Saturday, February 24, 2018

Baju Zirah Pelindung Diri (2)

(sambungan)

Selanjutnya mari kita lihat tentang iman. Apakah iman itu? Dalam Ibrani 11:1 kita bisa menemukan jawabannya. "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." Ketika kita berhadapan dengan segala ketidakpastian akan sesuatu yang belum terjadi, bukankah sebuah jaminan kepastian lewat iman sangat kita butuhkan? Bayangkan bagaimana bahayanya hidup tanpa iman. Kita akan mudah diombang-ambingkan dan disesatkan oleh begitu banyak tipu muslihat iblis. Tanpa iman kita akan terus hidup penuh kekuatiran, rasa takut, dan sejenisnya. Tanpa iman kita akan sulit untuk melangkah, atau akan kerap salah langkah. Tanpa iman kita tidak punya jaminan akan perlindungan atau penjagaan Tuhan. Jangankan perlindungan, tanpa iman kita akan begitu mudah goyah karena kita tidak yakin ada Tuhan yang kuasaNya dia atas segalanya di atas sana. Hidup dicekam rasa takut, hidup yang tersesat, hidup yang dipenuhi salah langkah, hidup yang mudah menyerah pada provokasi si jahat, hidup yang mudah disesatkan, semua ini akan menyerang kita dengan gampang jika kita hidup tanpa atau kurang iman.

Dari uraian di atas, tepatlah bahwa iman dan kasih dikatakan sebagai baju zirah yang mampu melindungi kita dalam berperang melawan keinginan daging maupun provokasi, tipuan dan serangan si jahat.

Pada bagian lain Paulus kembali mengutip baju zirah ketika ia menggambarkan perlengkapan senjata Allah. "Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan.." (Efesus 6:14). Kalau Kepada jemaat Tesalonika Paulus menggunakan contoh baju zirah sebagai gambaran iman dan kasih, kepada jemaat Efesus Paulus mempergunakan baju zirah untuk menggambarkan keadilan sebagai salah satu perlengkapan senjata Allah untuk melawan kuasa iblis.

Mengenai keadilan, Firman Tuhan dalam kitab Ulangan pun berbicara jelas akan hal ini. "Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar. Semata-mata keadilan, itulah yang harus kaukejar, supaya engkau hidup dan memiliki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu." (Ulangan 16:19-20).

Baju zirah pada jaman dahulu dipakai untuk berperang. Lalu bagaimana dengan hari ini? Apakah kita diminta untuk berperang pula melawan sesama manusia? Tentu tidak. Kita tidak pernah disuruh memusuhi apalagi memerangi orang lain. bahkan kita diminta untuk mengasihi musuh alias orang-orang yang berlaku tidak adil, jahat dan menindas kita.

Apa yang kita perangi bukanlah manusia melainkan bala tentara iblis. Itulah yang disampaikan Paulus saat menyampaikan tentang perlengkapan senjata Allah. Sekali lagi, bukan disuruh melawan manusia tapi menghadapi bala tentara iblis. "Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:11-12).

Saya memakai istilah bala tentara iblis, karena tampaknya iblis pun punya sebuah struktural pemerintahan mulai dari tingkat pemerintah, penguasa, penghulu dan roh-roh jahat yang beterbangan di udara. Secara struktural iblis bisa memasang perangkap, menipu, menjebak dan memutar-balikkan kebenaran dalam banyak tingkatan dan cara. Dimanapun ada celah yang kita buka atau lengah kita jaga, disana iblis akan masuk menghancurkan kita.

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...