=====================
"Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa."
Saya selalu meletakkan senter dan lilin pada satu tempat yang sama, supaya apabila listrik tiba-tiba padam saya tahu harus bergerak kemana untuk bisa mendapatkan cahaya. Kalau letaknya berpindah-pindah tentu akan sulit untuk mencari senter dan lilin ini ketika sekeliling sudah gelap gulita. Dahulu saya tidak begitu mempedulikan letak sumber penerangan alternatif ini. Saya pikir, nanti pelan-pelan dicari juga pasti nemu. Tapi pada suatu kali saat aliran listrik mendadak mati, saya kerepotan mencari senter atau apapun yang bisa menerangi ruangan. Karena kurang hati-hati, saya tidak sengaja menyenggol gelas. Gelasnya jatuh dan pecah di atas kaki saya. Luka kena pecahan kaca, dan kemudian tidak bisa bergerak karena saya tidak mau menginjak pecahan kaca. Sejak saat itu saya selalu memastikan agar senter dan lilin ada pada tempat yang mudah dijangkau dan diingat.
Kegelapan membuat kita tidak bisa melihat. Itu bisa mendatangkan bahaya, seperti gelas yang jatuh dan pecah di kaki saya tadi. Dalam kehidupan rohani kita, kegelapan yang menggantikan terang juga bisa membawa kita masuk dalam bahaya. Ada banyak dosa yang siap masuk dan merusak tatanan kehidupan yang selama ini sudah susah payah kita bangun. Apa yang harus kita lakukan adalah jangan memberi peluang bagi kegelapan, melainkan tetaplah hidup sebagai anak-anak terang. Kegelapan sekelam apapun tidak akan pernah bisa menang melawan seberkas cahaya. Semakin gelap sebuah tempat, semakin terang pula cahaya disana. Jika anda menyalakan senter di saat lampu menyala atau di siang hari, tentu cahaya senter itu tidak begitu jelas terlihat. Akan tetapi saat senter dipakai dalam ruang gelap, terang cahayanya akan dengan seketika mengalahkan gelap.
Seringkali dosa mulai masuk menguasai kita saat kita mulai kehilangan kasih. Semakin hilang kasih dalam diri kita, maka kita pun akan semakin terekspos pada berbagai perbuatan dosa. Dengan kasih kita bisa mengampuni, tanpa kasih kita membenci dan mendendam. Dengan kasih kita bisa berbahagia atas kebaikan yang dialami orang lain, tanpa kasih kita menjadi iri, sirik dan dengki. Dengan kasih kita memberi, tanpa kasih kita merampas. Lihatlah bahwa pada saat kasih sirna dari diri kita, kita pun terekspos pada begitu banyak perbuatan dosa. Bahayanya, semua contoh ini hanyalah awal dari datangnya dosa-dosa yang lebih parah yang pada akhirnya mendatangkan maut. Dari iri kita kemudian melakukan kejahatan, dari membenci kita kemudian berusaha menyakiti atau menghancurkan, dari merampas kita kemudian menghancurkan hidup orang lain. Dari satu dosa ke dosa berikutnya, demikian seterusnya sampai jurang maut siap menelan kita.
Jika anda memanaskan air untuk membuat segelas teh atau kopi, anda harus segera menuangnya ke gelas setelah mendidih agar anda bisa membuat minuman dengan baik. Apabila setelah mendidih anda diamkan atau biarkan selama beberapa waktu, air akan kehilangan kehangatannya dan menjadi dingin. Jika anda membuat makanan yang nikmat dimakan pada saat panas atau hangat seperti sop atau soto, kenikmatannya akan berkurang jika tidak langsung dimakan begitu dihidangkan.
Kasih yang ada dalam diri kita pun seperti itu. Jika dibiarkan saja, kasih lama-lama bisa menguap, kehilangan kehangatannya lalu menjadi dingin. Apa yang menyebabkan kasih bisa menjadi dingin? Yesus mengatakan: "Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin." (Matius 24:12). Yesus mengingatkan bahwa menjelang kesudahan dunia akan semakin banyak kedurhakaan. Kejahatan merajalela di mana-mana, kesesatan tumbuh subur. Dan berbagai hal itu akan mengakibatkan kasih kebanyakan orang menjadi dingin. Bukankah itu yang terjadi hari ini? Kasih digantikan kebencian yang bermanifestasi pada banyak perbuatan jahat. Bangsa yang tadinya dikenal ramah ternyata menyimpan api dalam sekam, yang saat ini membakar semua topeng sehingga menampilkan wajah aslinya. Kebencian, dendam kesumat, berpesta diatas penderitaan orang, keinginan untuk menyakiti, menyiksa bahkan membunuh, semua tampil di permukaan tanpa tedeng aling-aling.
Lihatlah saat kasih menjadi terus semakin dingin, orang semakin mengarah pada berbagai perbuatan jahat, dimana dosa berkuasa di atasnya. Terang kasih berganti kuasa kegelapan. Orang bisa berubah dengan seketika saat kasih lenyap dari hidup mereka. Hari ini kita dengan mudah melihat contohnya dari orang-orang di sekitar kita.
Kasih menguap, menjadi dingin. Ada yang memang masih suka menyatakan kasih sayangnya seringkali terbatas pada slogan saja, hanya disinggung dan dibicarakan, tapi semakin jarang diaplikasikan dalam kehidupan secara nyata. Kita sering terbawa kebiasaan dalam dunia, mengacu pada teori ekonomi semata berdasarkan prinsip untung rugi. Kalau mau membantu kita melihat dahulu keuntungan apa yang bisa kita peroleh atau motivasi-motivasi lain, bukan lagi didasarkan kasih. Terhadap Tuhan pun sama. Kasih pada Tuhan tergantung pada pemenuhan atau dikabulkannya permintaan. Kalau situasi baik, Tuhan baik, maka kita menyatakan kasih. Tapi kalau sebaliknya yang terjadi, banyak yang langsung kecewa dan berpaling dengan cepat. Kalau kita biasakan perilaku ini, maka kasih yang semakin dingin akan membuatnya kehilangan kekuatan dan kita pun beresiko untuk terperangkap pada berbagai bentuk dosa.
(bersambung)
No comments:
Post a Comment