Tuesday, April 10, 2018

Tetaplah Berdoa! (2)

(sambungan)

Kalau sibuk yang tak jelas itu tidak baik dan hanya buang waktu percuma, sibuk yang jelas tujuannya tentu saja baik. Tapi kita pun harus menyadari bahwa kesibukan kita bisa dimanfaatkan iblis untuk melemahkan dan membujuk kita agar semakin renggang dari Tuhan. Selain itu, berbagai kekuatiran kita terhadap kebutuhan-kebutuhan duniawi akan selalu menjadi celah yang bisa dipakainya untuk menjauhkan jarak kita dengan Tuhan. Segala kekuatiran dan ketakutan kita bisa menjadi awal kehancuran kalau kita tidak terbiasa menyerahkan segalanya ke dalam tangan Tuhan lewat doa-doa kita. Secara logika, orang percaya seharusnya mencari dan mengandalkan Tuhan saat menghadapi badai. Tetapi karena tidak sabar dan panik yang terjadi bisa sebaliknya. Apalagi kalau seseorang itu tidak terbiasa menjadikan doa sebagai bagian dari hidupnya.

Tuhan Yesus sendiri mengalami itu ketika Dia berpuasa 40 hari dan 40 malam dalam pencobaan di padang gurun. Setelah berpuasa selama itu, Yesus pun mulai merasa lapar. Di saat seperti itu, iblis pun mulai melancarkan serangan untuk mencobai dengan menawarkan segala hal yang mungkin bisa memuaskan kebutuhan-kebutuhan dari sisi manusiawi. "Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." (Matius 4:8-9).

Perhatikan, iblis bisa mengiming-imingi seperti itu, yang bisa saja mempengaruhi kita yang sedang lemah. Sepintas terlihat menjanjikan, tapi ujungnya maut. Kita bisa belajar bagaimana menyikapinya lewat reaksi Yesus. Yesus tidak tergoda dengan itu semua dan dengan tegas berseru: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (ay 10).

Dari kejadian tersebut kita bisa belajar untuk waspada agar jangan sampai segala kemewahan dan apa yang ditawarkan oleh dunia membuat kita buta secara rohani dan berhenti memikirkan perkara-perkara yang kekal, dimana tidak ada ngengat dan karat atau pencuri yang bisa merusaknya. (Matius 6:19-20). Jangan sampai kita menomorsatukan kebutuhan duniawi dan kemudian menomorduakan, mengabaikan atau bahkan meniadakan kebutuhan rohani kita. Kita bisa melihat dengan jelas bahwa iblis akan selalu berusaha memperdaya kita, tetapi semua itu tidak akan berhasil jika kita tetap memfokuskan diri untuk terus menyembah Tuhan dengan sungguh-sungguh secara teratur.

Memilih untuk menomorsatukan hal-hal lain selain Tuhan itu akan sama saja dengan menomorduakan Allah, dan itu bisa membawa kita ke dalam kebinasaan. "Tetapi jika engkau sama sekali melupakan TUHAN, Allahmu, dan mengikuti allah lain, beribadah kepadanya dan sujud menyembah kepadanya, aku memperingatkan kepadamu hari ini, bahwa kamu pasti binasa" (Ulangan 8:19).

Saat kita hidup tanpa atau kurang doa, otot-otot rohani kita lemah dan disaat seperti itu kita tidak akan cukup kuat menghadapi berbagai masalah dalam hidup, bahkan rentan menghadapi tipu muslihat si jahat. Pengambilan-pengambilan keputusan kita bisa kabur dan jauh dari yang benar kalau kita sulit mendengar suaraNya.

Jangan pernah lupa bahwa ada kuasa yang besar di balik doa. Lihatlah dalam Kisah Para Rasul 16 bagaimana hebatnya kuasa doa dan puji-pujian mampu membebaskan Paulus dan Silas dari keadaan terpasung dalam penjara, bahkan membawa pertobatan atas kepala penjara dan keluarganya. Ini hanyalah satu contoh dari begitu banyak bukti tentang kekuatan dan kuasa dalam doa baik di dalam Alkitab maupun lewat pengalaman dan kesaksian begitu banyak orang hingga hari ini.

Selanjutnya mari kita lihat apa yang disampaikan Yakobus. Ia menyampaikan: "Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa!" (Yakobus 5:13a). Doa akan berperan sangat besar untuk membawa pertolongan Tuhan turun atas diri kita, mengatasi hal yang paling tidak mungkin sekalipun.


(bersambung)


No comments:

Menjadi Anggur Yang Baik (5)

 (sambungan) Seringkali proses pengubahan ini seringkali tidak menyenangkan. Ada kalanya kita harus mengalami berbagai hal berat dan menyaki...