(sambungan)
Berapa jauh jarak tempuh Paulus dalam masa pelayanannya? Ada penelitian yang menyebutkan bahwa berdasarkan semua catatan perjalanannya mengunjungi berbagai kota, perjalanan Paulus mencapai lebih dari 10 ribu mil (setara dengan 16 ribu lebih kilometer). It wasn't a fun ride. Itu bukan perjalanan santai dan menyenangkan, sebaliknya merupakan perjalanan berat penuh penderitaan dan kesakitan. Itu bukanlah environment atau lingkungan maupun keadaan ideal bagi orang untuk bisa tampil menjadi teladan.
Kalau perjalanan panjang untuk menyampaikan kabar keselamatan yang dianugerahkan lewat Kristus saja sudah berat, perhatikan pula fakta yang tertulis di dalam Alkitab bahwa ia masih harus bekerja demi membiayai keperluan pelayanannya. Bisa kita bayangkan bagaimana beratnya perjuangan Paulus. Cobalah letakkan diri kita pada posisinya, mungkin kita langsung stres, depresi dan sebagainya diterpa kelelahan dan tekanan dalam menghadapi hari demi hari. Atau mungkin saja kita merasa kecewa dan tawar hati karena apa yang dialami berbeda dengan yang diharapkan. Dan bagi mereka yang pamrih dalam melayani, yang menganggap mereka harus dapat fasilitas mewah kelas satu sebagai hamba Tuhan, mereka bisa kepahitan kalau harus mengalami situasinya Paulus.
Tapi Paulus bukanlah orang yang punya mental seperti itu. Ia tahu diatas segalanya anugerah keselamatan yang ia terima merupakan sebuah anugerah yang luar biasa besar sehingga ia ingin melihat banyak orang lagi bisa mengikuti jejaknya. Ia memang berkeliling menyampaikan berita keselamatan, tetapi yang jauh lebih penting adalah ia mencontohkan sendiri aplikasi kebenaran dalam hidup lewat cara hidupnya, meski apa yang ia harus hadapi atau jalani sungguh berat dan sulit. Ia benar-benar menghayati keselamatan yang diperolehnya dengan penuh rasa syukur dan mempergunakan seluruh sisa hidupnya secara penuh hanya untuk Tuhan.
Dalam menjalankan misinya Paulus mengalami banyak hal yang mungkin akan mudah membuat kita kecewa apabila berada di posisinya. Tetapi tidak demikian dengan Paulus. Lihatlah apa yang ia katakan: "Sampai pada saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara, kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah." (1 Korintus 4:11-13a). Itu jelas menunjukkan sebuah keteladanan luar biasa. Ia tetap memberkati walau dimaki, ia tetap sabar saat dianiaya, ia tetap ramah saat difitnah.
Itu berbanding terbalik dengan paradigma banyak orang hari ini yang menuntut pelayanan kelas satu saat melayani. Menuntut dilayani saat melayani, terdengar aneh bukan? Tapi itulah yang sering terjadi saat ini. Dan mereka ini malah merasa sudah menjadi teladan. Paulus menunjukkan seperti apa melayani itu seharusnya, dan yang ia lakukan bukan hanya sebatas pengajaran lewat perkataan saja melainkan ia tunjukkan langsung dengan perbuatan nyata. Kita bisa melihat sendiri bagaimana karakter dan sikap Paulus dalam menghadapi berbagai hambatan dalam pelayanannya. Apa yang ia ajarkan semuanya telah dan terus ia lakukan sendiri dalam kehidupannya. Oleh sebab itu pantaslah jika Paulus berani menjadikan dirinya sebagai teladan seperti ayat bacaan kali ini.
Saya yakin Paulus mendapatkan inspirasi dari keteladanan Yesus. Dalam masa hidupNya yang singkat di muka bumi ini, Yesus juga menunjukkan hal yang sama. Segala yang Dia ajarkan telah Dia contohkan secara langsung pula. Lihatlah sebuah contoh dari perkataan Yesus sendiri ketika ia mengingatkan kita untuk merendahkan diri kita menjadi pelayan dan hamba dalam Matius 20:26-27. Yesus berkata: "sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (ay 28).
Apa yang diajarkan Yesus telah Dia perbuat langsung secara nyata. Ketika Yesus berkata "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu." (Yohanes 15:12), kita secara jelas bisa melihat sebesar apa kasihNya kepada kita. Yesus mengasihi kita sebegitu rupa sehingga Dia rela memberikan nyawaNya untuk menebus kita semua. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya." (ay 13). Yesus sudah membuktikan itu dengan nyata lewat karya penebusanNya.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment