Saturday, April 21, 2018

Keteladanan dalam Titus Pasal 2 (1)

Ayat bacaan: Titus 2:7
================
"Dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik."

Belakangan ini kita sudah belajar mengenai pentingnya menjadi teladan. Dalam banyak kesempatan baik dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, perihal menjadi teladan berulang kali disampaikan. Contoh keteladanan yang menginspirasi generasi selanjutnya juga bisa kita dapatkan lewat kehidupan nyata para tokoh seperti misalnya Salomo yang belajar dari keteladanan ayahnya Daud. Atau Yosua yang belajar dari Musa. Sayangnya tidak banyak yang cukup peduli akan hal ini. Banyak yang hanya mengejar keselamatan untuk dirinya sendiri tanpa memikirkan pentingnya menjadi teladan yang bisa menginspirasi dan membawa orang lain untuk turut masuk ke dalam kasih karunia keselamatan. Kalau itu sudah lumayan meski masih perlu ditingkatkan ke level selanjutnya, lihatlah ada begitu banyak orang yang masih enggan meninggalkan segala kenikmatan daging yang ditawarkan dunia dengan segala penyesatannya. Banyak orang yang dalam hidupnya terus mempertentangkan antara kesenangan dan kenikmatan dengan hidup sesuai Firman yang dianggap menghalangi mereka untuk merasakan itu.

Kalau itu yang terjadi, berarti bagi mereka ini kehidupan sesuai Firman dianggap tidak menarik, mengekang dan tidak menyenangkan. Tidaklah heran apabila mereka tidak kunjung mau untuk membenahi hidup agar seturut kehendak Allah, yang dengan sendirinya tidak akan pernah bisa menjadi teladan dalam hal iman dan kebenaran.

Ada beberapa pertanyaan yang muncul, dan akan mendasari isi dari renungan kali ini. Apakah benar hidup melakukan Firman Tuhan dan menjadi teladan itu membosankan, tidak menarik, jauh dari menyenangkan dan nikmat? Kemudian, jika itu yang kita rasakan, bagaimana agar paradigma kita bisa berubah? Lalu selanjutnya, ada banyak orang juga yang tidak tahu harus mulai dari mana dan melakukan apa agar bisa menjadi pribadi-pribadi yang layak diteladani. Hidup sesuai Firman, menghidupi dan melakukan Firman, oke. Tapi ada tidak langkah-langkah yang lebih spesifik supaya saya bisa mulai menata diri, setidaknya supaya saya bisa tahu harus mulai dari mana? Itupun menjadi pertanyaan tersendiri buat yang kebingungan karena merasa menghidupi Firman terlalu jauh untuk bisa dicerna.

Dalam renungan kemarin saya sudah mengikut-sertakan sebuah ayat dari surat Titus pasal dua. Hari ini saya angkat ayat tersebut sebagai ayat bacaan. Tapi kita akan melihat lebih luas lagi dari perikop dimana ayat ini berada, yaitu Titus 2:1-10.

Bagi saya, perikop dalam Titus pasal 2 ini sangat menarik. Salah satu alasannya adalah, siapapun anda, apakah pria atau wanita, dewasa atau muda, menikah atau masih single, apapun pekerjaan anda, anda termasuk di dalam Titus pasal 2. Whoever you are, you are somewhere in it. Dan buat anda, ada instruksi dari Tuhan yang bisa ditemukan disini. Instruksi itu menyangkut standar karakter dan perilaku yang akan membuat anda menjadi pribadi berkenan di hadapan Tuhan dan dengan sendirinya akan mampu menjadikan anda teladan dalam hal hidup yang sesuai dengan prinsip Kerajaan.

Sebelum saya lanjutkan, ada baiknya kita lihat dulu selengkapnya isi perikop ini.

Tetapi engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat: (1)
Laki-laki yang tua hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan. (2)
Demikian juga perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap mengajarkan hal-hal yang baik (3)
dan dengan demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya, (4)
hidup bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang. (5)
Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal (6)
dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, (7)
sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita. (8)
Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, (9)
jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita. (10)

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...