(sambungan)
Apa yang menyebabkan mereka bisa menjadi teladan dalam hal iman seperti itu? Ayat 1 Tesalonika 1:6 di atas memberitahu kuncinya. "Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus". Dalam versi Bahasa Indonesia Sehari-hari ayat ini berbunyi sebagai berikut: "Kalian mengikuti teladan kami dan teladan Tuhan. Meskipun kalian sangat menderita, kalian menyambut dengan gembira kabar yang kami beritakan kepadamu. Kegembiraan itu diberi oleh Roh Allah." Lihatlah bagaimana sikap hati mereka menerima kabar keselamatan. Mereka menerima berita keselamatan dengan sukacita, meneladani contoh yang diberikan Paulus dalam mengikut Yesus meski sedang berada dalam keadaan menderita.
Lihatlah ada transfer keteladanan pula yang terjadi disana. Yesus memberikan keteladanan mengenai prinsip Kerajaan semasa kedatangannya ke dunia. Tidak satupun yang Dia sampaikan tentang cara hidup yang benar menurut pandangan Allah yang tidak Dia lakukan secara nyata, termasuk mengenai kasih dan pengampunan yang standarnya jauh di atas standar dunia. Lalu keteladanan Yesus ini diaplikasikan Paulus dalam hidup dan pelayanannya. He set up examples as he went preaching everywhere. Dari keteladanan Yesus pada keteladanan Paulus. Lantas keteladanan itu menginspirasi orang-orang yang mendengar pemberitaannya sehingga mereka pun tumbuh menjadi teladan bagi orang lain. Bayangkan seandainya estafet keteladanan ini terus bergulir, transformasi besar bukan lagi hal yang mustahil. Dan, bayangkan apabila kita tidak menjadi teladan dan estafet itu berhenti pada diri kita, bukankah itu menyedihkan?
Perjalanan Paulus dan Silas hingga mencapai Yunani tidak mudah. Di wilayah Makedonia ini saja ia berulang kali mengalami penderitaan berat. Sebelum mereka menjejakkan kakinya di kota Tesalonika, mereka sempat disiksa, dipenjara dan dipasung di Filipi. Kisah penyekapan dan pasung yang kemudian berujung pertobatan kepala penjara ini bisa kita baca dalam Kisah Para Rasul 16. Lantas di Tesalonika mereka harus berhadapan dengan orang-orang Yahudi yang iri dan memprovokasi preman pasar hingga menyebabkan huru-hara, seperti yang terjadi di negara kita hari-hari ini.
Begitu banyak penderitaan, tetapi Paulus dalam suratnya buat jemaat Tesalonika jelas-jelas tidak bereaksi negatif dalam menyikapi kondisi tersebut. Keteladanan menginspirasi yang ditunjukkan oleh jemaat Tesalonika ternyata menyenangkan hatinya. Paulus berkata: "Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita. Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu." (1 Tesalonika 1:2-4).
Rasa syukur, itulah yang dirasa Paulus terhadap jemaat di Tesalonika ini. Dia mendengar langsung bagaimana keteladanan jemaat ini sanggup mencapai propinsi sebelahnya yang jaraknya jauh. Mengingat bahwa Paulus dan Silas hanya berada disana selama 3 minggu saja (3 kali sabat), tentu saja Paulus bersyukur bahwa Roh Kudus bekerja dalam pemberitaannya untuk membawa pertobatan bagi banyak orang Tesalonika sehingga kegerakan besar boleh terjadi disana. Hati mereka yang lembut dalam menerima kebenaran membuat masa tiga sabat cukup untuk membawa mereka lahir baru dan langsung tumbuh menjadi pribadi-pribadi teladan akan iman dalam Kristus.
(bersambung)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Menjadi Anggur Yang Baik (1)
Ayat bacaan: Yohanes 2:9 ===================== "Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak t...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment