Tuesday, April 24, 2018

Keteladanan dalam Titus Pasal 2 (4)

(sambungan)

Lantas seperti halnya pada para pria dewasa, wanita juga diharapkan bisa hidup bijaksana dan menjaga kesuciannya, artinya menjauhi hal-hal yang menimbulkan kecemaran. Kemudian juga rajin atau cakap dalam mengurus rumah tangganya, menunjukkan kepatuhan pada suami, dan dikatakan itu harus dilakukan supaya Firman Tuhan jangan sampai dihujat orang.

Dalam Efesus 5 Paulus menyatakan hal yang sama mengenai bagian dari suami dan istri untuk mengalami hubungan keluarga yang harmonis. Istri diminta tunduk kepada suami seperti pada Tuhan, sedang suami diwajibkan mengasihi istri pada level seperti Kristus telah mengasihi kita dan menyerahkan diriNya untuk menebus kita semua.

Seringkali perpecahan dalam keluarga terjadi karena suami dan istri melanggar aturan ini. Istri tidak mau menurut dan terus melawan, menekan suami, sedang suami bertindak otoriter, kasar atau malah melimpahkan kasihnya di luar sana pada orang lain.

 Menariknya, meski ayat ini sudah 2000 tahun lebih dan tidak sulit ditemukan, Paulus seakan tahu bahwa akan banyak sekali orang yang tidak mengatahuinya dan kemudian gagal membangun mahligai rumah tangga yang berbahagia. Dan Paulus pun menyebutkannya sebagai sebuah rahasia besar (ay 32), dan mengunci tulisannya mengenai hal ini dengan sebuah kesimpulan "Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya." (ay 33).

Selajutnya mari kita lihat instruksi buat para anak muda.

"Demikian juga orang-orang muda; nasihatilah mereka supaya mereka menguasai diri dalam segala hal dan jadikanlah dirimu sendiri suatu teladan dalam berbuat baik. Hendaklah engkau jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaranmu, sehat dan tidak bercela dalam pemberitaanmu sehingga lawan menjadi malu, karena tidak ada hal-hal buruk yang dapat mereka sebarkan tentang kita." (Titus 2:6-8)

Anak muda yang seringkali masih labil emosinya diminta agar bisa menguasai diri dalam segala hal, dan lihatlah, sejak muda kita sebenarnya sudah diminta untuk bisa menjadi teladan dalam berbuat baik. Jujur dan bersungguh-sungguh dalam pengajaran, itu artinya kita harus melakukan terlebih dahulu apa yang kita ajarkan. Lalu keteladanan itu diharapkan bisa mengajarkan orang mengenai integritas, martabat dalam sikap, tingkah laku, perbuatan dan perkataan. Orang yang memusuhi kita nantinya akan menjadi malu karena tidak ada hal buruk apapun yang bisa mereka katakan tentang kita.

Para pria yang lebih dewasa diharapkan bisa mendidik anak-anaknya, terutama pria untuk bisa menjadi bijaksana, mampu memiliki kontrol diri yang baik dan menjadi teladan sejak usia muda. Dan itu tidak cukup hanya dengan ucapan melainkan harus lewat contoh nyata. Para anak muda harus bisa belajar mengevaluasi setiap kejadian secara objektif dengan berdasarkan prinsip kebenaran. Tentu saja mereka harus dididik mengenai bahayanya penggunaan obat-obatan terlarang, menjauhi kebencian, prasangka, pola pikir destruktif dan berbagai perilaku buruk lainnya yang kerap dilakukan oleh anak-anak muda yang menjelang dewasa, menyiapkan mereka menjadi pribadi-pribadi berintegritas dan hidup benar sejak dini.

Terakhir, instruksi untuk hamba. "Hamba-hamba hendaklah taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada mereka, jangan membantah, jangan curang, tetapi hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita." (ay 9-10).

(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...