Monday, February 12, 2018

The Man of Integrity (2)

(sambungan)

Mari kita lihat sebuah kisah pada masa hidup Salomo dan Daud. Di masa mudanya, Salomo menunjukkan bentuk hidup yang menaati ketetapan-ketetapan Daud dengan perbuatan-perbuatan yang mencerminkan kasihnya kepada Tuhan. Tuhan terkesan dengan sikapnya, dan pada suatu kali menampakkan diri kepada Salomo saat ia tengah berada di Gibeon untuk mempersembahkan korban.

Bukan hanya menampakkan diri, tapi Tuhan juga memberi hadiah sangat istimewa buat Salomo dengan berjanji akan memenuhi apapun permintaan Salomo. Ini dicatat dalam kitab Raja Raja pasal 3. Sebuah kesempatan langka yang sungguh luar biasa.

Bagaimana reaksi Salomo? "Lalu Salomo berkata: "Engkaulah yang telah menunjukkan kasih setia-Mu yang besar kepada hamba-Mu Daud, ayahku, sebab ia hidup di hadapan-Mu dengan setia, benar dan jujur terhadap Engkau; dan Engkau telah menjamin kepadanya kasih setia yang besar itu dengan memberikan kepadanya seorang anak yang duduk di takhtanya seperti pada hari ini." (1 Raja Raja 3:6).

Perhatikan hebatnya sikap Salomo. Meski Salomo bisa meminta sesuatu yang instan yang dipandang dunia merupakan ukuran kebahagiaan seperti harta, rumah mewah, status dan lain-lain, Salomo sama sekali tidak meminta itu. Yang ia minta justru sesuatu yang mungkin luput dari daftar permintaan manusia pada umumnya, yaitu hikmat.

Ketika berhadapan dengan kesempatan seperti itu, kita bisa tahu apa isi dan bagaimana kondisi hati kita dari apa yang kemudian kita minta.

Untuk apa Salomo minta hikmat? Ia minta hikmat bukan untuk kepentingan dirinya tapi supaya  ia bisa menjadi raja yang adil dan bijaksana agar ia sanggup menengahi berbagai problema rakyatnya dan memiliki kemampuan untuk menimbang mana yang baik dan jahat. Kita tahu bahwa Tuhan kemudian bukan cuma mengabulkan permintaan Salomo sehingga ia menjadi orang paling berhikmat di muka bumi ini sepanjang masa, tapi juga memberikan kekayaan dan kemuliaan yang sebenarnya tidak ia minta.

Ada hal menarik yang bisa kita dapatkan dari jawaban Salomo. Saat ia menjawab pemberian Tuhan ini ternyata ia mengacu kepada integritas ayahnya, Daud, yang ia lihat sendiri mendatangkan kasih setia Tuhan dengan sangat besar seperti yang bisa kita baca dalam ayat 1 Raja Raja 3:6 di atas.

Seperti apa sebenarnya bentuk integritas Daud yang dilihat oleh Salomo? Mari perhatikan kembali ayat tadi, maka disana ada tiga elemen dari integritas yang disebutkan Salomo sebagai gaya hidup atau sikap ayahnya, yaitu:
1. setia
2. benar
3. jujur

Lewat Daud, Salomo bisa melihat langsung bukti bahwa orang yang menghidupi ketiga elemen penting ini akan mendapatkan kasih setia Tuhan yang besar, dan itu dikatakan pula merupakan sebuah jaminan dari Tuhan. Setia, benar dan jujur merupakan elemen yang akan membentuk sebuah karakter berintegritas tinggi yang akan pula menuai segala kebaikan dari Tuhan. Dari apa yang Salomo lihat dan pelajari lewat ayahnya, Salomo tahu bahwa ketiga elemen ini membentuk pribadi berintegritas tinggi yang bisa membuat pelakunya mendapat keistimewaan di hadapan Tuhan.

Sebuah pertanyaan muncul. Apakah Daud menyadari pentingnya hal ini sehingga ia menghidupinya secara nyata dengan sungguh-sungguh? Adakah ayat dimana Daud menyebutkan hal itu? Jawabannya: Ada. Pandangan Daud akan pentingnya sebuah integritas, sebuah kebenaran yang ia dapatkan sehingga ia bisa teguh mengamalkan elemen-elemen integritas ini dalam hidupnya terangkum dalam Mazmur 15.

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...