(sambungan)
Tuhan tahu bahwa kedagingan kita begitu mudah tergiur untuk mengalir dengan aliran kebiasaan dunia. Dia tahu permasalahan kita yang terutama, yaitu meskipun roh kita sudah dilahirkan baru yang mampu menjangkau Tuhan, tetapi daging kita juga tidak kalah terlatih untuk selalu cenderung mengembalikan kita kepada hawa nafsu dan keinginan yang menjatuhkan kita kembali ke dalam dosa. Karena itu kita dianugerahkan Sang Penolong, yaitu Roh Kudus yang dapat membimbing roh kita agar dapat berkuasa dalam diri kita melebihi kedagingan. Tanpa itu, kita akan terus menerus kalah oleh hal-hal yang meliputi daging.
Biarkanlah Roh yang berkuasa dalam hidup kita. Berdoalah dalam Roh. Itu senjata yang ampuh untuk mengatasi keinginan daging. Berdoa dalam Roh akan selalu mampu untuk menguatkan roh kita, terus membangun diri kita hingga kita mampu mengatasi kelemahan kita atau menaklukkan segala kedagingan. Bahkan doa dalam Roh juga mampu menyampaikan berbagai hal yang tidak terucapkan. "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan." (Roma 8:26).
Itu bisa kita miliki sebagai anugerah dari Tuhan, yang ingin kita mampu mengatasi kelemahan yang paling utama dalam diri kita agar tidak terpisah dariNya. Tuhan tidak mau satupun dari kita binasa, Dia rindu kita semua selamat dan berada bersama denganNya, dan Roh Kudus hadir untuk membimbing kita senantiasa hingga kerinduan Tuhan itu bisa terjadi atas diri kita semua.
Tidak ada jalan lain selain memperkuat hubungan kita dengan Tuhan, memastikan agar roh kita terhubung dengan Roh Tuhan dan kemudian memiliki hidup yang berpusat atau dikuasai oleh Roh, bukan oleh daging. Daging itu lemah, rentan disusupi godaan dan tipu muslihat dari kegelapan. Daging menjanjikan kenikmatan dan akan terus menuntut pemenuhan akan hal itu. Daging mencarinya di dunia karena keinginan daging itu sesungguhnya berasal dari dunia dan bukan dari Allah. Sementara roh itu penurut, tidak mencari pemenuhan kenikmatan seperti halnya daging melainkan selalu mencari tahu apa kata Tuhan.
Masalahnya, karena daging memang lemah, daging seringkali menjadi titik serang si jahat dan menjadi pintu masuk berbagai perbuatan dosa. Daging yang lemah bisa cepat berkuasa atas diri seseorang karena kerap mendatangkan rasa nikmat dan mendatangkan kepenuhan menurut standar dunia. Kalau kita terjebak akan hal ini, kita tidak lagi hidup dalam Roh, tidak lagi hidup dipimpin oleh Roh dan kebenaran melainkan dalam atau sesuai dengan prinsip dunia. Itu akan membuat kita gagal menerima kasih karunia Allah akan keselamatan, gagal menggenapi rencanaNya yang indah dan segala kebaikan yang datang daripadaNya. Alangkah sayangnya kalau kesempatan besar yang sudah dibuka oleh Tuhan sendiri lewat pengorbanan luar biasa besar kita tolak hanya karena kita hanya mencari kepuasan daging yang hanya sesaat.
Godaan akan selalu datang. Itu tidak bisa kita hindari, namun bisa kita atasi. Jangan tertidur, tapi tetaplah berjaga-jaga dan sadar. (1 Tesalonika 5:6). Selalulah tekun untuk berjaga-jaga dan berdoa, dan lengkapi diri kita senantiasa dengan pedang roh, yaitu firman Tuhan. Jangan biarkan kedagingan yang lemah mengambil alih dan berkuasa atas hidup kita, tundukkanlah di dalam Roh yang penurut.
Hiduplah dalam kuasa Roh agar kedagingan yang lemah tidak menguasai kita
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment