Sunday, April 22, 2018

Keteladanan dalam Titus Pasal 2 (2)

(sambungan)

Kita akan sulit merasa tertarik akan sesuatu apabila kita tidak tahu tujuannya. Kalau kita tidak tahu kenapa Tuhan memberikan instruksi, petunjuk atau panduan ini, apa gunanya bagi hidup kita, maka kita tidak akan tertarik untuk mengadopsi dan mengaplikasikannya dalam hidup kita, dan dengan sendirinya itulah yang akan kita sampaikan pada orang lain, yaitu bahwa ajaran Tuhan tidak menarik bagi kita. Jika bagi kita saja sudah tidak menarik, apalagi bagi mereka yang belum mengenalNya yang ada di sekitar kita.

Jadi, saat kita terus berusaha terus lebih dalam dan jauh membangun komitmen pada Kristus dalam hati kita, dalam proses kita untuk mengikuti ajaranNya lebih jauh lagi, mematuhi prinsip-prinsip Allah, kita menunjukkan bagaimana kehidupan kita menjadi indah dan penuh sukacita yang akan nyata terlihat oleh orang lain lewat perilaku kita yang berpusat pada Firman. Dan saat itu kita lakukan, kita bisa menginspirasi orang untuk mengenal lebih jauh jalan Tuhan melalui Kristus sebagai sesuatu yang menarik.

Ayat pertama dalam Titus pasal dua berisikan seruan agar kita memberitakan apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat. Ajaran yang sehat adalah ajaran yang sesuai dengan nilai-nilai kebenaran, yang tentunya tidak akan cukup jika hanya sebatas ucapan saja melainkan harus disertai contoh lewat perbuatan nyata. Ini merupakan hal pertama yang harus diingat bagi orang percaya yang ingin menata kehidupannya sebagai pelaku Firman.

Sekarang mari kita lihat apa pesan atau instruksi yang diberikan pada masing-masing kita, dimulai dari pria.

"Laki-laki yang tua hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan." (ay 2).

Pria yang (lebih) tua atau dewasa, hidupilah poin-poin diatas. Yang dimaksud dengan hidup sederhana bukan hanya tidak terjebak dalam gaya hidup foya-foya tapi juga kemampuan menahan dan menguasai diri. Ini adalah komitmen hidup yang secara sadar menggunakan Firman Tuhan untuk mengembangkan pikiran dan perasaan dalam kendali yang benar, karena itu akan membuat hidup juga akan terkendali dengan benar. Kalau kita biarkan hal-hal yang tidak baik mencemarkan pikiran dan perasaan kita, kita bisa terjebak pada banyak hal buruk yang pada suatu titik tidak lagi atau sudah sulit untuk dikendalikan. Saat kita tidak lagi pegang kendali, hidup kita bisa dikuasai oleh berbagai keinginan daging yang pada akhirnya akan menjerumuskan kita ke dalam maut.

Lantas, para pria dewasa dituntut untuk hidup terhormat. Orang yang hidup terhormat adalah orang berintegritas yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran. Orang yang suka menipu alias tidak jujur, suka mencuri, bersikap kasar, tidak menjaga mulut, yang tidak sesuai perkataan dengan perilaku dan gemar melakukan berbagai kecemaran tentu saja sulit untuk kita anggap terhormat. Orang yang hidup terhormat memiliki rasa hormat yang mendalam kepada Tuhan, menyembahNya dalam Roh dan kebenaran. Orang yang terhormat akan tahu mengatur setiap sikapnya.

Bijaksana, artinya hidup dengan tingkah laku sesuai pikiran (akal budi) yang sehat, menimbang segala sesuatu dengan adil dan matang, sehingga keputusan-keputusan yang diambil tidak serampangan atau sembarangan. Orang yang bijaksana tidak mudah terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang buruk atau bahkan jahat, orang bijaksana akan mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. Dan ini juga menjadi instruksi wajib bagi pria yang sudah dewasa.

Sehat dalam iman, artinya hidup berpegang pada ajaran yang benar dari Allah. Orang yang sehat imannya adalah orang yang memiliki iman kokoh dan kuat, tidak mudah goyah saat berhadapan dengan masalah. Orang yang sehat imannya memiliki kepercayaan yang teguh pada Tuhan, tidak mudah bimbang, kuatir atau gentar dalam menjalani hidup.

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...