampai akhir. Atas semua ini, seharusnya bukan saja kita bisa menjadi orang-orang yang setia pada perkara kecil, tapi seharusnya kita pun bisa menjadi teladan akan hal itu.

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...